Lentera 24.com | BIREUEN -- Saat ini industri pariwisata kian tumbuh begitu pesat dan paling banyak diminati oleh masyarakat dunia. Meskipun...
Lentera24.com | BIREUEN -- Saat ini industri pariwisata kian tumbuh begitu pesat dan paling banyak diminati oleh masyarakat dunia. Meskipun kondisi ekonomi dunia mengalami pasang surut, namun tidak menyurutkan hasrat manusia untuk mencari destinasi wisata untuk dinikmati. Pariwisata juga memiliki nilai ungkit ekonomi yang memberikan multiplier effect terhadap sektor ekonomi lainnya. Di antara beberapa jenis pariwisata, wisata kuliner menjadi salah satu destinasi yang paling diminati oleh pelancong ketika mengunjungi suatu daerah.
Provinsi Aceh memiliki berbagai macam kuliner andalan di setiap daerah, salah satunya kuliner sate matang di Kabupaten Bireun. Sate Matang adalah kuliner tradisional di provinsi Aceh. Di sebut “matang” bukan sebab satenya telah masak, namun karena sate tersebut berasal dari Kecamatan Matang, Kabupaten Bireun, Aceh.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam rangka mendukung pengembangan potensi kuliner tersebut menggelar Festival Sate Matang di Lapangan Galacticon, Sabtu dan Minggu (30-31/3/2019).
Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Irmayani, mengatakan festival tersebut bertujuan untuk mempromosikan sate matang sebagai ikon kuliner Bireun ke setiap daerah, tingkat nasional maupun manca negara. Selanjutnya, festival tersebut diharapkan dapat mempersiapkan sate matang sebagai salah satu wisata kuliner andalan di Aceh.
Kemudian, kata Irma, festival tersebut juga bertujuan untuk menggali dan melestarikan keanekaragaman kuliner khas Bireun. “Kami tidak hanya menampilkan sate matang, tapi juga menampilkan peunajoh lainnya di Bireun,” kata dia pada pembukaan Festival Sate Matang di Bireun, Sabtu, (30/3).
Posisi Bireun yang strategis dapat dijadikan potensi untuk menggaet pengunjung mencicipi kuliner andalan kota tersebut.“Kabupaten Bireun ini berada pada jalan lintas Banda Aceh ke Medan atau lintas Sumatera. Jadi banyak yang singgah di Bireun atau di Matang untuk mencicipi Sate Matang,” ujar Irmayani.
Kabid di Disbudpar Aceh itu berharap festival sate matang itu dapat menjadi event tahunan di Kabupaten Bireun. Menurutnya, setiap wisatawan yang mengunjugi suatu tempat, mengalokasikan 60 persen anggaran perjalanannya untuk menikmati kebudayaan dan atraksi lainnya dan 40 persen sisanya dimanfaatkan untuk kuliner dan oleh-oleh. Oleh sebab itu, Irmayani mengajak setiap komponen untuk mendukung pengembamgan wisata kuliner setiap daerah di Aceh.
Sementara itu, Wakil Bupati Bireun, Muzakkar A. Gani menyampaikan rasa terimakasih kepada Pemerintah Aceh yang telah mengadakan Festival Sate Matang di Kabupaten yang ia pimpin. Ia merasa yakin acara tersebut akan berlangsung meriah selama dua hari.
Muzakkar menuturkan usaha sate yang berasal dari Bireun itu telah berkembang dan warungnya telah menjalar kemana-mana. “Hal ini menjadi kebanggaan masyarakat Bireun karena menjadi kuliner andalan,” katanya.
Sate Matang, ujar Wakil Bupati, telah menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat Bireun. Salah satunya dicontohkan Muzakkar pada Sate Matang Apa Leh, usaha yang digalakkan oleh Apa Leh itu telah memberikan efek ekonomi lainnya kepada masyarakat, seperti terbukanya lapangan kerja. Selain itu, kata Muzakkar, seorang Apa Leh juga telah memberdayakan puluhan anak yatim melalui usahanya itu.
Muzakkar mengatakan Kabupaten Bireun akan terus berbenah untuk menjadi destinasi wisata kuliner yang unggul. Di samping itu, para pedagang kuliner juga dihimbau untuk terus berinovasi dalam mengemaskan produknya serta menjaga kebersihan.
“Marilah kita bersama semuanya, menyukseskan kegiatan Festival Sate Matang dua hari ini. Marilah kita jaga keamanan dan kenyamanan kemeriahan ini. Semoga masyarakat Bireun dan sekitarnya dapat menikmati acara ini senikmat sate matang,” pungkas nya.
Langkah Pemerintah Disambut Baik Masyarakat
Mulyadi Zakaria, Salah seorang pengunjung festival sate tersebut, mengapresiasi event perdana festival sate matang yang dilaksanakan pemerintah di Kabupaten Bireun. Menurutnya, event tersebut telah memberi kesempatan kepada para pedagang untuk menggali potensi kuliner Bireun.
“Kami sebagai pengunjung dan warga Kabupaten Bireun sangat mengapresiasi peran pemerintah yang telah ikut mengangkat potensi kuliner Kabupaten Bireun,” ujar dia.
Seperti diketahui, Festival Sate Matang merupakan salah satu agenda dari 100 event kalender wisata Aceh. Festival tersebut menghadirkan 25 pedagang sate dan menampilkan berbagai kuliner khas Bireun lainnya, seperti nagasari, meuseukat, halua, bhoi, rujak manis Kuta Blang, manisan salak dan timphan sri kaya serta bu payeh. Kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai aneka lomba. [] L24-012 (M. Amin)
Provinsi Aceh memiliki berbagai macam kuliner andalan di setiap daerah, salah satunya kuliner sate matang di Kabupaten Bireun. Sate Matang adalah kuliner tradisional di provinsi Aceh. Di sebut “matang” bukan sebab satenya telah masak, namun karena sate tersebut berasal dari Kecamatan Matang, Kabupaten Bireun, Aceh.
Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh dalam rangka mendukung pengembangan potensi kuliner tersebut menggelar Festival Sate Matang di Lapangan Galacticon, Sabtu dan Minggu (30-31/3/2019).
Kepala Bidang Sejarah dan Nilai Budaya Disbudpar Aceh, Irmayani, mengatakan festival tersebut bertujuan untuk mempromosikan sate matang sebagai ikon kuliner Bireun ke setiap daerah, tingkat nasional maupun manca negara. Selanjutnya, festival tersebut diharapkan dapat mempersiapkan sate matang sebagai salah satu wisata kuliner andalan di Aceh.
Kemudian, kata Irma, festival tersebut juga bertujuan untuk menggali dan melestarikan keanekaragaman kuliner khas Bireun. “Kami tidak hanya menampilkan sate matang, tapi juga menampilkan peunajoh lainnya di Bireun,” kata dia pada pembukaan Festival Sate Matang di Bireun, Sabtu, (30/3).
Posisi Bireun yang strategis dapat dijadikan potensi untuk menggaet pengunjung mencicipi kuliner andalan kota tersebut.“Kabupaten Bireun ini berada pada jalan lintas Banda Aceh ke Medan atau lintas Sumatera. Jadi banyak yang singgah di Bireun atau di Matang untuk mencicipi Sate Matang,” ujar Irmayani.
Kabid di Disbudpar Aceh itu berharap festival sate matang itu dapat menjadi event tahunan di Kabupaten Bireun. Menurutnya, setiap wisatawan yang mengunjugi suatu tempat, mengalokasikan 60 persen anggaran perjalanannya untuk menikmati kebudayaan dan atraksi lainnya dan 40 persen sisanya dimanfaatkan untuk kuliner dan oleh-oleh. Oleh sebab itu, Irmayani mengajak setiap komponen untuk mendukung pengembamgan wisata kuliner setiap daerah di Aceh.
Sementara itu, Wakil Bupati Bireun, Muzakkar A. Gani menyampaikan rasa terimakasih kepada Pemerintah Aceh yang telah mengadakan Festival Sate Matang di Kabupaten yang ia pimpin. Ia merasa yakin acara tersebut akan berlangsung meriah selama dua hari.
Muzakkar menuturkan usaha sate yang berasal dari Bireun itu telah berkembang dan warungnya telah menjalar kemana-mana. “Hal ini menjadi kebanggaan masyarakat Bireun karena menjadi kuliner andalan,” katanya.
Sate Matang, ujar Wakil Bupati, telah menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat Bireun. Salah satunya dicontohkan Muzakkar pada Sate Matang Apa Leh, usaha yang digalakkan oleh Apa Leh itu telah memberikan efek ekonomi lainnya kepada masyarakat, seperti terbukanya lapangan kerja. Selain itu, kata Muzakkar, seorang Apa Leh juga telah memberdayakan puluhan anak yatim melalui usahanya itu.
Muzakkar mengatakan Kabupaten Bireun akan terus berbenah untuk menjadi destinasi wisata kuliner yang unggul. Di samping itu, para pedagang kuliner juga dihimbau untuk terus berinovasi dalam mengemaskan produknya serta menjaga kebersihan.
“Marilah kita bersama semuanya, menyukseskan kegiatan Festival Sate Matang dua hari ini. Marilah kita jaga keamanan dan kenyamanan kemeriahan ini. Semoga masyarakat Bireun dan sekitarnya dapat menikmati acara ini senikmat sate matang,” pungkas nya.
Langkah Pemerintah Disambut Baik Masyarakat
Mulyadi Zakaria, Salah seorang pengunjung festival sate tersebut, mengapresiasi event perdana festival sate matang yang dilaksanakan pemerintah di Kabupaten Bireun. Menurutnya, event tersebut telah memberi kesempatan kepada para pedagang untuk menggali potensi kuliner Bireun.
“Kami sebagai pengunjung dan warga Kabupaten Bireun sangat mengapresiasi peran pemerintah yang telah ikut mengangkat potensi kuliner Kabupaten Bireun,” ujar dia.
Seperti diketahui, Festival Sate Matang merupakan salah satu agenda dari 100 event kalender wisata Aceh. Festival tersebut menghadirkan 25 pedagang sate dan menampilkan berbagai kuliner khas Bireun lainnya, seperti nagasari, meuseukat, halua, bhoi, rujak manis Kuta Blang, manisan salak dan timphan sri kaya serta bu payeh. Kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai aneka lomba. [] L24-012 (M. Amin)