Lentera 24.com | MOSCOW -- Militer Rusia berhasil melakukan uji coba peluncuran kedua rudal balistik antar benua (ICBM) berhulu ledak nukli...
Lentera24.com | MOSCOW -- Militer Rusia berhasil melakukan uji coba peluncuran kedua rudal balistik antar benua (ICBM) berhulu ledak nuklir paling canggih.
Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai peluncuran rudal RS-28 Sarmat. Rudal tersebut diluncurkan dari pangkalan di Plesetsk, barat laut Rusia, dekat lingkaran Arktik seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (31/3/2018).
Militer Rusia mengatakan ini adalah kedua kalinya mereka berhasil menguji coba meluncurkan sebuah Sarmat. Sebuah artikel yang mengumumkan peluncuran terbaru dalam publikasi kementerian pertahanan, Red Star, mengatakan roket itu telah diuji dalam pra-peluncuran dan tahap pertama fase penerbangan.
Sumber pertahanan mengatakan kepada kantor berita negara Rusia pada hari Kamis bahwa rudal akan digunakan militer pada 2021, dan produksi massalnya akan dimulai pada 2020.
Sarmat adalah ICBM yang dimaksudkan untuk menggantikan misil era Soviet yang menjadi dasar dari senjata pencegah nuklir. Sarmat, yang disebut NATO dengan nama Satan 2, telah dikembangkan sejak paling tidak tahun 2011. Rudal ini diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir dalam jumlah besar dan memiliki jarak tembak yang jauh.
Inovasi utama dari Sarmat adalah kemampuannya untuk membawa sejumlah besar hulu ledak yang dipandu. Ini berarti Sarmat mampu menghujani hulu ledak individu yang terbang sendiri ke target. Roket besar, yang diklaim Putin memiliki berat lebih dari 200 ton, diyakini mampu terbang sejauh 16.000 mil dan mampu terbang di atas Kutub Selatan untuk menyerang AS.
Dalam pidatonya pada awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Sarmat adalah salah satu senjata nuklir yang tidak terkalahkan. Rudal ini termasuk rudal jelajah bertenaga nuklir dan rudal antarbenua hipersonik.
Seperti halnya senjata-senjata lain yang ia nyatakan dalam pidatonya, Putin memuji Sarmat karena membuat sistem pertahanan rudal yang paling canggih tidak efektif bahkan yang mungkin diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk masa mendatang.
"Tidak ada jenis, bahkan sistem pertahanan rudal di masa depan tidak akan menawarkan kesulitan apa pun ke kompleks roket Rusia, Sarmat," kata Putin dalam pidato kenegaraannya. [] SINDONEWS.COM
Foto : Sindonews.com |
Militer Rusia mengatakan ini adalah kedua kalinya mereka berhasil menguji coba meluncurkan sebuah Sarmat. Sebuah artikel yang mengumumkan peluncuran terbaru dalam publikasi kementerian pertahanan, Red Star, mengatakan roket itu telah diuji dalam pra-peluncuran dan tahap pertama fase penerbangan.
Sumber pertahanan mengatakan kepada kantor berita negara Rusia pada hari Kamis bahwa rudal akan digunakan militer pada 2021, dan produksi massalnya akan dimulai pada 2020.
Sarmat adalah ICBM yang dimaksudkan untuk menggantikan misil era Soviet yang menjadi dasar dari senjata pencegah nuklir. Sarmat, yang disebut NATO dengan nama Satan 2, telah dikembangkan sejak paling tidak tahun 2011. Rudal ini diyakini mampu membawa hulu ledak nuklir dalam jumlah besar dan memiliki jarak tembak yang jauh.
Inovasi utama dari Sarmat adalah kemampuannya untuk membawa sejumlah besar hulu ledak yang dipandu. Ini berarti Sarmat mampu menghujani hulu ledak individu yang terbang sendiri ke target. Roket besar, yang diklaim Putin memiliki berat lebih dari 200 ton, diyakini mampu terbang sejauh 16.000 mil dan mampu terbang di atas Kutub Selatan untuk menyerang AS.
Dalam pidatonya pada awal bulan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Sarmat adalah salah satu senjata nuklir yang tidak terkalahkan. Rudal ini termasuk rudal jelajah bertenaga nuklir dan rudal antarbenua hipersonik.
Seperti halnya senjata-senjata lain yang ia nyatakan dalam pidatonya, Putin memuji Sarmat karena membuat sistem pertahanan rudal yang paling canggih tidak efektif bahkan yang mungkin diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) untuk masa mendatang.
"Tidak ada jenis, bahkan sistem pertahanan rudal di masa depan tidak akan menawarkan kesulitan apa pun ke kompleks roket Rusia, Sarmat," kata Putin dalam pidato kenegaraannya. [] SINDONEWS.COM