Lentera 24.com | PROBOLINGGO -- Ular sanca kembang berukuran 5 meter dan berbobot 20 kilogram yang ditangkap warga Kebonsari, Kecamatan Kan...
Lentera24.com | PROBOLINGGO -- Ular sanca kembang berukuran 5 meter dan berbobot 20 kilogram yang ditangkap warga Kebonsari, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, hilang dari kandang. Warga waswas, menuding Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) berperan atas lepasnya melata 'jumbo' tersebut.
Menurut warga, sanca sudah tak kandang kawat berukuran 50 cm x 70 cm sejak pukul 07.00 WIB, Jumat (23/2/2018). Kawat bagian bawah jebol. Sanca tak diketahui keberadaannya.
Petugas BKSDA dan Koramil setempat turun tangan. Mereka mencari di berbagai sudut permukiman, termasuk sungai tempat ular ditangkap warga. Namun hasillnya nihil.
"Kalau begini gimana?" celetuk warga ke petugas BKSDA di tempat ular awalnya dikandangkan.
Warga Minta BKSDA Tanggung Jawab atas Kaburnya Ular SancaFoto: M Rofiq/detikcom
Warga meminta BKSDA bertanggung jawab. Mereka menilai ular bisa kabur setelah lakban di mulutnya dilepas atas perintah petugas. "Padahal warga membalut mulut ular bukan untuk menyiksa tapi demi keamanan," ujar warga dengan nada tinggi.
Kepala BKSDA Wilayah 6 Probolinggo Sudartono, mengatakan, pihaknya membuka lakban di mulut ular karena khawatir sanca tak bisa bernapas. Hal itu bisa mengakibatkan kematian.
"Kami antisipasi saja, sebab selama tiga hari mulut ular sanca itu diikat lakban. Maka kami melakukan upaya pelepasan dengan tujuan penyelamatan jiwa ular tersebut," kilahnya.
Sanca sebetulnya akan disita BKSDA, Kamis (22/2), setelah ditangkap warga pada Senin (19/2) malam. Warga enggan menyerahkan dan meminta uang lelah penangkapan. Mereka mengaku bertaruh nyawa saat menangkap. Namun BKSDA dan pihak lain tak menyanggupi.
Negoisiasi buntu. Sebelum meninggalkan lokasi, BKSDA meminta warga membuka lakban yang menutup mulut sanca. Nah, gara-gara inilah, warga menilai ular bisa kabur dengan menjebol kawat. [] DETIK
Foto : Ilustrasi |
Petugas BKSDA dan Koramil setempat turun tangan. Mereka mencari di berbagai sudut permukiman, termasuk sungai tempat ular ditangkap warga. Namun hasillnya nihil.
"Kalau begini gimana?" celetuk warga ke petugas BKSDA di tempat ular awalnya dikandangkan.
Warga Minta BKSDA Tanggung Jawab atas Kaburnya Ular SancaFoto: M Rofiq/detikcom
Warga meminta BKSDA bertanggung jawab. Mereka menilai ular bisa kabur setelah lakban di mulutnya dilepas atas perintah petugas. "Padahal warga membalut mulut ular bukan untuk menyiksa tapi demi keamanan," ujar warga dengan nada tinggi.
Kepala BKSDA Wilayah 6 Probolinggo Sudartono, mengatakan, pihaknya membuka lakban di mulut ular karena khawatir sanca tak bisa bernapas. Hal itu bisa mengakibatkan kematian.
"Kami antisipasi saja, sebab selama tiga hari mulut ular sanca itu diikat lakban. Maka kami melakukan upaya pelepasan dengan tujuan penyelamatan jiwa ular tersebut," kilahnya.
Sanca sebetulnya akan disita BKSDA, Kamis (22/2), setelah ditangkap warga pada Senin (19/2) malam. Warga enggan menyerahkan dan meminta uang lelah penangkapan. Mereka mengaku bertaruh nyawa saat menangkap. Namun BKSDA dan pihak lain tak menyanggupi.
Negoisiasi buntu. Sebelum meninggalkan lokasi, BKSDA meminta warga membuka lakban yang menutup mulut sanca. Nah, gara-gara inilah, warga menilai ular bisa kabur dengan menjebol kawat. [] DETIK