Lentera 24.com | DELI SERDANG -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang untuk periode 2018-2023 y...
Lentera24.com | DELI SERDANG -- Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang untuk periode 2018-2023 yang rencananya digelar pada 27 Juni mendatang masih lama lagi.
Namun Polres Deli Serdang sejak dini sudah mempersiapkan untuk mengatasi segala kemungkinan yang terjadi termasuk untuk mengantisipasi jika ada massa yang anarkis.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Polres Deli Serdang menggelar simulasi pengamanan Pilkada di depan Alun-alun Pemkab Deli Serdang, Sabtu (25/2). Dalam simulasi itu dua wakapolsek yaitu Wakapolsek Lubuk Pakam Iptu Teddy Napitupulu dan Wakapolsek Tanjung Morawa Iptu Edianto berperan sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang.
Empat skenario pun digelar pada simulasi itu. Skenario pertama ketika massa dari salah satu pasangan memasuki lokasi kampanye. Iptu Teddy Napitupulu yang ketika itu berperan sebagai calon Bupati Deli Serdang didampingi Wakil Bupati Iptu Edianto berorasi jika mereka sudah terbukti dan teruji.
Namun ditengah berorasi pada saat kampanye, massa pendukung dari calon Bupati dan wakil Bupati lain terus bergerak kelokasi kampanye. Namun personil Polres Deli Serdang mampu mengatasi massa dengan memberikan pengarahan.
Lalu dilanjutkan dengan skenario kedua yaitu massa memasuki lokasi tempat pemungutan suara (TPS). Satu persatu pemilih mencoblos pada kotak suara yang telah disediakan. Pencoblosan selesai dilaksanakan sekira pukul 12.00 Wib dan selanjutnya dilakukan penghitungan suara. Saat penghitungan suara, massa melakukan protes karena ada surat suara yang tidak sah.
Personil polisi memberitahukan situasi ke Posko Mantap Praja. Tak lama kemudian, personil polisi tambahan turun kelokasi TPS dengan mengamankan oknum perusuh dan penghitungan suara dilanjutkan hingga selesai.
Situasi semakin panas ketika memasuki skenario ketiga dan keempat. Pada scenario ketiga, kotak suara yang rencananya akan dibawa ke kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan pengawalan personil polisi dirampas ditengah jalan oleh perampas yang mengemudikan sebuah mobil.
Personil memberitahukan kepada Posko Mantap Praja sehingga personil tambahan turun dan melakukan pengejaran terhadap mobil yang merampas kotak suara. Mendadak mobil yang membawa kotak suara yang dirampas itu dihentikan personil polisi ditengah jalan dan langsung mengamankan orang yang ada dalam mobil. Kotak suara berhasil diselamatkan dan oknumnya diamankan.
Situasi yang juga sangat panas terlihat pada skenario keempat. Saat KPUD Deli Serdang mengumumkan pemenang Pilkada Deli Serdang. Massa yang tidak terima berupaya masuk ke kantor KPUD Deli Serdang. Personil Polres Deli Serdang tetap bersiaga didepan dan negosiator berupaya memberikan pengarahan kepada massa jika Negeri ini Negara hukum. Namun massa tidak perduli dan terus bergerak masuk ke kantor KPUD Deli Serdang dengan bertindak anarkis.
Massa melempari personil polisi dengan kemasan air mineral. Situasi pun kian memanas. Bantuan Dalmas Polres Deli Serdang semakin bertambah. Mobil water canon diturunkan. Tembakan peringatan diberikan tapi massa tetap bergerak menembus kantor KPUD Deli Serdang. Untuk membubarkan massa, personil polisi menyirami massa dengan air. Lalu massa membubarkan diri dan situasi dapat terkendali. [] L24-011 (kbn)
Namun Polres Deli Serdang sejak dini sudah mempersiapkan untuk mengatasi segala kemungkinan yang terjadi termasuk untuk mengantisipasi jika ada massa yang anarkis.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Polres Deli Serdang menggelar simulasi pengamanan Pilkada di depan Alun-alun Pemkab Deli Serdang, Sabtu (25/2). Dalam simulasi itu dua wakapolsek yaitu Wakapolsek Lubuk Pakam Iptu Teddy Napitupulu dan Wakapolsek Tanjung Morawa Iptu Edianto berperan sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang.
Empat skenario pun digelar pada simulasi itu. Skenario pertama ketika massa dari salah satu pasangan memasuki lokasi kampanye. Iptu Teddy Napitupulu yang ketika itu berperan sebagai calon Bupati Deli Serdang didampingi Wakil Bupati Iptu Edianto berorasi jika mereka sudah terbukti dan teruji.
Namun ditengah berorasi pada saat kampanye, massa pendukung dari calon Bupati dan wakil Bupati lain terus bergerak kelokasi kampanye. Namun personil Polres Deli Serdang mampu mengatasi massa dengan memberikan pengarahan.
Lalu dilanjutkan dengan skenario kedua yaitu massa memasuki lokasi tempat pemungutan suara (TPS). Satu persatu pemilih mencoblos pada kotak suara yang telah disediakan. Pencoblosan selesai dilaksanakan sekira pukul 12.00 Wib dan selanjutnya dilakukan penghitungan suara. Saat penghitungan suara, massa melakukan protes karena ada surat suara yang tidak sah.
Personil polisi memberitahukan situasi ke Posko Mantap Praja. Tak lama kemudian, personil polisi tambahan turun kelokasi TPS dengan mengamankan oknum perusuh dan penghitungan suara dilanjutkan hingga selesai.
Situasi semakin panas ketika memasuki skenario ketiga dan keempat. Pada scenario ketiga, kotak suara yang rencananya akan dibawa ke kantor Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) oleh Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dengan pengawalan personil polisi dirampas ditengah jalan oleh perampas yang mengemudikan sebuah mobil.
Personil memberitahukan kepada Posko Mantap Praja sehingga personil tambahan turun dan melakukan pengejaran terhadap mobil yang merampas kotak suara. Mendadak mobil yang membawa kotak suara yang dirampas itu dihentikan personil polisi ditengah jalan dan langsung mengamankan orang yang ada dalam mobil. Kotak suara berhasil diselamatkan dan oknumnya diamankan.
Situasi yang juga sangat panas terlihat pada skenario keempat. Saat KPUD Deli Serdang mengumumkan pemenang Pilkada Deli Serdang. Massa yang tidak terima berupaya masuk ke kantor KPUD Deli Serdang. Personil Polres Deli Serdang tetap bersiaga didepan dan negosiator berupaya memberikan pengarahan kepada massa jika Negeri ini Negara hukum. Namun massa tidak perduli dan terus bergerak masuk ke kantor KPUD Deli Serdang dengan bertindak anarkis.
Massa melempari personil polisi dengan kemasan air mineral. Situasi pun kian memanas. Bantuan Dalmas Polres Deli Serdang semakin bertambah. Mobil water canon diturunkan. Tembakan peringatan diberikan tapi massa tetap bergerak menembus kantor KPUD Deli Serdang. Untuk membubarkan massa, personil polisi menyirami massa dengan air. Lalu massa membubarkan diri dan situasi dapat terkendali. [] L24-011 (kbn)