Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Surat Keputusan (SK) No B.II/3/01735 dan Rabu, 4 Maret 2015, adalah awal dari catatan bersejarah dalam karir...
Lentera24.com | BANDA ACEH -- Surat Keputusan (SK) No B.II/3/01735 dan Rabu, 4 Maret 2015, adalah awal dari catatan bersejarah dalam karir seorang Drs. HM Daud Pakeh. Sebab, dengan SK dan di tanggal tersebut Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin melantiknya sebagai kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh.
Siapa yang tidak senang dengan jenjang karir yang sempurna ini. Rasanya tidak ada satu manusiapun di dunia ini akan bersedih dan menolak, jika orang-orang tercinta, tersayang dan terdekat memangku jabatan puncak di salah satu instansi pemerintah.
Namun, hal itu ternyata tidak berlaku bagi istri, Nur Azizah dan anak-anak Daud Pakeh. Menurut Daud, istri dan anak-anaknya tidak suka dan senang jika suami dan orang tuanya menjadi pejabat. Bahkan, jika mungkin ditolak, lebih baik tidak terima jabatan yang diamanahkan tersebut.
Anak bungsunya Munawarah bahkan menangis saat diketahui orang tua yang sangat ia kasihi dan cintai menjadi pejabat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh.
“Takut ayah berdosa,” begitu curahan hati (curhat) pada Daud Pakeh memberi alasan mengapa ia sangat tidak sepakat kalau ayahnya menjabat orang nomor satu di jajaran Kemenag Aceh tersebut.
Dengan perasaan yang berkecamuk dan dirundung rasa bersalah hingga membuat istri dan anak-anaknya merasa tidak nyaman dengan jabatan Kakanwil Kemenag tersebut, disimpan Daud dalam-dalam di relung hati paling dalam.
Iapun terus dengan beketetapan hati dan menyerahkan diri pada Allah, mempersiapkan diri untuk proses pelantikan yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, pada 4 Maret 2015.
Selepas pelantikan, dalam waktu yang senggang, ia mendekati putri bungsunya. Sambil bercerita banyak hal sebagai putri bungsu Munawarah memang terkenal manja sama Daud Pakeh yang disapa anak-anaknya dengan panggilan Ayah. Daud mengutarakan niatnya menerima amanah dan kepercayaan yang diberi negara melalui Menteri Agama tersebut.
Bagi Daud Pakeh, jabatan itu adalah amanah dan tanggung jawab. Ada yang harus dipertanggungjawabkan dan dipikul dan ada target yang harus dicapai. Karenanya, dukungan keluarga adalah nomor satu.
“Mohon doa dan dukungan. Karena ini amanah. Doakan agar dengan jabatan Ayah ini bisa membantu masyarakat,” ujar Daud Pakeh memberi alasan pada putri bungsu serta istri dan anak-anak yang lain.
Bagi Daud, keluarga adalah tumpuan, tempat berbagi cerita, curhat. Tumpuan terbesar itu tentunya tegantung pada pada istri. Sebab, dengan jabatan Kakanwil ini, akan banyak waktu dan tenaga yang tersita untuk keperluan negara, daerah, agama dan ummat tentunya.
Alasan yang kuat, untuk membantu masyarakat dan ummat ini, membuat keluarga luluh hatinya dan akhirnya dengan segenap upaya, mendukung dan senantiasa berdoa dan berusaha agar Ayah tidak terjebak dengan tindakan yang bisa merugikan diri sendiri dan keluarga.
Sangking ingin menjaga dan melindungi Ayah dari tindakan yang bisa menjerumuskan, anak dan istrinya tidak banyak menuntut. Bahkan, kenderaan dinas yang digunakan Daud Pakeh tidak digunakan untuk keperluan keluarga.
Bahkan, saat hari libur tiba, kenderaan dinas tersebut disimpan di garasi kantor Kanwil Kemenag, tidak dirumah, kecuali pada saat libur tersebut Daud harus menjalankan tugas kedinasan.
4 tahun sudah Drs. H. M. Daud Pakeh memimpin Kemenag Aceh, berbagai terobosan dan inovasi ia lalukan, membangun sinergi lintas sektoral demi membangun lembaga tercinta. bermacam rintangan dan halangan ia lalui, bahkan kadang badai menghantamnya, tapi ia tetap berdiri tegak, seraya memotivasi ASN yang ia pimpin untuk terus bekerja. Kondisi itu Persis seperti ungkapan salah seorang wartawan dalam tulisannya Daud Pakeh Pekerja Keras tak Kenal Lelah.
Alhamdulillah berkah kerja keras, kerja ikhlas, kerja cerdas dan kerja tuntas sang nahkoda itu menjadikan lembaga tercinta kian bersinar, mampu menoreh segudang prestasi baik lokal maupun nasional. Patut disyukuri, berbagai upaya perbaikan di jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh telah membuahkan hasil.
Sejak awal memimpin lembaga yang memiliki motto ikhlas beramal itu ia telah melakukan sejumlah inovasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan program, seperti menghadirkan Aplikasi Sidangcana dan menjadi role model bagi Kanwil lainnya. Begitu juga membangun madrasah di pedalaman, ia menyentuh hati donatur melalui Film Dokumenter Cahaya di atas Bukit, dan sejumlah inovasi lainnya.
Selain itu, Kanwil Kemenag Aceh telah mampu menoreh prestasi gemilang di tingkat nasional, walau berbagai macam badai menghantam. Tapi berkat kerja keras, kerja nyata dan dedikasi sebagai dedikasi semua pihak, jajaran Kanwil Kemenag Aceh berhasil membuat lembaga ini semakin diperhitungkan.
Kakanwil Kemenag Aceh, Drs HM Daud Pakeh sang nahkoda mengucapkan terimakasih untuk keluarga besar ASN Kemenag Aceh atas kinerjanya selama ini. Ia berpesan, teruslah bekerja untuk membangun lembaga.
“Saya selalu mengingatkan jajaran kita semua untuk senantiasa bekerja ektra membangun lembaga dengan loyalitas dan integritas,” ujar Daud Pakeh.
Harus diakui, sejumlah prestasi terukir dan berbagai juara yang disabet ditingkat nasional di bawah Kepemimpinan Daud Pakeh sebagai Kakanwil Kemenag Aceh menjadikan nama Aceh harum di level nasional.
Mewujudkan Pelayanan terbaik kepada masyarakat adalah cita-cita jajaran Kanwil Kemenag Aceh. Hal itu sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Wujudnya adalah melakukan pembinaan dan pembangunan bidang keagamaan, baik di sisi pendidikan, pelayanan Haji, pelayanan di bidang urusan agama Islam dan hal-hal lain yang terkait dengan tugas-tugas pokok Kemenag, sehingga menjadikannya sebagai lembaga yang mampu melayani dan menjawab persoalan ummat.
Pelan tapi pasti, itulah langkah nyata Daud Pakeh dalam memimpin Kementerian Agama Provinsi Aceh, tanpa banyak kata, ia membuktikan dengan kinerja. Akhirnya berbagai prestasi berhasil diraih Kemenag Aceh, baik tingkat daerah maupun nasional.
Menutup akhir tahun 2018, artinya sudah empat tahun Drs H M Daud Pakeh menakhodai Kemenag Aceh, yang dimulai sejak 2015. Sejumlah agenda dan terobosan sudah berhasil dilaksanakan.
Dalam arahannya, Daud Pakeh selalu memacu para ASN dan jajarannya untuk memberikan yang terbaik. Berbagai kebijakan ia lahirkan untuk mewujudkan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan menjadikan lembaga ini kian bersinar.
Berkat pemikiran, perjuangan, semangat dan tangan dingin Daud Pakeh dalam menahkodai Kemenag Aceh, lembaga ini sudah meraih empat penghargaan dari Menteri Agama RI yaitu, ditetapkan sebagai Satuan Kerja Provinsi Pencetak Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi Terbanyak 2018 dan penghargaan sebagai Kakanwil yang Memiliki Komitmen Tinggi dan Sukses Menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tingkat Aliyah dan Tsanawiyah 2018.
Sementara pada 2017, Kanwil Kemenag Aceh meraih dua prestasi nasional yaitu, Kemenag Aceh ditetapkan sebagai Satker Serapan Anggaran 2017 tertinggi nomor 1 se-Indonesia dan Juara Umum pentas PAI Nasional 2017 yang berlangsung di Banda Aceh.
Salah satu terobosan Kanwil Kemenag Aceh lainnya, yaitu mampu membangun 20 Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan selama 2016 hingga 2018. Selama tiga tahun ini, 27 gedung itu sudah berdiri di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Pembangunan yang menggunakan biaya Surat Berharaga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk itu sebagai upaya pengembangan Kantor Urusan Agama (KUA).
Pembangunan gedung baru itu dilaksanakan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pelayanan dalam bidang keagamaan dapat berjalan maksimal.
“Kita ingin merubah wajah KUA menjadi lebih baik, karena KUA merupakan ujung tombak Kementerian Agama, baik tidaknya itu sangat tergantung pada KUA, karena langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ujarnya.
Maka tidak berlebihan jika Daud Pakeh mengatakan KUA sebagai ujung tombak Kemenag, karena KUA bukan hanya sebagai tempat pendaftaran dan pelaksanaan nikah.
Tapi KUA memiliki fungsi lebih dari itu, yaitu sebagai tempat bimbingan manasik haji, tempat melakukan bimbingan nikah dan sekaligus tempat mencari berbagai solusi terhadap persoalan keummatan.
KUA merupakan perpanjangan tangan Kementerian Agama yang paling dekat dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Karena KUA hampir ada di semua kecamatan hingga ke pedalaman Aceh.
Selain itu, Daud Pakeh juga bersinergi dengan sejumlah pihak lainnya berhasil mendirikan tiga Ma’had Ali (Perguruan tingginya dayah) di Aceh. Ketiganya yaitu Mahad Ali Pesantren Malikussaleh, Panton Labu, Aceh Utara. Ma’had Ali Pesantren Mudi Mesra, Samalanga, Bireuen. Serta Ma’had Ali Darul Munawarrah Kuta Krueng, Ulee Gle, Pidie Jaya.
Ke depan, Kanwil Kemenag Aceh dengan bersinergi dengan lembaga lainnya seperti Dinas Pendidikan Dayah Aceh juga mendirikan Ma’had Ali di barat selatan Aceh, direncanakan akan berdiri di Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Daud Pakeh mengatakan, masing-masing Ma’had ini harus memiliki spesifikasi dalam ilmu yang dipelajari. Jika Mudi Mesra fokus pada ilmu Fiqh dan Darul Munawarrah fokus pada Tafsir, maka nanti yang akan dibuka di barat selatan harus fokus ke ilmu tasawuf.
Menurutnya, kehadiran Ma’had Ali di Aceh sangat penting, karena dapat menghasilkan ulama dengan intelektual tinggi dan memiliki legalitas ijazah yang setara dengan lulusan perguruan tinggi. Sehingga nanti lulusan yang sudah memiliki basic ilmu agama yang kuat dapat masuk ke sejumlah lembaga. Sehingga mereka dapat berperan dalam membangun agama Islam.
Tahun 2018 adalah tahun tantangan dan membanggakan bagi jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agam (Kanwil Kemenag) Aceh. Tantangan, karena pada tahun lalu Kanwil Kemenag Aceh harus bekerja ekstra dalam mengarungi ‘badai’ yang dihadapi.
Membanggakan, karena meski kerja di tengah “badai” persoalan dinamika hukum, namun Kanwil Kemenag di bawah kepemimpinan Drs HM Daud Pakeh berhasil menuntaskan 11 program direktif yang ditetapkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Berbagai halangan dan rintangan ia lalui, suka duka memimpin kemenag Aceh, Meski kadang tak semua setuju atau melihat dengan kacamata objektif apa yang telah dilakukan lembaga Iklas beramal itu, bisa jadi karena sesuai seperti logo yang ada. [] L24-012 (M. Amin)
Siapa yang tidak senang dengan jenjang karir yang sempurna ini. Rasanya tidak ada satu manusiapun di dunia ini akan bersedih dan menolak, jika orang-orang tercinta, tersayang dan terdekat memangku jabatan puncak di salah satu instansi pemerintah.
Namun, hal itu ternyata tidak berlaku bagi istri, Nur Azizah dan anak-anak Daud Pakeh. Menurut Daud, istri dan anak-anaknya tidak suka dan senang jika suami dan orang tuanya menjadi pejabat. Bahkan, jika mungkin ditolak, lebih baik tidak terima jabatan yang diamanahkan tersebut.
Anak bungsunya Munawarah bahkan menangis saat diketahui orang tua yang sangat ia kasihi dan cintai menjadi pejabat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Aceh.
“Takut ayah berdosa,” begitu curahan hati (curhat) pada Daud Pakeh memberi alasan mengapa ia sangat tidak sepakat kalau ayahnya menjabat orang nomor satu di jajaran Kemenag Aceh tersebut.
Dengan perasaan yang berkecamuk dan dirundung rasa bersalah hingga membuat istri dan anak-anaknya merasa tidak nyaman dengan jabatan Kakanwil Kemenag tersebut, disimpan Daud dalam-dalam di relung hati paling dalam.
Iapun terus dengan beketetapan hati dan menyerahkan diri pada Allah, mempersiapkan diri untuk proses pelantikan yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, pada 4 Maret 2015.
Selepas pelantikan, dalam waktu yang senggang, ia mendekati putri bungsunya. Sambil bercerita banyak hal sebagai putri bungsu Munawarah memang terkenal manja sama Daud Pakeh yang disapa anak-anaknya dengan panggilan Ayah. Daud mengutarakan niatnya menerima amanah dan kepercayaan yang diberi negara melalui Menteri Agama tersebut.
Bagi Daud Pakeh, jabatan itu adalah amanah dan tanggung jawab. Ada yang harus dipertanggungjawabkan dan dipikul dan ada target yang harus dicapai. Karenanya, dukungan keluarga adalah nomor satu.
“Mohon doa dan dukungan. Karena ini amanah. Doakan agar dengan jabatan Ayah ini bisa membantu masyarakat,” ujar Daud Pakeh memberi alasan pada putri bungsu serta istri dan anak-anak yang lain.
Bagi Daud, keluarga adalah tumpuan, tempat berbagi cerita, curhat. Tumpuan terbesar itu tentunya tegantung pada pada istri. Sebab, dengan jabatan Kakanwil ini, akan banyak waktu dan tenaga yang tersita untuk keperluan negara, daerah, agama dan ummat tentunya.
Alasan yang kuat, untuk membantu masyarakat dan ummat ini, membuat keluarga luluh hatinya dan akhirnya dengan segenap upaya, mendukung dan senantiasa berdoa dan berusaha agar Ayah tidak terjebak dengan tindakan yang bisa merugikan diri sendiri dan keluarga.
Sangking ingin menjaga dan melindungi Ayah dari tindakan yang bisa menjerumuskan, anak dan istrinya tidak banyak menuntut. Bahkan, kenderaan dinas yang digunakan Daud Pakeh tidak digunakan untuk keperluan keluarga.
Bahkan, saat hari libur tiba, kenderaan dinas tersebut disimpan di garasi kantor Kanwil Kemenag, tidak dirumah, kecuali pada saat libur tersebut Daud harus menjalankan tugas kedinasan.
4 tahun sudah Drs. H. M. Daud Pakeh memimpin Kemenag Aceh, berbagai terobosan dan inovasi ia lalukan, membangun sinergi lintas sektoral demi membangun lembaga tercinta. bermacam rintangan dan halangan ia lalui, bahkan kadang badai menghantamnya, tapi ia tetap berdiri tegak, seraya memotivasi ASN yang ia pimpin untuk terus bekerja. Kondisi itu Persis seperti ungkapan salah seorang wartawan dalam tulisannya Daud Pakeh Pekerja Keras tak Kenal Lelah.
Alhamdulillah berkah kerja keras, kerja ikhlas, kerja cerdas dan kerja tuntas sang nahkoda itu menjadikan lembaga tercinta kian bersinar, mampu menoreh segudang prestasi baik lokal maupun nasional. Patut disyukuri, berbagai upaya perbaikan di jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh telah membuahkan hasil.
Sejak awal memimpin lembaga yang memiliki motto ikhlas beramal itu ia telah melakukan sejumlah inovasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan program, seperti menghadirkan Aplikasi Sidangcana dan menjadi role model bagi Kanwil lainnya. Begitu juga membangun madrasah di pedalaman, ia menyentuh hati donatur melalui Film Dokumenter Cahaya di atas Bukit, dan sejumlah inovasi lainnya.
Selain itu, Kanwil Kemenag Aceh telah mampu menoreh prestasi gemilang di tingkat nasional, walau berbagai macam badai menghantam. Tapi berkat kerja keras, kerja nyata dan dedikasi sebagai dedikasi semua pihak, jajaran Kanwil Kemenag Aceh berhasil membuat lembaga ini semakin diperhitungkan.
Kakanwil Kemenag Aceh, Drs HM Daud Pakeh sang nahkoda mengucapkan terimakasih untuk keluarga besar ASN Kemenag Aceh atas kinerjanya selama ini. Ia berpesan, teruslah bekerja untuk membangun lembaga.
“Saya selalu mengingatkan jajaran kita semua untuk senantiasa bekerja ektra membangun lembaga dengan loyalitas dan integritas,” ujar Daud Pakeh.
Harus diakui, sejumlah prestasi terukir dan berbagai juara yang disabet ditingkat nasional di bawah Kepemimpinan Daud Pakeh sebagai Kakanwil Kemenag Aceh menjadikan nama Aceh harum di level nasional.
Mewujudkan Pelayanan terbaik kepada masyarakat adalah cita-cita jajaran Kanwil Kemenag Aceh. Hal itu sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Wujudnya adalah melakukan pembinaan dan pembangunan bidang keagamaan, baik di sisi pendidikan, pelayanan Haji, pelayanan di bidang urusan agama Islam dan hal-hal lain yang terkait dengan tugas-tugas pokok Kemenag, sehingga menjadikannya sebagai lembaga yang mampu melayani dan menjawab persoalan ummat.
Pelan tapi pasti, itulah langkah nyata Daud Pakeh dalam memimpin Kementerian Agama Provinsi Aceh, tanpa banyak kata, ia membuktikan dengan kinerja. Akhirnya berbagai prestasi berhasil diraih Kemenag Aceh, baik tingkat daerah maupun nasional.
Menutup akhir tahun 2018, artinya sudah empat tahun Drs H M Daud Pakeh menakhodai Kemenag Aceh, yang dimulai sejak 2015. Sejumlah agenda dan terobosan sudah berhasil dilaksanakan.
Dalam arahannya, Daud Pakeh selalu memacu para ASN dan jajarannya untuk memberikan yang terbaik. Berbagai kebijakan ia lahirkan untuk mewujudkan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan menjadikan lembaga ini kian bersinar.
Berkat pemikiran, perjuangan, semangat dan tangan dingin Daud Pakeh dalam menahkodai Kemenag Aceh, lembaga ini sudah meraih empat penghargaan dari Menteri Agama RI yaitu, ditetapkan sebagai Satuan Kerja Provinsi Pencetak Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Berprestasi Terbanyak 2018 dan penghargaan sebagai Kakanwil yang Memiliki Komitmen Tinggi dan Sukses Menyelenggarakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di tingkat Aliyah dan Tsanawiyah 2018.
Sementara pada 2017, Kanwil Kemenag Aceh meraih dua prestasi nasional yaitu, Kemenag Aceh ditetapkan sebagai Satker Serapan Anggaran 2017 tertinggi nomor 1 se-Indonesia dan Juara Umum pentas PAI Nasional 2017 yang berlangsung di Banda Aceh.
Salah satu terobosan Kanwil Kemenag Aceh lainnya, yaitu mampu membangun 20 Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kecamatan selama 2016 hingga 2018. Selama tiga tahun ini, 27 gedung itu sudah berdiri di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Pembangunan yang menggunakan biaya Surat Berharaga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk itu sebagai upaya pengembangan Kantor Urusan Agama (KUA).
Pembangunan gedung baru itu dilaksanakan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pelayanan dalam bidang keagamaan dapat berjalan maksimal.
“Kita ingin merubah wajah KUA menjadi lebih baik, karena KUA merupakan ujung tombak Kementerian Agama, baik tidaknya itu sangat tergantung pada KUA, karena langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ujarnya.
Maka tidak berlebihan jika Daud Pakeh mengatakan KUA sebagai ujung tombak Kemenag, karena KUA bukan hanya sebagai tempat pendaftaran dan pelaksanaan nikah.
Tapi KUA memiliki fungsi lebih dari itu, yaitu sebagai tempat bimbingan manasik haji, tempat melakukan bimbingan nikah dan sekaligus tempat mencari berbagai solusi terhadap persoalan keummatan.
KUA merupakan perpanjangan tangan Kementerian Agama yang paling dekat dengan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Karena KUA hampir ada di semua kecamatan hingga ke pedalaman Aceh.
Selain itu, Daud Pakeh juga bersinergi dengan sejumlah pihak lainnya berhasil mendirikan tiga Ma’had Ali (Perguruan tingginya dayah) di Aceh. Ketiganya yaitu Mahad Ali Pesantren Malikussaleh, Panton Labu, Aceh Utara. Ma’had Ali Pesantren Mudi Mesra, Samalanga, Bireuen. Serta Ma’had Ali Darul Munawarrah Kuta Krueng, Ulee Gle, Pidie Jaya.
Ke depan, Kanwil Kemenag Aceh dengan bersinergi dengan lembaga lainnya seperti Dinas Pendidikan Dayah Aceh juga mendirikan Ma’had Ali di barat selatan Aceh, direncanakan akan berdiri di Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Daud Pakeh mengatakan, masing-masing Ma’had ini harus memiliki spesifikasi dalam ilmu yang dipelajari. Jika Mudi Mesra fokus pada ilmu Fiqh dan Darul Munawarrah fokus pada Tafsir, maka nanti yang akan dibuka di barat selatan harus fokus ke ilmu tasawuf.
Menurutnya, kehadiran Ma’had Ali di Aceh sangat penting, karena dapat menghasilkan ulama dengan intelektual tinggi dan memiliki legalitas ijazah yang setara dengan lulusan perguruan tinggi. Sehingga nanti lulusan yang sudah memiliki basic ilmu agama yang kuat dapat masuk ke sejumlah lembaga. Sehingga mereka dapat berperan dalam membangun agama Islam.
Tahun 2018 adalah tahun tantangan dan membanggakan bagi jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agam (Kanwil Kemenag) Aceh. Tantangan, karena pada tahun lalu Kanwil Kemenag Aceh harus bekerja ekstra dalam mengarungi ‘badai’ yang dihadapi.
Membanggakan, karena meski kerja di tengah “badai” persoalan dinamika hukum, namun Kanwil Kemenag di bawah kepemimpinan Drs HM Daud Pakeh berhasil menuntaskan 11 program direktif yang ditetapkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Berbagai halangan dan rintangan ia lalui, suka duka memimpin kemenag Aceh, Meski kadang tak semua setuju atau melihat dengan kacamata objektif apa yang telah dilakukan lembaga Iklas beramal itu, bisa jadi karena sesuai seperti logo yang ada. [] L24-012 (M. Amin)