Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Korda Pemuda Dewan Dakwah (PDD) Banda Aceh menyelenggarakan kegiatan bedah buku "Syariat Islam dan polit...
Lentera24.com | BANDA ACEH -- Korda Pemuda Dewan Dakwah (PDD) Banda Aceh menyelenggarakan kegiatan bedah buku "Syariat Islam dan politik lokal di Aceh" yang berlangsung di ruang video conference lantai dua Fakultas Hukum Unsyiah, Sabtu (3/3) kemarin.
Dalam sambutannya, Rizky Mulyadi selaku ketua panitia mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan kegiatan bedah buku ini .
"Ucapan terima kasih kepada LDK Al Ahkam, FORUM Aceh Menulis (FAME) Lintas Gayo yang telah banyak membantu demi terselenggaranya kegiatan bedah buku ini," ungkap Rizky.
Acara Bedah buku Syariat Islam dan politik lokal di Aceh Turut dihadiri oleh Dr Tengku Hasanuddin Yusuf Adan, MA MCL sebagai penulis buku Syariat Islam dan politik lokal di Aceh dan di bedah oleh dua orang pembedah Dr Zahratul Idami S H M H dan Herman RN S Pd M Pd serta dipandu oleh Maulida Ariandy S, selaku ketua umum Korda PDD (Pemuda Dewan Dakwah) Banda Aceh.
Sementra itu menurut Zahratul Idami bahwa buku yang ditulis oleh Tgk Hasanuddin memang sudah bagus, subbab tentang institusi terkait dengan implementasi syariat islam di Aceh (halaman 90-109) Seharusnya memberikan gambaran tentang kebijakan apa yang dilakukan pemerintah Aceh dalam memaksimalkan tugas dari berbagai institusi didapat.
"Untuk subbab syariat islam dan tantangan global di Aceh (halaman 113-123), malah yang membuat saya sangat apresiasif kepada penulis yang luar biasa ini, saran dan kritikan itu sudah pasti".
Zahratul Idami juga menambahkan "yang namanya politik lokal tentu pasti banyak pengaruhnya, sedangakan dalam Islam ilmu siyasah sangat penting sekali. Namun bagi orang yang mengurusi politik dipengaruhi oleh hal-hal negatif dalam kepribadiannya maka dari pada itu dia akan berusaha untuk mempengaruhi orang lain supaya negatif ataupun positif," ungkapnya.
"Makanya kekuasaan itu tergantung pada pribadinya. Meskipun pengaruh lingkungan sangat ,namun kekuatan iman di dalam dada harus selalu tetap di jaga,'' harapnya.
Selanjutnya Herman juga mengatakan, bagi orang Aceh, asli, perundang-undangan yang mengatasnamakan syariat Islam itu sebenarnya hanya kamuflase politik. Orang Aceh sejak lahir sudah Islam. Bahkan, ketika masih dalam kandungan pun, calon bayi sudah diperdengarkan salawat, zikir, dan syair-syair bernuansa Islami, setelah lahir, dalam ayunan, pendidikan karakter keacehan dan sosialisasi Syariat Islam diperdengarkan melalui syair doda idi," ujarnya.
Ini menunjukkan bahwa sosialisasi Syariat Islam bagi orang Aceh sudah dilakoni sejak zaman dulu, sejak belum lahir undang-undang Syariat Islam. Buku yang ditulis oleh Tgk Hasanuddin ini mengupas penerapan Syariat islam dari sisi kepentingan politik, mulai rezim orla, orba, reformasi, sampai era milenium. Pergumulan usaha memperlakukan Syariat Islam bagi Aceh dikupas secara rinci sehingga buku ini sangat layak jadi referensi para peneliti Syariat Islam di Aceh, tutupnya.
Selain itu Tgk Hasanuddin Yusuf Adan selaku penulis buku sangat berterima kasih kepada pembedah yang telah banyak memberikan kritikan dan saran dari buku yang saya tulis, saya sangat senang sekali dengan hal seperti itu," ungkapnya.
Hasanuddin juga mengatakan bahwa berbicara Syariat Islam itu juga mengatur tentang kehidupan manusia baik muslim maupun non muslim," demikian tutupnya. [] L24-007
Dalam sambutannya, Rizky Mulyadi selaku ketua panitia mengatakan bahwa dirinya sangat mengapresiasi kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan kegiatan bedah buku ini .
"Ucapan terima kasih kepada LDK Al Ahkam, FORUM Aceh Menulis (FAME) Lintas Gayo yang telah banyak membantu demi terselenggaranya kegiatan bedah buku ini," ungkap Rizky.
Acara Bedah buku Syariat Islam dan politik lokal di Aceh Turut dihadiri oleh Dr Tengku Hasanuddin Yusuf Adan, MA MCL sebagai penulis buku Syariat Islam dan politik lokal di Aceh dan di bedah oleh dua orang pembedah Dr Zahratul Idami S H M H dan Herman RN S Pd M Pd serta dipandu oleh Maulida Ariandy S, selaku ketua umum Korda PDD (Pemuda Dewan Dakwah) Banda Aceh.
Sementra itu menurut Zahratul Idami bahwa buku yang ditulis oleh Tgk Hasanuddin memang sudah bagus, subbab tentang institusi terkait dengan implementasi syariat islam di Aceh (halaman 90-109) Seharusnya memberikan gambaran tentang kebijakan apa yang dilakukan pemerintah Aceh dalam memaksimalkan tugas dari berbagai institusi didapat.
"Untuk subbab syariat islam dan tantangan global di Aceh (halaman 113-123), malah yang membuat saya sangat apresiasif kepada penulis yang luar biasa ini, saran dan kritikan itu sudah pasti".
Zahratul Idami juga menambahkan "yang namanya politik lokal tentu pasti banyak pengaruhnya, sedangakan dalam Islam ilmu siyasah sangat penting sekali. Namun bagi orang yang mengurusi politik dipengaruhi oleh hal-hal negatif dalam kepribadiannya maka dari pada itu dia akan berusaha untuk mempengaruhi orang lain supaya negatif ataupun positif," ungkapnya.
"Makanya kekuasaan itu tergantung pada pribadinya. Meskipun pengaruh lingkungan sangat ,namun kekuatan iman di dalam dada harus selalu tetap di jaga,'' harapnya.
Selanjutnya Herman juga mengatakan, bagi orang Aceh, asli, perundang-undangan yang mengatasnamakan syariat Islam itu sebenarnya hanya kamuflase politik. Orang Aceh sejak lahir sudah Islam. Bahkan, ketika masih dalam kandungan pun, calon bayi sudah diperdengarkan salawat, zikir, dan syair-syair bernuansa Islami, setelah lahir, dalam ayunan, pendidikan karakter keacehan dan sosialisasi Syariat Islam diperdengarkan melalui syair doda idi," ujarnya.
Ini menunjukkan bahwa sosialisasi Syariat Islam bagi orang Aceh sudah dilakoni sejak zaman dulu, sejak belum lahir undang-undang Syariat Islam. Buku yang ditulis oleh Tgk Hasanuddin ini mengupas penerapan Syariat islam dari sisi kepentingan politik, mulai rezim orla, orba, reformasi, sampai era milenium. Pergumulan usaha memperlakukan Syariat Islam bagi Aceh dikupas secara rinci sehingga buku ini sangat layak jadi referensi para peneliti Syariat Islam di Aceh, tutupnya.
Selain itu Tgk Hasanuddin Yusuf Adan selaku penulis buku sangat berterima kasih kepada pembedah yang telah banyak memberikan kritikan dan saran dari buku yang saya tulis, saya sangat senang sekali dengan hal seperti itu," ungkapnya.
Hasanuddin juga mengatakan bahwa berbicara Syariat Islam itu juga mengatur tentang kehidupan manusia baik muslim maupun non muslim," demikian tutupnya. [] L24-007