Lentera 24.com | JAKARTA -- Sebuah tayangan video live di Facebook menunjukkan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong dipukuli da...
Lentera24.com | JAKARTA -- Sebuah tayangan video live di Facebook menunjukkan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) di Hong Kong dipukuli dan diancam dibunuh oleh majikannya. Dalam video yang telah viral itu, sang majikan meneriaki pembantu rumah tangga tersebut dengan sebutan “anjing”.
Video itu diunggah di halaman Facebook Time News International. Di awal video, TKI itu mengatakan; ”Untuk hal-hal kecil Anda selalu masuk (ke kamar saya) seperti ini.”
Keluhan itu membuat majikan tersinggung. Korban lantas terdengar mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia. ”Ya Tuhan, saya dipecat. Saya tidak menerima dia berbicara seperti itu kepada saya,” kata TKI tersebut berulang kali.
Ucapan itu sebagai respons karena sang majikan mengumpat kasar dengan bahasa China, termasuk meneriakinya dengan kata-kata tak pantas. Majikan yang seorang wanita tua itu tidak suka mendengar korban berbicara dengan bahasa Indonesia.
“Mengapa Anda tidak berbicara bahasa China? Kenapa Anda berbicara bahasa lain? Saya tidak mengerti,” teriak majikan tersebut.
”Anda sangat jahat, apa yang Anda katakan tentang saya? Bicaralah! Ucapkan dalam bahasa saya. Apa yang Anda katakan? Gunakan bahasa China,” lanjut teriakan majikan.
”Saya tidak pernah memiliki seseorang yang membuat saya marah seperti Anda.”
Selama sang majikan melontarkan omelan keras, TKI tersebut menerima pukulan di wajah dan mulut. Pipi korban juga “ditusuk” dengan jari.
Adegan kekerasan berlanjut dengan upaya majikan menyeret pembantu rumah tangga itu dari tempat tidur, menyuruhnya pergi, dan bahkan mengancam akan membunuhnya. Ancaman itu dijawab korban dengan ucapan; ”Bunuh saya saat ini”.
Identitas pelaku kekerasan juga belum diketahui. Tak jelas apa yang memicu TKI itu diserang.
Video kekerasan ini telah ditonton lebih dari 800.000 kali dalam waktu 24 jam. Banyak komentator merespons dengan komentar marah dalam bahasa Indonesia dan Tagalog. Mereka menyerukan agar polisi menyelidiki kekerasan tersebut.
Sejak video kekerasan itu viral di media sosial, pihak kepolisian Hong Kong melakukan penyelidikan pada hari Kamis. Namun, hasilnya belum diungkap. [] SINDONEWS.COM
Video itu diunggah di halaman Facebook Time News International. Di awal video, TKI itu mengatakan; ”Untuk hal-hal kecil Anda selalu masuk (ke kamar saya) seperti ini.”
Keluhan itu membuat majikan tersinggung. Korban lantas terdengar mengucapkan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia. ”Ya Tuhan, saya dipecat. Saya tidak menerima dia berbicara seperti itu kepada saya,” kata TKI tersebut berulang kali.
Ucapan itu sebagai respons karena sang majikan mengumpat kasar dengan bahasa China, termasuk meneriakinya dengan kata-kata tak pantas. Majikan yang seorang wanita tua itu tidak suka mendengar korban berbicara dengan bahasa Indonesia.
“Mengapa Anda tidak berbicara bahasa China? Kenapa Anda berbicara bahasa lain? Saya tidak mengerti,” teriak majikan tersebut.
”Anda sangat jahat, apa yang Anda katakan tentang saya? Bicaralah! Ucapkan dalam bahasa saya. Apa yang Anda katakan? Gunakan bahasa China,” lanjut teriakan majikan.
”Saya tidak pernah memiliki seseorang yang membuat saya marah seperti Anda.”
Selama sang majikan melontarkan omelan keras, TKI tersebut menerima pukulan di wajah dan mulut. Pipi korban juga “ditusuk” dengan jari.
Adegan kekerasan berlanjut dengan upaya majikan menyeret pembantu rumah tangga itu dari tempat tidur, menyuruhnya pergi, dan bahkan mengancam akan membunuhnya. Ancaman itu dijawab korban dengan ucapan; ”Bunuh saya saat ini”.
Identitas pelaku kekerasan juga belum diketahui. Tak jelas apa yang memicu TKI itu diserang.
Video kekerasan ini telah ditonton lebih dari 800.000 kali dalam waktu 24 jam. Banyak komentator merespons dengan komentar marah dalam bahasa Indonesia dan Tagalog. Mereka menyerukan agar polisi menyelidiki kekerasan tersebut.
Sejak video kekerasan itu viral di media sosial, pihak kepolisian Hong Kong melakukan penyelidikan pada hari Kamis. Namun, hasilnya belum diungkap. [] SINDONEWS.COM