HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pihak RSUD dan Dinkes Atam Segera Tangani Penyakit Kulit Ningsih

Lentera 24.com | ACEH TAMIANG -- Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Aceh Tamiang Ismail kembali mengunjungi gadis belia ...

Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Aceh Tamiang Ismail kembali mengunjungi gadis belia yang didera penyakit kulit selama 19 tahun. Kedatangannya kali bersama Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Tamiang dr. Mustakim Manaf, M.Kes (Ars) dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang dr. Catur Haryati,  M.Kes, Rabu (14/3).



Ningsih merupakan anak ke tiga dari pasangan Syahrul (48) tahun dan Suryani (45) tahun merupakan warga Dusun Pinang Kampung Sukajadi Paya Bujok Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang merupakan sosok gadis belia yang didera penyakit kulit selama dua minggu lahir kedunia hingga saat ini.

Pada kesempatan tersebut, Direktur RSUD Aceh Tamiang, dr. Mustakim memprediksi bahwa Ningsih menderita penyakit kulit yang disebut dalam bahasa dokter dengan penyakit Dermatitis Seborhoic atau Sistemic Lupus Erytematosus.

Mustakim menyarankan kepada ibu Ningsih agar anaknya itu segera dirawat insentif di Rumah Sakit yang tersedia dokter spesialis kulit seperti rumah sakit Langsa. "Untuk saat ini rumah sakit kita belum memiliki dokter spesialis kulit. Yang ada di Rumah Sakit Langsa, namun kita akan berupaya mencari solusi untuk menyembuhkan Ningsih", sebut Mustakim.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tamiang  dr. Catur Haryati,  M.Kes mengatakan penyakit kulit Ningsih dapat disembuhkan dan perlu penanganan secara medis. "Kita akan mengagendakan dengan pihak BPJS Kesehatan untuk mencari solusi guna mengobati Ningsih", kata Dr. Catur.

Menurut Suryani, Ningsih anaknya pernah mengecap pendidikan hingga kelas V Sekolah Dasar. "Ningsih pernah sekolah di SD, tapi karena penyakit kulitnya ini membuat enggan untuk melanjutkan sekolahnya", sebut Suryani.

Suryani menceritakan perjalanan dan usaha yang telah dilakukan untuk putri kesayangannya mulai dari medis hingga ke orang-orang pandai (tabih) hingga ke Besilam-Stabat. Namun doa serta usahan itu belum dikabulkan oleh Allah SWT.

"19 Tahun saya berusaha untuk mengobatinya, ke rumah sakit, orang pandai kampung (tabih) ke Medan dan Lhokseumawe, bahkan saran orang tua bawa ke Sulum Besilam-Stabat sudah saya lakukan", ungkapnya.

Dengan pendapatan harian yang pas - pasan sebagai buruh mocok-mocok, Suryani dan suaminya sudah pasrah untuk usaha yang dilakukan demi kesembuhan putrinya.

Suryani menyampaikan, bahwa dirinya sangat berharap sekali atas perhatian pemerintah tentang derita yang di alami anak kandungnya. "Saat ini saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk perobatan anak saya, sekali lagi saya mohon perhatian dari pemerintah, saya sudah tidak sanggup lagi dalam usaha pengobatan penyakit aneh disekujur tubuh anak saya", sebutnya sambil menetes air matanya. [] L24-005