Lentera24 .com | SULTENG -- Bangunan Masjid Baru Nurul Hasanah merupakan perpaduan konsep Rumoh Aceh dengan konsep tradisional khas Sulawe...
Lentera24.com | SULTENG -- Bangunan Masjid Baru Nurul Hasanah merupakan perpaduan konsep Rumoh
Aceh dengan konsep tradisional khas Sulawesi Tengah Tambo dan Lobo, yang
sebahagian besarnya bahannya terdiri atas kayu dan beton, yang dirancang tahan
guncangan gempa.
Hal tersebut disampaikan oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah,
kepada awak media usai melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid
Nurul Hasanah Aceh, di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Rabu (13/2/2019).
"Sesuai kesepakatan, material bangunan baru Masjid Nurul Hasanah akan
didominasi oleh beton pada bagian bawah dan kayu di bagian atap. Fondasi dan
fisik bangunannya disiapkan untuk tahan menghadapi guncangan. Insya Allah
nantinya masjid ini bisa merefleksikan budaya lokal dan persahabatan antara
Aceh dan Sulawesi Tengah, melalui perpaduan Rumah Aceh dan Tambo Lobo
khas Sulut," kata Nova.
Plt Gubernur menambahkan, dana pembangunan Masjid ini bersumber dari
sumbangan seluruh rakyat Aceh sebesar Rp 3,3 miliar.
"Seluruh dana tersebut akan difokuskan untuk pembangunan kembali
masjid ini serta segala kebutuhan pendukungnya. Untuk itu, kami berharap kita
semua dapat saling bahu membahu menyelesaikan pembangunan masjid ini agar
selesai tepat waktu. Target kita, dalam enam bulan ke depan, proyek ini sudah
selesai dan masjid dapat kembali digunakan sebagai pusat aktivitas ibadah
masyarakat," imbuh Nova.
Sebagaimana diketahui, bencana gempa terjadi di Palu pada 28 September 2018
lalu Pemerintah Aceh dan komunitas bencana di Aceh langsung bergerak
mengirimkan tim untuk membantu masyarakat di wilayah ini.
Sama seperti bantuan untuk bencana gempa dan tsunami Lombok, Plt Gubernur
Aceh juga menginstruksikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh
agar mengkoordinir pengumpulan donasi untuk Palu.
Selain itu, tim Pemerintah Aceh juga melakukan assesment tentang langkah
cepat yang harus dilakukan juga berkoordinasi dengan Pemerintah setempat. Dari
assesment itu muncul gagasan untuk membangun kembali Masjid Jami’ Nurul
Hasanah.
"Hal ini sudah pernah kita lakukan di lombok utara, pasca gempa dan
tsunami melanda wilayah itu. Saat ini bangunan Masjid sumbangan masyarakat Aceh
di Lombok sedang dalam proses pengerjaan," imbuh Nova.
Dalam sambutannya, Nova juga mengimbau agar masyarakat tidak trauma meski
letak geografis Aceh, sebagian wilayah Nusa Tenggara Barat, serta wilayah
Sulawesi Tengah berada di kawasan yang rawan bencana. Sebaliknya, kondisi
tersebu diharapkan dapat disikapi dengan cara bijaksana melalui peningkatan
pengetahuan di bidang kebencanaan.
"Yang harus kita pahami bahwa, bencana ini adalah peringatan dari
Allah agar kita siap mawas diri dan meningkatkan kewaspadaan. Cara menyikapinya
adalah dengan melakukan refleksi dan meningkatkan pengetahuan tentang
kebencanaan. Apalagi kita tahu bahwa bencana tidak hanya disebabkan pergerakan
bumi yang terjadi secara alami, tapi juga akibat ketidakpedulian manusia
terhadap alam."
Untuk itu, Plt Gubernur mengajak semua pihak untuk menahan diri dari
segala perbuatan yang merusak alam, dan bersama-sama melahirkan perilaku
positif untuk pelestarian lingkungan. Dengan demikian, kita akan tahu cara
efektif dalam menanggulangi bencana, sehingga efek kerugian dari bencana itu
dapat kita minimalisir."
Dalam sambutannya Nova juga berbagi pengalaman proses rehab rekon di Aceh.
"Proses rehab rekon akan menyerap energi yang cukup besar, apalagi
berbagai permasalahan baru bisa saja muncul dalam proses tersebut. Karena itu,
kami menghimbau Pemprov Sulut agar menyiapkan rencana aksi seakurat mungkin,
sehingga kondisi wilayah ini akan semakin membaik dalam waktu yang tidak lama
lagi," ujar Nova.
"Terimakasih atas dukungan Pemda dan masyarakat Palu untuk kelancaran
pembangunan masjid ini. Salam ukhuwah dari seluruh rakyat Aceh untuk masyarakat
di wilayah ini. Semoga persaudaraan ini menjadi momentum membangkitkan semangat
kita untuk bangkit demi kehidupan serta semakin meningkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah yang lebih baik di masa depan," pungkas Plt Gubernur Aceh.
Sementara itu, Ustadz Masrul Aidi, dalam tausyiah singkatnya menghimbau
agar masyarakat Palu dapat memakmurkan Masjid Nurul Hasanah Aceh setelah
selesai dibangun nanti.
"Masjid bukan semata tempat transit untuk shalat. Masjid adalah pusat
kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan. Inilah yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Jadi, kita harus memakmurkannya, bukan hanya fasilitas untuk shalat semata.
Insya Allah, masyarakat Aceh telah mendonasikan dana untuk memakmurkan fisik
masji ini, kami berharap masyarakat sekitar masjid dapat memakmurkannya dengan
berbagai kegiatan," imbau Ustadz Masrul.
Tiba di kawasan pembangunan Masjid Nurul Hasanah Aceh, Plt Gubernur da
rombongan disambut seribuan masyarakat sekitar masjid. Ratusan siswa sekolah
berjajar di sisi kiri dan kanan jalan sembari bershalawat menyambut kedatangan
Plt Gubernur Aceh.
Tepat di depan pintu masuk, Plt Gubernur disambut oleh Muhamma Hidayat
Lamakarate, selaku Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng dan didaulat mengenakan
Siga yaitu topi adat Sulteng.
Di akhir acara, Plt Gubernur Aceh menjadi rebutan untuk berswa foto dengan
masyarakat. Usai peletakan batu pertama. Plt Gubernur dan rombonga
berkesempatan meninjau secara langsung Balaroa dan Petobo, yaitu desa yang terkena
musibah likuefaksi. Rombongan juga meninjau Masjid Arwam Bab Al Rahman atau
yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Terapung Palu.
Masjid yang dibangun di atas Pantai Talise ini merupakan salah satu ikon
Kota Palu, yang tidak luput dari hentakan gempa dan hantaman gelombang tsunami.
Saat ini, Masjid Terapung Palu sudah tidak bisa dipergunakan lagi karena
konstruksinya sudah miring dan terendam air laut. Tepat pukul 15:00 Wita, Plt
Gubernur dan rombonga bertolak ke Jakarta untuk selanjutnya menuju ke Aceh. [] L24-012 (M. Amin)