Lentera 24.com | TEKNOLOGI -- Memotret patung, monumen, gedung bersejarah, atau subjek foto lainnya yang bersifat statis dan tidak dapat di...
Lentera24.com | TEKNOLOGI -- Memotret patung, monumen, gedung bersejarah, atau subjek foto lainnya yang bersifat statis dan tidak dapat digeser terkadang memaksa kita harus memotret berlawanan dengan arah matahari. Menggeser sudut kamera terkadang juga terkendala dengan posisi pengambilan foto yang terbatas. Mau tidak mau, kita harus memotret dengan posisi matahari di belakang subjek foto.
Namun, jangan kecewa dan menyerah ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini. Kita tetap bisa mendapatkan foto menarik dengan memperhatikan beberapa hal berikut: 1.Agar sinar matahari tidak terlihat berpendar dalam ukuran besar seperti yang tampak pada contoh Foto 1, kita bisa menampilkan pendaran tersebut dalam bentuk garis-garis pancaran sinar yang terlihat lebih menarik.
Caranya dengan menggunakan pengaturan bukaan lensa/aperture yang kecil di kamera. Gunakan mode Av pada kamera Canon yang digunakan, pilihlah angka aperture yang besar untuk menghasilkan bukaan lensa yang kecil, seperti contoh Foto 2 yang diambil dengan pengaturan aperture f/22.
Jika kamera digital yang digunakan tidak menyediakan pilihan mode pengaturan bukaan lensa/aperture, pilih lah pengaturan preset pemandangan/ land scape karena umumnya preset tersebut meng gu nakan pengaturan bukaan lensa/aperture kecil.
2.Saat memotret subjek foto dengan pendaran sinar matahari dari belakang, subjek foto akan menjadi gelap karena kompensasi pencahayaan yang dilakukan kamera dengan memperhitungkan pencahayaan dari cahaya matahari tersebut. Untuk menjaga agar subjek foto tidak terlihat terlalu gelap, aturlah kompensasi pencahayaan ke arah tanda “+” untuk menaikkan exposure foto kita secara keseluruhan.
3.Perhatikan pula kecepatan rana/shutter speed kamera saat kita mengecilkan bukaan lensa, terutama jika memotret dengan kamera di tangan/handheld tanpa bantuan tripod. Pada contoh Foto 2, setelah bukaan lensa/aperture dikecilkan menjadi f/22, kecepatan rana/shutter speed turun menjadi 1/15 detik yang relatif terlalu rendah untuk mendapatkan foto yang tajam tanpa bantuan tripod, sehingga pengaturan ISO dinaikkan menjadi 200 agar shutter speed meningkat menjadi 1/30 detik. [] SINDONEWS
Namun, jangan kecewa dan menyerah ketika dihadapkan pada kondisi seperti ini. Kita tetap bisa mendapatkan foto menarik dengan memperhatikan beberapa hal berikut: 1.Agar sinar matahari tidak terlihat berpendar dalam ukuran besar seperti yang tampak pada contoh Foto 1, kita bisa menampilkan pendaran tersebut dalam bentuk garis-garis pancaran sinar yang terlihat lebih menarik.
Caranya dengan menggunakan pengaturan bukaan lensa/aperture yang kecil di kamera. Gunakan mode Av pada kamera Canon yang digunakan, pilihlah angka aperture yang besar untuk menghasilkan bukaan lensa yang kecil, seperti contoh Foto 2 yang diambil dengan pengaturan aperture f/22.
Jika kamera digital yang digunakan tidak menyediakan pilihan mode pengaturan bukaan lensa/aperture, pilih lah pengaturan preset pemandangan/ land scape karena umumnya preset tersebut meng gu nakan pengaturan bukaan lensa/aperture kecil.
2.Saat memotret subjek foto dengan pendaran sinar matahari dari belakang, subjek foto akan menjadi gelap karena kompensasi pencahayaan yang dilakukan kamera dengan memperhitungkan pencahayaan dari cahaya matahari tersebut. Untuk menjaga agar subjek foto tidak terlihat terlalu gelap, aturlah kompensasi pencahayaan ke arah tanda “+” untuk menaikkan exposure foto kita secara keseluruhan.
3.Perhatikan pula kecepatan rana/shutter speed kamera saat kita mengecilkan bukaan lensa, terutama jika memotret dengan kamera di tangan/handheld tanpa bantuan tripod. Pada contoh Foto 2, setelah bukaan lensa/aperture dikecilkan menjadi f/22, kecepatan rana/shutter speed turun menjadi 1/15 detik yang relatif terlalu rendah untuk mendapatkan foto yang tajam tanpa bantuan tripod, sehingga pengaturan ISO dinaikkan menjadi 200 agar shutter speed meningkat menjadi 1/30 detik. [] SINDONEWS