HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Berang Naikan Pertalite, Mahasiswa Gembok Pagar Pertamina

Lentera 24.com | BANDA ACEH -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat, menggembok pintu pagar Kantor Perta...

Lentera24.com | BANDA ACEH -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pembela Rakyat, menggembok pintu pagar Kantor Pertamina Cabang Banda Aceh di Jalan Tgk Daud Beureueh, Rabu (28/3). Aksi penggembokan itu dilakukan mahasiswa usai berdemonstrasi menolak kenaikan BBM jenis pertalite yang baru-baru ini diberlakukan pemerintah.

Foto : Tribunnews.com
Puluhan mahasiswa lintas kampus itu mengawali aksi mereka di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, sekira pukul 11.00 WIB. Dalam aksinya mahasiswa mengusung sejumlah spanduk dan poster berisikan kecaman kepada pemerintah karena telah menaikkan harga pertalite. Mahasiswa berorasi bergantian menyuarakan aspirasi terkait kenaikan harga BBM tersebut.

“Hari ini kawan-kawan kita turun ke jalan, untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Pemerintah menaikkan harga BBM lagi, padahal sebelumnya mereka berjanji tak akan menaikkan harga BBM, tapi apa kawan-kawan, hari ini kita telah dibodohi,” teriak salah seorang orator dalam aksi di Simpang Lima.

Mahasiswa berang karena pemerintah menaikkan jenis pertalite secara sembunyi-sembunyi bahkan luput dari pemberitaan media. Menurut mahasiswa kondisi tersebut memang disengaja agar tidak heboh. “Tapi kita tidak bodoh kawan-kawan, hari ini kedatangan kita untuk menyuarakan itu, kita tuntut pemerintah untuk menurunkan harga BBM,” teriak koordinator aksi, Alfian Rinaldi.

Dia juga menyebutkan, aksi yang dilancarkan mahasiswa kemarin berdasarkan fakta yang dialami masyarakat selama ini, karena selain harga pertalite yang naik sebesar Rp 200 per liter, BBM jenis premium juga mulai langka di hampir semua SPBU di Aceh. “Kalau BBM naik, pendapatan masyarakat juga harus naik, itu harus dipikir oleh pemerintah. Kemarin 100 dinaikkan, kemudian 200, besok berapa kawan-kawan, 1.000?,” teriak Alfian.

Usai berorasi sekitar 60 menit di Simpang Lima, mahasiswa kemudian menuju ke Gedung DPRA untuk melanjutkan orasi di sana. Mahasiswa mendorong sepeda motor mereka dari Simpang Lima menuju ke DPRA, aksi dorong sepeda motor itu dilakukan sebagai bentuk protes atau menolak kebijakan Pemerintah Indonesia menaikkan harga BBM jenis pertalite.

Amatan Serambi, badan Jalan Tgk Daud Beureueh dipenuhi mahasiswa yang mendorong sepeda motor, sehingga para pengguna jalan lainnya harus rela antre di belakang mahasiswa di bawah kawalan polisi lalulintas. Mahasiswa kemudian memarkirkan sepeda motor pas di depan pintu pagar kantor Pertamina Cabang Banda Aceh, lalu jalan kaki menuju ke DPRA untuk kembali melancarkan askinya.

Di Gedung DPRA, mahasiswa berorasi di halaman gedung, mereka memaksa anggota DPRA untuk bersama-sama merasakan terik matahari di bawah tiang bendera di halaman Gedung DPRA.

Pantauan Serambi, dua anggota DPRA, Ketua Fraksi Gerindra-PKS Abdurrahman Ahmad dan Ketua Fraksi Golkar Zuriat Suparjo ikut dalam barisan aksi mahasiswa.

“Pemerintah mengatakan, naiknya harga BBM karena naiknya harga minyak dunia, tapi yang anehnya ketika minyak dunia turun harga BBM di negeri kita juga tak pernah turun,” teriak salah satu orator di DPRA.

Mahasiswa mengatakan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan sebelumnya dalam konferesi pers menyatakan pemerintah tidak akan menaikkan tarif dasar listrik dan harga BBM hingga tahun 2019. “Tapi apa ini belum tahun 2019, pemerintah sudah mengingkarinya. Tentu, kenaikan harga BBM ini sangat berdampak buruk bagi kita masyarakat,” kata Alfian Rinaldi, koordinator aksi.

Usai berorasi di Gedung DPRA, mahasiswa kembali ke kantor Pertamina Cabang Aceh yang tak jauh dari DPRA. Di sana, mahasiswa sempat adu mulut dengan pihak kepolisian, lantaran aksi di depan kantor itu tak ada izin, namun mahasiswa tetap ngotot berorasi di kantor Pertamina lalu menggembok pagar kantor itu di akhir aksi.

Mahasiswa juga menempel spanduk yang berisi petisi terkait penolakan naiknya harga BBM, di pintu pagar kantor Pertamina. Setelah itu barulah mahasiswa menggembok pagar dengan seutas rantai dan gembok yang tak terlalu besar. Setelah menggembok, mahasiswa membaca doa bersama-sama lalu membubarkan diri secara tertib. Aksi mahasiswa mendapat pengawalan ketat dari pihak kepolisian. [] TRIBUNNEWS.COM