Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang berkomitmen akan menjadikan Desa Tenggulun, Kecamatan Tenggulun sebagai l...
Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang berkomitmen akan menjadikan Desa Tenggulun, Kecamatan Tenggulun sebagai lumbung padinya Aceh Tamiang. Hal itu didasari oleh adanya luas areal persawahan yang mencapai hampir 1000 hektar.
Upaya Pemkab Aceh Tamiang untuk menjadikan Desa Tenggulun sebagai lumbung padi juga disebabkan karena desa tersebut sangat berpotensi sebagai desa penghasil padi terbesar di Aceh Tamiang sesuai luasan hamparan sawah yang ada.
Upaya dimaksud juga sebagai wujud dukungan Pemkab Aceh Tamiang atas program Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Pusat terhadap pengembalian lahan kepada fungsinya sebagai cetak sawah penghasil pertanian sektor pangan yang kini dialih fungsikan menjadi kebun kelapa sawit oleh para petani.
Disisi lain, Pemkab Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan berusaha secara maksimal agar luasan persawahan di Kecamatan Tenggulun bisa lebih ditingkatkan sesuai target yang diprogramkan oleh Distanbunak setempat.
"Di Desa Tenggulun, areal persawahannya sangat luas, kita harapkan sawah di Tenggulun dan ditambah lagi dengan sawah di desa lain dalam Kecamatan Tenggulun bisa mencapai 1.100 hektar lebih. Kalau capaian ini bisa didapat, maka ini bisa mempermudah kita untuk meminta bantuan ke Provinsi Aceh maupun kepada Pemerintah Pusat," ujar Plt Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Aceh Tamiang, Yunus, SP saat acara peusijuk penebangan pohon kelapa sawit diatas cetak sawah di Tenggulun, Senin (1/7).
Disebutkan Yunus, target bantuan dari pemerinta Aceh dan Pusat tersebut merupakan bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian maupun bantuan alat-alat pertanian pada pra maupun pasca panen dalam bentuk benih maupun obat-obatan yang nantinya akan diserahkan melalui masing-masing kelompok tani.
"Petani juga membutuhkan benih padi, jagung dan kedelai (pajale) yang merupakan bagian program pemerintah yang harus kita galakkan dan kita terapkan didaerah kita. Semua kegiatan ini kan demi kemakmuran serta meningkatkan kesejahteraan taraf hidup petani kita," ujar Yunus.
Yunus mengatakan, program pajale dan gula sawit (gula yang diambil dari bahan baku batang kelapa sawit-red) juga merupakan upaya pemerintah dalam menunjang ekonomi rakyat disaat dan pasca pembongkaran pohon kelapa sawit sembari menunggu selesainya proses pembuatan cetak sawah.
Kemudahan yang bakal petani dapatkan pada program cetak sawah ini adalah bantuan untuk petani. Pemerintah akan membantu berbagai benih dan pupuk serta obat-obatan, sarana dan prasarana (sapras) dan alat mesin pertanian (alsintan) serta mengupayakan untuk menerbitkan sertifikat kepemilikan tanah yang selama ini belum dimiliki oleh pemilik cetak sawah.
"Jadi niat pemerintah dibalik memfungsikan cetak sawah ini adalah memakmurkan rakyatnya melalui pertanian disektor tanaman pangan dan memberikan status kepemilikan tanah secara sah melalui sertifikat," imbuh Yunus.
Dikatakan pula, melalui program cetak sawah ini, Desa Tenggulun merupakan daerah skala prioritas bagi Pemerintah dalam menyalurkan berbagai bantuan agar desa Tenggulun bisa menjadi ikon-nya Aceh Tamiang sebagai lumbung padi karena penghasil beras terbesar menuju Aceh Tamiang swasembada pangan.
Tambah Yunus lagi, kegiatan pengembalian fungsi cetak sawah yang diawali dengan penebangan pohon kelapa sawit. Pemerintah Provinsi Aceh melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) telah menggelontorkan anggaran sebesar 10 miliar rupiah yang diperuntukkan sebagai biaya rehab irigasi di Tenggulun.
"Seiring dengan kegiatan cetak sawah ini, Pemerintah Aceh sudah menyiapkan anggaran Rp 10 miliar untuk pekerjaan irigasi yang tidak lama lagi kegiatannya akan dimulai," tandas Yunus.
Yunus meyakinkan, Insha Allah, program cetak sawah Tenggulun tersebut tidak mungkin akan mengalami kegagalan atau putus dipertengahan jalan. Apalagi dalam kegiatan tersebut ada campurtangannya pihak TNI, ini dapat dibuktikan dengan adanya penandatangan perjanjian kerjasama antara Dinas Pertanian Aceh dengan Korem Lilawangsa sebagai pelaksana.
Yunus juga memberikan pemahaman kepada masyarakat melalui Media ini agar seluruh rakyat yang memiliki lahan cetak sawah tidak memiliki pemikiran negatif dengan menganggap program tersebut bakal menghadapi kegagalan. Sebab kata Yunus, sebelum Pemerintah memulai dan menetapkan program cetak sawah ini, Pemerintah telah melakukan kajian dan analisis terlebih dahulu terhadap dampak positif dan negatifnya program cetak sawah dimaksud. [] L24-002