Lentera 24.com | WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang mengerahkan kapal induk USS Harry S. Truman lengkap dengan tujuh kapal perang un...
Lentera24.com | WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) sedang mengerahkan kapal induk USS Harry S. Truman lengkap dengan tujuh kapal perang untuk sebuah misi ke Timur Tengah dan Eropa. Armada kapal induk tersebut mulai bergerak ke perairan Timur Tengah hari Rabu (11/4/2018).
Pengerahan kapal induk itu diumumkan Angkatan Laut AS. Langkah militer Washington ini hanya berselang sehari setelah Presiden Donald Trump mengancam akan bertindak terhadap rezim Suriah termasuk dengan opsi militer.
Ancaman Trump sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia di Douma, di mana rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sebagai pihak yang disalahkan. Dugaan serangan senjata kimia jenis gas klorin itu dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil.
Kapal induk USS Harry S Truman dengan tujuh kapal perang membawa sekitar 6.500 pelaut. Mengutip laporan Military.com, armada kapal induk tersebut melakukan pelayaran bersama kapal frigat Jerman, FGS Hessen.
Armada USS Harry S Truman rencananya akan menggantikan armada kapal induk USS Theodore Roosevelt yang baru saja menyelesaikan misi empat bulannya di Timur Tengah.
Sekadara diketahui, USS Harry Truman berlayar dari Norfolk bersama dengan tujuh kapal perang yang masing-masing dipersenjatai puluhan rudal jelajah. Kapal induk Truman pernah meluncurkan jet-jet tempur untuk menyerang ISIS dari Mediterania pada tahun 2016.
Sebelumnya, kapal perang USS Donald Cook telah meninggalkan Siprus dan bergerak ke Mediterania timur. Kapal perang Arleigh Burke-class ini membawa 60 rudal jelajah Tomahawk.
Belum jelas apakah armada kapal induk Truman akan menyerang Suriah atau tidak. Namun, Presiden Donald Trump telah membuat ancaman militer terhadap rezim Suriah. "Kami memiliki banyak opsi militer, dan kami akan segera memberi tahu Anda," kata Trump kepada wartawan, hari Senin lalu.
Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah bahwa rezim Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma. Pasukan kedua negara itu bahkan telah memeriksa area Douma dan tidak menemukan jejak racun kimia.
Militer Rusia menuduh serangan kimia dibuat oleh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam yang didukung Barat. Tujuannya untuk memfitnah rezim Assad sebagai dalih agar rezim tersebut diserang negara-negara Barat. [] SINDONEWS.COM
Foto : Sindonews.com |
Ancaman Trump sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia di Douma, di mana rezim Suriah pimpinan Presiden Bashar al-Assad sebagai pihak yang disalahkan. Dugaan serangan senjata kimia jenis gas klorin itu dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil.
Kapal induk USS Harry S Truman dengan tujuh kapal perang membawa sekitar 6.500 pelaut. Mengutip laporan Military.com, armada kapal induk tersebut melakukan pelayaran bersama kapal frigat Jerman, FGS Hessen.
Armada USS Harry S Truman rencananya akan menggantikan armada kapal induk USS Theodore Roosevelt yang baru saja menyelesaikan misi empat bulannya di Timur Tengah.
Sekadara diketahui, USS Harry Truman berlayar dari Norfolk bersama dengan tujuh kapal perang yang masing-masing dipersenjatai puluhan rudal jelajah. Kapal induk Truman pernah meluncurkan jet-jet tempur untuk menyerang ISIS dari Mediterania pada tahun 2016.
Sebelumnya, kapal perang USS Donald Cook telah meninggalkan Siprus dan bergerak ke Mediterania timur. Kapal perang Arleigh Burke-class ini membawa 60 rudal jelajah Tomahawk.
Belum jelas apakah armada kapal induk Truman akan menyerang Suriah atau tidak. Namun, Presiden Donald Trump telah membuat ancaman militer terhadap rezim Suriah. "Kami memiliki banyak opsi militer, dan kami akan segera memberi tahu Anda," kata Trump kepada wartawan, hari Senin lalu.
Suriah dan sekutunya, Rusia, membantah bahwa rezim Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma. Pasukan kedua negara itu bahkan telah memeriksa area Douma dan tidak menemukan jejak racun kimia.
Militer Rusia menuduh serangan kimia dibuat oleh LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam yang didukung Barat. Tujuannya untuk memfitnah rezim Assad sebagai dalih agar rezim tersebut diserang negara-negara Barat. [] SINDONEWS.COM