Lentera 24.com | JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menilai pendaftar yang lulus seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) adalah orang-orang ...
Lentera24.com | JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menilai pendaftar yang lulus seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) adalah orang-orang pilihan. Status ini diyakini ampuh untuk mencari pasangan hidup.
"Saya tahu kebanyakan saudara jomblo saya lihat daftarnya statusnya jomblo, jomblo, jomblo. Tapi dengan status CPNS, saya yakin saudara gampang cari pacar. Sudah jadi CPNS berani PDKT (pendekatan)," kelakar Jokowi saat memberikan kuliah umum bagi CPNS di Istana Senayan, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Maret 2018.
Menurut dia, ada sekitar 2,4 juta orang yang sejatinya mengikuti seleksi CPNS. Namun, hanya 33 ribu orang yang diterima.
Jokowi pun menaruh harapan besar kepada mereka. CPNS, kata dia, akan menjadi birokrat motor kemajuan Indonesia.
Para CPNS pun diharapkan bekerja keras dengan penuh inovasi untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. "Untuk itu, saudara harus beradaptasi ke dunia yang dinamis dengan perubahan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi," jelas dia.
Kepala Negara mengingatkan bila lanskap dunia berganti wajah dengan cepat. Ini bakal memunculkan tantangan baru bagi Indonesia.
"Dengan perkembangan media sosial dan semakin aktif netizen, pemerintah dituntut cepat, responsif, tanggap. Birokratnya cepat dan responsif," pungkas dia. [] MEDCOM.ID
Foto : Medcom.id |
Menurut dia, ada sekitar 2,4 juta orang yang sejatinya mengikuti seleksi CPNS. Namun, hanya 33 ribu orang yang diterima.
Jokowi pun menaruh harapan besar kepada mereka. CPNS, kata dia, akan menjadi birokrat motor kemajuan Indonesia.
Para CPNS pun diharapkan bekerja keras dengan penuh inovasi untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara. "Untuk itu, saudara harus beradaptasi ke dunia yang dinamis dengan perubahan cepat ilmu pengetahuan dan teknologi," jelas dia.
Kepala Negara mengingatkan bila lanskap dunia berganti wajah dengan cepat. Ini bakal memunculkan tantangan baru bagi Indonesia.
"Dengan perkembangan media sosial dan semakin aktif netizen, pemerintah dituntut cepat, responsif, tanggap. Birokratnya cepat dan responsif," pungkas dia. [] MEDCOM.ID