Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Anjungan Kabupaten Aceh Timur, pada Pekan Kebudayaan (PKA) Ke VI, Aceh Timur turut mensajikan berbagai ane...
Foto : Alexander warga Negara Belanda sedang melihat barang-barang peninggalan bersejarah saat mengujungi anjungan Kabupaten Aceh Timur (Dok. Humas & Protokoler Setdakab Aceh Timur) |
“Sejarah menarik ini dapat disimak ketika saat berkunjung ke anjungan Kabupaten Aceh Timur di arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Ke VII yang berada di Taman Sulthanah Safiatuddin, Lampriet, Banda Aceh”, kata Mujiburrahman.
Sementara itu, Abdul Hakim Amin penjaga barang-barang bersejarah dianjungan Aceh Timur, menyampaikan, ada beberapa barang peninggalan bersejarah yang kami bawa dari Aceh Timur, Seperti peninggalan sejarah masa kerajaan Peureulak, masa Jepang hingga masa penjajahan Belanda.
Foto : Anjungan Kabupaten Aceh Timur terlihat ramai dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai Kabupaten-Kota di Aceh (Dok. Humas & Protokoler Setdakab Aceh Timur) |
Sementara itu, senapan dan pistol merupakan peninggalan yang diberikan oleh VOC saat ke Peureulak, Kabupaten Aceh Timur masa itu. Begitu juga dengan pedang dan samurai diberikan oleh Jepang kepada Ulee Balang di Aceh Timur ketika Jepang memasuki wilayah tersebut,” demikian kata Abdul Hakim.
Ada sebuah meriam pemberian Kerajaan Turki kepada Kerajaan Peureulak yang diletakan diluar anjungan, bahkan ada miniatur meriam yang diberikan oleh Portugis bertulisan 1651 masehi.
Selain itu, di Anjungan Kabupaten Aceh Timur juga diperlihatkan silsilah dari raja-raja Islam yang ada di Aceh. Di sana tertulis, bahwa raja-raja Islam di Aceh bermula dari Bani Hasyim, yang kemudian berlanjut ke masa Peureulak, Samudera Pasai, Tamiang, Malaka, dan seterusnya hingga saat ini.
Bahkan ada Al Quran diperkirakan sudah berusia berabad-abad yang ditulis tangan. Al Qur'an bertuliskan tangan yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 atau 1600-an Masehi. Selain itu ada silsilah raja-raja Peureulak dan seluruh Aceh.
Di anjungan Aceh Timur juga ada koleksi uang dirham, uang Persia, serta uang Dulpaka. Uang Dulpaka artinya uang berlambagkan pedang sahabat empat. Selain itu juga ada naskah tua, Buku Monisa dan sejarah Aceh serta kisah Banta Ahmad. [] L24-012 (M. Amin)