Lentera 24.com | BIREUEN -- Tragis benar kejadian yang menimpa M Yusuf Ibrahim (50), warga Gampong Pulo Lawang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten ...
Lentera24.com | BIREUEN -- Tragis benar kejadian yang menimpa M Yusuf Ibrahim (50), warga Gampong Pulo Lawang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen. Yusuf yang sehari-harinya bekerja sebagai pemanjat kelapa harus meregang nyawa akibat kesetrum listrik saat melakoni pekerjaan itu, Selasa (19/3).
Musibah itu terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, Selasa (19/3) ketika M Yusuf Ibrahim memanjat kelapa di Gampong Abeuk Usong, tak jauh dari rumahnya di Pulo Lawang.
Penelusuran Serambi ke berbagai sumber termasuk informasi dari mantan sekcam Jeumpa, Tarmizi ST menyebutkan, pada hari Selasa tersebut M Yusuf mendapat pekerjaan memanjat kelapa milik M Hasan (60), warga Gampong Abeuk Usong, Kecamatan Jeumpa.
Selesai memanjat satu batang, Yusuf bergerak ke batang lainnya setinggi lebih kurang tujuh meter. Setelah memotong tandan kelapa ia membersihkan pelepahnya. Namun saat pelepah dipotong tidak putus dan tersangkut di kabel listrik. Saat itulah terjadi percikan api dari kabel listrik ke pelepah kelapa dan langsung mengaliri tubuh M Yusuf. Menurut kabar, tubuh korban sempat lengket di batang kelapa.
Melihat kejadian itu, pemilik pohon kelapa, M Hasan segera menarik pelepah yang tidak putus mengakibatkan korban jatuh bersamaan dengan pelepah. Korban segera dilarikan ke Puskesmas Jeumpa namun nyawanya tidak tertolong. Dalam kondisi tubuh melepuh, jenazah korban dibawa pulang. Tak lama kemudian petugas PLN datang dan memotong pohon kelapa tersebut.
Mantan sekcam Jeumpa mengatakan, korban memang dikenal sebagai pemanjat kelapa yang menggantungkan hidup dari usaha jasa tersebut.
Almarhum M Yusuf Ibrahim meninggalkan seorang istri dan empat anak, yaitu Helmi (22) pengangguran, Raudhatul Jannah (14) santri di salah satu pesantren di Jeumpa, Irhamni (14) kelas II SMP, dan Aslunmuna (12) masih di kelas VI SD.
“Kini istri almarhum harus menjadi orang tua tunggal bagi putra-putrinya. Keluarga ini tercatat sebagai warga miskin di Pulo Lawang,” ujar Tarmizi.
Menurut informasi, kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian dari Polsubsektor Jeumpa, Bireuen yang turun langsung ke lokasi pascaperistiwa itu. [] SERAMBINEWS
Foto : Ilustrasi |
Penelusuran Serambi ke berbagai sumber termasuk informasi dari mantan sekcam Jeumpa, Tarmizi ST menyebutkan, pada hari Selasa tersebut M Yusuf mendapat pekerjaan memanjat kelapa milik M Hasan (60), warga Gampong Abeuk Usong, Kecamatan Jeumpa.
Selesai memanjat satu batang, Yusuf bergerak ke batang lainnya setinggi lebih kurang tujuh meter. Setelah memotong tandan kelapa ia membersihkan pelepahnya. Namun saat pelepah dipotong tidak putus dan tersangkut di kabel listrik. Saat itulah terjadi percikan api dari kabel listrik ke pelepah kelapa dan langsung mengaliri tubuh M Yusuf. Menurut kabar, tubuh korban sempat lengket di batang kelapa.
Melihat kejadian itu, pemilik pohon kelapa, M Hasan segera menarik pelepah yang tidak putus mengakibatkan korban jatuh bersamaan dengan pelepah. Korban segera dilarikan ke Puskesmas Jeumpa namun nyawanya tidak tertolong. Dalam kondisi tubuh melepuh, jenazah korban dibawa pulang. Tak lama kemudian petugas PLN datang dan memotong pohon kelapa tersebut.
Mantan sekcam Jeumpa mengatakan, korban memang dikenal sebagai pemanjat kelapa yang menggantungkan hidup dari usaha jasa tersebut.
Almarhum M Yusuf Ibrahim meninggalkan seorang istri dan empat anak, yaitu Helmi (22) pengangguran, Raudhatul Jannah (14) santri di salah satu pesantren di Jeumpa, Irhamni (14) kelas II SMP, dan Aslunmuna (12) masih di kelas VI SD.
“Kini istri almarhum harus menjadi orang tua tunggal bagi putra-putrinya. Keluarga ini tercatat sebagai warga miskin di Pulo Lawang,” ujar Tarmizi.
Menurut informasi, kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian dari Polsubsektor Jeumpa, Bireuen yang turun langsung ke lokasi pascaperistiwa itu. [] SERAMBINEWS