Oleh : Koennajeh* Di suatu kesempatan, coach Zulfikar Lindan, CHt mengajak saya berdiskusi panjang-tentang sisi-sisi kehidupan manusia. To...
Oleh : Koennajeh*
Di suatu kesempatan, coach Zulfikar Lindan, CHt mengajak saya berdiskusi panjang-tentang sisi-sisi kehidupan manusia. Topik tertuju pada sebuah hasil (dan tentunya tidak mengkesampingkan aspek lainnya) ; sukses dan gagal.
Dari dua kalimat tersebut banyak awam menganggap bahwa itulah ending dari dinamika kehidupan. Sukses dan gagal banyak orang membenarkan bahwa itu ada. Dan ia selalu berdampingan di setiap kesempatan.
Tapi sayang, banyak yang membenarkannya tapi tidak untuk diyakini dan diterapkan dalam kehidupan. Ada dua hal, mengapa itu bisa terjadi; satu, tidak paham mengevaluasi diri dan yang kedua; lambat merekontruksi pikiran secara baik dan benar.
Evaluasi diri diartikan sebagai bentuk pengakuan akan bertolak belakangnya harapan dan kenyataan. Tandanya? Dapat diukur dari tingkat pencapaian hidup - usaha tidak sebanding harapan.
Mengapa itu bisa terjadi. Mengapa usaha yg begitu lama dilakukan mengkhianati hasil Dimana letak salahnya? Tentu ada di diri kita. Dimana? Di pikiran alam bawah sadar kita.
Pikiran itu seperti program. Ia bergerak dan menggerakkan. Terus berjalan sesuai dengan perintah dari pikiran. Ketika program pikiran mendukung kemajuan, maka hasilnya; baik dan sesuai harapan.
Itu karena pikiran dan TANAH memiliki fungsi yang sama. Keduanya tidak akan pernah mengkhianati hasil dari sebuah usaha.
Jika kita menabur benih jagung, misalnya; tanah akan merespon lalu menumbuhkannya. Tersadar atau tidak, sering kali kita menanamkan hal-hal yang buruk kepada diri kita sendiri. Miris!!.
Misalnya; hidupku penuh masalah, aku tidak akan berhasil, sakitku tidak akan sembuh, keluargaku hancur berantakan, aku bodoh dan miskin, masa depanku suram, dst.
Ungkapan negatif itu akan direspons oleh pikiran dalam bentuk sikap dan tindakan. Ia terus bekerja - menghasilkan sesuatu yang sama seperti yang kita tanamkan dalam pikiran kita.
Menabur dalam PIKIRAN akan menuai tindakan. Menabur tindakan akan menuai kebiasaan. Dan Menabur kebiasaan akan menuai karakter (pepatah dzaman).
Oleh sebab itu, tanamkan hal yg positif di benak kita, maka kita akan menjadi pribadi yang luar biasa. Jangan biarkan dan dengarkan orang lain mencuri impian kita dengan perkataannya yang sia-sia.
Mari rebut dan lantas menangkanlah peperangan dalam pikiran kita sendiri dengan sesuatu yang positif baik dan benar.
"The real war is in your mind": Perang sesungguhnya itu ada didalam pikiran (John C. Maxwell).
Berubah, dimulai dari dalam diri ibarat munculnya sebuah telur. Pecahnya telur karena tekanan dari dalam adalah pertanda awal dari kehidupan. Sementara pecahnya telur karena tekanan dari luar adalah awal dari kematian.
Imam Ja’far As-Shodiq, Guru dari Imam Madzhab Maliki dan Hanafi pernah berkata; “Tubuh seseorang tidak akan lemah jika ia memiliki niat yang kuat.”
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Qs. Arra'd : 11).
Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (Qs.An-Nazi’at:18). Tabik!!!
*Penulis merupakan salah seorang pegiat pendidikan non formal di Aceh Tamiang, Instagram : koen_najeh, Email : juliannajeh@gmail.com
Di suatu kesempatan, coach Zulfikar Lindan, CHt mengajak saya berdiskusi panjang-tentang sisi-sisi kehidupan manusia. Topik tertuju pada sebuah hasil (dan tentunya tidak mengkesampingkan aspek lainnya) ; sukses dan gagal.
Foto : Ilustrasi |
Tapi sayang, banyak yang membenarkannya tapi tidak untuk diyakini dan diterapkan dalam kehidupan. Ada dua hal, mengapa itu bisa terjadi; satu, tidak paham mengevaluasi diri dan yang kedua; lambat merekontruksi pikiran secara baik dan benar.
Evaluasi diri diartikan sebagai bentuk pengakuan akan bertolak belakangnya harapan dan kenyataan. Tandanya? Dapat diukur dari tingkat pencapaian hidup - usaha tidak sebanding harapan.
Mengapa itu bisa terjadi. Mengapa usaha yg begitu lama dilakukan mengkhianati hasil Dimana letak salahnya? Tentu ada di diri kita. Dimana? Di pikiran alam bawah sadar kita.
Pikiran itu seperti program. Ia bergerak dan menggerakkan. Terus berjalan sesuai dengan perintah dari pikiran. Ketika program pikiran mendukung kemajuan, maka hasilnya; baik dan sesuai harapan.
Itu karena pikiran dan TANAH memiliki fungsi yang sama. Keduanya tidak akan pernah mengkhianati hasil dari sebuah usaha.
Jika kita menabur benih jagung, misalnya; tanah akan merespon lalu menumbuhkannya. Tersadar atau tidak, sering kali kita menanamkan hal-hal yang buruk kepada diri kita sendiri. Miris!!.
Misalnya; hidupku penuh masalah, aku tidak akan berhasil, sakitku tidak akan sembuh, keluargaku hancur berantakan, aku bodoh dan miskin, masa depanku suram, dst.
Ungkapan negatif itu akan direspons oleh pikiran dalam bentuk sikap dan tindakan. Ia terus bekerja - menghasilkan sesuatu yang sama seperti yang kita tanamkan dalam pikiran kita.
Menabur dalam PIKIRAN akan menuai tindakan. Menabur tindakan akan menuai kebiasaan. Dan Menabur kebiasaan akan menuai karakter (pepatah dzaman).
Oleh sebab itu, tanamkan hal yg positif di benak kita, maka kita akan menjadi pribadi yang luar biasa. Jangan biarkan dan dengarkan orang lain mencuri impian kita dengan perkataannya yang sia-sia.
Mari rebut dan lantas menangkanlah peperangan dalam pikiran kita sendiri dengan sesuatu yang positif baik dan benar.
"The real war is in your mind": Perang sesungguhnya itu ada didalam pikiran (John C. Maxwell).
Berubah, dimulai dari dalam diri ibarat munculnya sebuah telur. Pecahnya telur karena tekanan dari dalam adalah pertanda awal dari kehidupan. Sementara pecahnya telur karena tekanan dari luar adalah awal dari kematian.
Imam Ja’far As-Shodiq, Guru dari Imam Madzhab Maliki dan Hanafi pernah berkata; “Tubuh seseorang tidak akan lemah jika ia memiliki niat yang kuat.”
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Qs. Arra'd : 11).
Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (Qs.An-Nazi’at:18). Tabik!!!
*Penulis merupakan salah seorang pegiat pendidikan non formal di Aceh Tamiang, Instagram : koen_najeh, Email : juliannajeh@gmail.com