Lentera 24.com | LANGSA -- Dosen Prodi Teknik Sipil Universitas Samudra (Unsam) Langsa mengadakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PK...
Lentera24.com | LANGSA -- Dosen Prodi Teknik Sipil Universitas Samudra (Unsam) Langsa mengadakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Seunebok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, dalam pembuatan batu bata tanpa pembakaran, namun berkualitas SNI.
Batu Bata tanpa bakar ini merupakan hasil penelitian dari dosen Teknik Sipil tahun 2018 dari hibah DIPA Unsam yang diterapkan kepada masyarakat sebagai unit usaha BUMG yang selama ini tidak efektif.
Tim PKM terdiri dari dosen Teknik Sipil Unsam, Faiz Isma ST MT dan Irwansyah ST MT, serta Dias Setianingsih SE MBA, dosen Manajemen Unsam selaku anggota II, dibantu dua mahasiswa Teknik Sipil, yaitu Salim dan Zulfadli.
Ketua tim PKM, Faiz Isma ST MT, kepada Serambinews.com, Senin (1/7/2019) mengatakan, pembuatan batu bata ini tidak menggunakan kayu untuk bahan pembakaran, serta tanah lempung sebagai bahan dasar pembuatan bata secara berlebihan.
Karena proses pembakaran dapat diganti dengan abu sekam padi sebagai limbah pertanian yang mudah diperoleh di kilang padi, khususnya di wilayah timur Aceh.
Selain itu, batu bata yang dihasilkan juga berstandar Nasional Indonesia (SNI), dimana proses pengeringan bata hanya butuh waktu 4 hari.
Sehingga, bata tanpa bakar ini lebih efisien jika dibandingkan dengan bata dengan proses bakar yang memerlukan waktu hingga 2 minggu dari proses cetak dan bakar.
"Pembuatan batu bata dengan metode tanpa bakar ini tidak perlu modal besar untuk penyediaan kayu sebagai bahan pembakarannya," jelasnya.
Sekdes Gampong Seuneubok Baro, Munzir, mengucapkan terimakasih kepada Tim PKM dari Universitas Samudra (Unsam) Langsa yang telah memberikan pelatihan ini.
Ia berharap kegiatan ini dapat berkelanjut pada pelatihan bidang tambak ikan, dimana saat ini pelaku tambak masih membeli pakan dari pabrik.
Selain itu warga juga berharap ada pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan pakan ikan dari sumber bahan lokal. [] SERAMBI
Foto : Serambi |
Tim PKM terdiri dari dosen Teknik Sipil Unsam, Faiz Isma ST MT dan Irwansyah ST MT, serta Dias Setianingsih SE MBA, dosen Manajemen Unsam selaku anggota II, dibantu dua mahasiswa Teknik Sipil, yaitu Salim dan Zulfadli.
Ketua tim PKM, Faiz Isma ST MT, kepada Serambinews.com, Senin (1/7/2019) mengatakan, pembuatan batu bata ini tidak menggunakan kayu untuk bahan pembakaran, serta tanah lempung sebagai bahan dasar pembuatan bata secara berlebihan.
Karena proses pembakaran dapat diganti dengan abu sekam padi sebagai limbah pertanian yang mudah diperoleh di kilang padi, khususnya di wilayah timur Aceh.
Selain itu, batu bata yang dihasilkan juga berstandar Nasional Indonesia (SNI), dimana proses pengeringan bata hanya butuh waktu 4 hari.
Sehingga, bata tanpa bakar ini lebih efisien jika dibandingkan dengan bata dengan proses bakar yang memerlukan waktu hingga 2 minggu dari proses cetak dan bakar.
"Pembuatan batu bata dengan metode tanpa bakar ini tidak perlu modal besar untuk penyediaan kayu sebagai bahan pembakarannya," jelasnya.
Sekdes Gampong Seuneubok Baro, Munzir, mengucapkan terimakasih kepada Tim PKM dari Universitas Samudra (Unsam) Langsa yang telah memberikan pelatihan ini.
Ia berharap kegiatan ini dapat berkelanjut pada pelatihan bidang tambak ikan, dimana saat ini pelaku tambak masih membeli pakan dari pabrik.
Selain itu warga juga berharap ada pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan pakan ikan dari sumber bahan lokal. [] SERAMBI