Lentera 24.com | SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) dan Kementerian Pekerjaan Umu...
Lentera24.com | SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaha Rakyat, akan membangun Kebun Raya Mangrove di kawasan pantai timur Surabaya.
Hal ini terungkap setelah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertemu Wakil Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Alexander Sonny Kerraf, di Kantor Wali Kota Surabaya, akhir Februari 2018.
Kebun Raya Mangrove yang diklaim sebagai yang pertama di dunia ini, lokasinya persisnya berada di kawasan Gunung Anyar. Proyek pengerjaannya, dimulai tahun ini dengan target luasan mencapai 100 hektar.
“Kita bebaskan 30 hektar tahun ini, nanti disatukan dengan tanah milik kita yang 30 hektar juga. Tahun depan, kita bebaskan lagi sekitar 30 hektar. Yang pasti tahun ini sudah dimulai,” terang Tri Rismaharini atau Risma biasa disapa.
Keberadaan Kebun Raya Mangrove nantinya akan sinergi dengan Mangrove Information Center (MIC) Wonorejo, dihubungkan jembatan bambu, yang melintas di atas waduk buatan atau bozem.
Proses pembangunannya, lanjut Risma, akan didukung sepenuhnya oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Terutama, dalam menentukan jenis, usia, serta zonasi mangrove yang ditanam nantinya.
“Kita dibantu LIPI, karena nanti akan dihitung umurnya mangrove berapa yang bisa ditanam, jenisnya apa sesuai teori,” katanya.
Kedepan, kawasan Kebun Raya Mangrove tidak hanya menjadi obyek wisata baru bagi warga Surabaya dan sekitarnya, melainkan juga sebagai kawasan konservasi, observasi, serta penelitian dan pengkajian keilmuan. Pastinya, yang berkaitan dengan mangrove serta ekosistem pantai.
“Nantinya tidak hanya menjadi kawasan konservasi berbagai spesies mangrove maupun satwa yang ada disitu, tetapi juga sebagai wahana rekreasi yang green dan ramah lingkungan,” imbuhnya.
Kebun Raya Mangrove yang membutuhkan biaya sekitar Rp17 miliar ini nantinya akan dilengkapi sarana penunjang, seperti jogging track, kanal-kanal sampan, serta sarana bermain anak-anak. Dananya tidak hanya diambil dari APBD Kota Surabaya, melainkan juga dari APBN.
“Yang pasti kita upayakan mengacu pada aspek lingkungan. Harapannya, mangrove di Surabaya semakin baik kondisinya,” lanjutnya.
Wakil KetuaYayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Alexander Sonny Kerraf mengatakan, pengembangan kawasan mangrove di pantai timur Surabaya melalui Kebun Raya Mangrove, diharapkan dapat menjadi pelindung Kota Surabaya. Utamanya, dari ancaman abrasi maupun banjir rob yang sering terjadi pada musim tertentu.
Selain itu, keberadaan Kebun Raya Mangrove diharapkan dapat meningkatkan tutupan hutan mangrove di Surabaya, sebagai sabuk pengaman kota dari ancaman tsunami maupun bencana alam lainnya. Pelaksanaannya diawali dengan membangun 60 hektar lahan yang dimiliki Pemerintah Kota Surabaya. Kita akan mulai membangun dan mengembangkan masterplan-nya.
“Mudah-mudahan, tempat ini nantinya dapat memberi kesempatan dan manfaat bagi warga di sekitarnya. Khususnya secara ekonomi dari kunjungan wisatawan,” tandasnya. [] MONGABAY.CO.ID
Foto : Mongabay.co.id |
Kebun Raya Mangrove yang diklaim sebagai yang pertama di dunia ini, lokasinya persisnya berada di kawasan Gunung Anyar. Proyek pengerjaannya, dimulai tahun ini dengan target luasan mencapai 100 hektar.
“Kita bebaskan 30 hektar tahun ini, nanti disatukan dengan tanah milik kita yang 30 hektar juga. Tahun depan, kita bebaskan lagi sekitar 30 hektar. Yang pasti tahun ini sudah dimulai,” terang Tri Rismaharini atau Risma biasa disapa.
Keberadaan Kebun Raya Mangrove nantinya akan sinergi dengan Mangrove Information Center (MIC) Wonorejo, dihubungkan jembatan bambu, yang melintas di atas waduk buatan atau bozem.
Proses pembangunannya, lanjut Risma, akan didukung sepenuhnya oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Terutama, dalam menentukan jenis, usia, serta zonasi mangrove yang ditanam nantinya.
“Kita dibantu LIPI, karena nanti akan dihitung umurnya mangrove berapa yang bisa ditanam, jenisnya apa sesuai teori,” katanya.
Kedepan, kawasan Kebun Raya Mangrove tidak hanya menjadi obyek wisata baru bagi warga Surabaya dan sekitarnya, melainkan juga sebagai kawasan konservasi, observasi, serta penelitian dan pengkajian keilmuan. Pastinya, yang berkaitan dengan mangrove serta ekosistem pantai.
“Nantinya tidak hanya menjadi kawasan konservasi berbagai spesies mangrove maupun satwa yang ada disitu, tetapi juga sebagai wahana rekreasi yang green dan ramah lingkungan,” imbuhnya.
Kebun Raya Mangrove yang membutuhkan biaya sekitar Rp17 miliar ini nantinya akan dilengkapi sarana penunjang, seperti jogging track, kanal-kanal sampan, serta sarana bermain anak-anak. Dananya tidak hanya diambil dari APBD Kota Surabaya, melainkan juga dari APBN.
“Yang pasti kita upayakan mengacu pada aspek lingkungan. Harapannya, mangrove di Surabaya semakin baik kondisinya,” lanjutnya.
Wakil KetuaYayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) Alexander Sonny Kerraf mengatakan, pengembangan kawasan mangrove di pantai timur Surabaya melalui Kebun Raya Mangrove, diharapkan dapat menjadi pelindung Kota Surabaya. Utamanya, dari ancaman abrasi maupun banjir rob yang sering terjadi pada musim tertentu.
Selain itu, keberadaan Kebun Raya Mangrove diharapkan dapat meningkatkan tutupan hutan mangrove di Surabaya, sebagai sabuk pengaman kota dari ancaman tsunami maupun bencana alam lainnya. Pelaksanaannya diawali dengan membangun 60 hektar lahan yang dimiliki Pemerintah Kota Surabaya. Kita akan mulai membangun dan mengembangkan masterplan-nya.
“Mudah-mudahan, tempat ini nantinya dapat memberi kesempatan dan manfaat bagi warga di sekitarnya. Khususnya secara ekonomi dari kunjungan wisatawan,” tandasnya. [] MONGABAY.CO.ID