Lentera 24.com | SUBULUSSALAM -- Harus dipahami terlebih dahulu, bahwa sebelumnya SD dipindahkan ke Desa Tualang yang sekarang, dan banguna...
Lentera24.com | SUBULUSSALAM -- Harus dipahami terlebih dahulu, bahwa sebelumnya SD dipindahkan ke Desa Tualang yang sekarang, dan bangunan fisik SD Tualang berada di Kota Kecamatan Runding, ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan (Disdikbud) Subulussalam Irwan M si kepada media ini via Whadsapp, Rabu (14/2).
Menurut Irwan, pada saat masa konflik masyarakat pindah ke Kota Kecamatan Runding sehingga dibangunlah SD Tualang di Kota Kecamatan. Setelah MoU dan masa konflik berakhir dalam 2 tahun terakhir ini atas keinginan masyarakat, maka Pemerintah merelokasi masyarakat seperti warga desa Lae Mate,Mendilam,Tanah Tumbuh,Tualang,Geruguh ke Desanya masing-masing dengan komitmen Pemerintah akan menyediakan bangunan rumah dan fasilitas umum lainnya seperti Rumah Sekolah, urainya.
Sambungnya, Karna masyarakat baru dipindahkan di akhir tahun 2016, maka Insyaallah 2018 kita bangun Sekolah baru, pembangunannya ada yang melalui dana Otsus dan APBN.
Kalau tidak ada halangan SD Lae Mate, Tualang, Tanah Tumbuh, Geruguh, Kuala Kepeng, pada bulan maret 2018 ini sudah mulai dibangun melalui dana Otsus.
Dan yang besumber dari dana APBN mungkin bulan April akan dibangun. Bahkan tim asistensi bangunan SD Tualang hari senin kemarin sudah diverifikasi oleh bagian Sarpras Direktorat SD Kementerian Pendidikan RI.
Namun dikarenakan masyarakat baru direlokasi maka dari pada mereka putus sekolah maka Disdikbud Kota Subulussalam dan Camat Runding bersepakat untuk tetap melangsung proses belajar secara darurat, ujar Irwan.
Mengenai guru yang jarang masuk dikarnakan lokasi sekolah sebelumnya berada di Kota Kecamatan sehingga masih mudah dijangkau oleh dewan guru. Kami sadari ada beberapa guru yang tidak disiplin, namun hal ini sudah kita sampaikan kepada Pak Wali, bahkan dalam waktu dekat ini akan kita perioritaskan guru bakti disana yang akan dianggkat mejadi guru kontrak.
"Jadi harus dibedakan antara SD Namo Buaya dengan Tualang, namun SD Namo Buaya ada kita alokasikan rehab dalam 2018 ini, kita lagi menunggu finalisasi DPA dari Bappeda" cetusnya.
Mengenai anak murid SD Tualang kelas VI belum bisa baca nanti akan kita cek lagi kelapangan mukin kasusnya sama seperti di SD Namo Buaya, nanti kami akan turun langsung ke lapangan dan kalau Bapak ada waktu nanti kami ajak untuk sama-sama kita kelapangan, tutup Kadisdikbud. [] L24-007 (Roby Sinaga)
Menurut Irwan, pada saat masa konflik masyarakat pindah ke Kota Kecamatan Runding sehingga dibangunlah SD Tualang di Kota Kecamatan. Setelah MoU dan masa konflik berakhir dalam 2 tahun terakhir ini atas keinginan masyarakat, maka Pemerintah merelokasi masyarakat seperti warga desa Lae Mate,Mendilam,Tanah Tumbuh,Tualang,Geruguh ke Desanya masing-masing dengan komitmen Pemerintah akan menyediakan bangunan rumah dan fasilitas umum lainnya seperti Rumah Sekolah, urainya.
Sambungnya, Karna masyarakat baru dipindahkan di akhir tahun 2016, maka Insyaallah 2018 kita bangun Sekolah baru, pembangunannya ada yang melalui dana Otsus dan APBN.
Kalau tidak ada halangan SD Lae Mate, Tualang, Tanah Tumbuh, Geruguh, Kuala Kepeng, pada bulan maret 2018 ini sudah mulai dibangun melalui dana Otsus.
Dan yang besumber dari dana APBN mungkin bulan April akan dibangun. Bahkan tim asistensi bangunan SD Tualang hari senin kemarin sudah diverifikasi oleh bagian Sarpras Direktorat SD Kementerian Pendidikan RI.
Namun dikarenakan masyarakat baru direlokasi maka dari pada mereka putus sekolah maka Disdikbud Kota Subulussalam dan Camat Runding bersepakat untuk tetap melangsung proses belajar secara darurat, ujar Irwan.
Mengenai guru yang jarang masuk dikarnakan lokasi sekolah sebelumnya berada di Kota Kecamatan sehingga masih mudah dijangkau oleh dewan guru. Kami sadari ada beberapa guru yang tidak disiplin, namun hal ini sudah kita sampaikan kepada Pak Wali, bahkan dalam waktu dekat ini akan kita perioritaskan guru bakti disana yang akan dianggkat mejadi guru kontrak.
"Jadi harus dibedakan antara SD Namo Buaya dengan Tualang, namun SD Namo Buaya ada kita alokasikan rehab dalam 2018 ini, kita lagi menunggu finalisasi DPA dari Bappeda" cetusnya.
Mengenai anak murid SD Tualang kelas VI belum bisa baca nanti akan kita cek lagi kelapangan mukin kasusnya sama seperti di SD Namo Buaya, nanti kami akan turun langsung ke lapangan dan kalau Bapak ada waktu nanti kami ajak untuk sama-sama kita kelapangan, tutup Kadisdikbud. [] L24-007 (Roby Sinaga)