Lentera 24.com | SUBULUSSALAM -- Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Subulussalam kembali menemukan murid SD Negeri Muara Batu-batu Kecama...
Lentera24.com | SUBULUSSALAM -- Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Kota Subulussalam kembali menemukan murid SD Negeri Muara Batu-batu Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam sudah kelas IV belum bisa membaca. Yang lebih parah lagi dari 14 murid kelas IV hanya 3 orang yang mampu membaca.
Fakta tersebut diperkuat oleh pernyataan guru kelas IV, ujar Jaminuddin B Ketua MPD Kota Subulussalam pada media ini Selasa (20/2).
Sambungnya, dalam monitoring hari ini ke Muara Batu-batu Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, kami kembali menemukan murid kelas V dari jumlah 24 orang, ada 5 murid yang tidak mampu membaca sedangkan di kelas VI ada 2 orang murid yang tidak bisa membaca, katanya.
Sementara jumlah murid kelas I hanya 9 orang, dan dikhawatirkan Sekolah Dasar Negeri Muara Batu-batu Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam ini mutu tidak lagi menjadi prioritas sehingga terbukti murid-muridnya semakin berkurang dan tingkat membaca semakin menurun. Disamping itu kondisi ruang belajar mengajar sangat memperhatikan, kaca pada banyak pecah, asbes banyak yang rusak, serta kebersihan lokal dan halaman sekolah seperti tidak menjadi perhatian Kepala Sekolah, cetusnya.
"Saya juga khawatir SDN ini tidak akan memunculkan murid yang berkualitas untuk kedepanya, juga disiplin guru dan tidak ada kerjasama dengan wali murid serta perangkat desa, maka kemungkinan masyarakat akan meninggalkan sekolah ini dan pergi ke sekolah lain", kata Jamaluddin
sambungnya, untuk itu Kepsek diminta harus mampu menjembatani, merapatkan wali murid juga pihak guru-guru, sebab hal seburuk ini tidak boleh ditutup-tutupi, jika ditutupi anak-anak akan menjadi korban karena sudah kelas IV ditemukan 11 orang tidak bisa baca.
Menurut pengakuan Guru kelas IV, V, dan VI mereka sangat kesulitan mengajar dikarenakan sudah kelas IV, V dan VI seharusnya bukan lagi belajar mengeja tapi sudah masuk mata pelajaran yang sesuai dengan kelas mereka. Namun demikian kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa, mau tidak mau para guru kelas tersebut terpaksa juga mengajar mengeja, urai Jaminuddin.
Bahkan kami selaku MPD Kota Subulussalam kerap menerima laporan dari masyarakat, jika ada acara-acara di kampung mereka/pesta, maka murid-murid SD ini cepat pulang atau bolos bahkan masih berpakaian sekolah mereka langsung ke tempat pesta tersebut, tanpa ada larangan dari pihak sekolah padahal masih di jam belajar mengajar.
MPD menilai, merosotnya mutu pendidikan di Kota Subulusdalam dikarenakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sepertinya tidak mampu mengevaluasi kinerja pimpinan sekolah atau kepala sekolah, yang berdampak buruknya mutu pendidikan khususnya di Kecamatan Rundieng.
Terlebih lagi Mutasi yang digembor-gemborkan oleh kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam sejak 2 tahun terakhir hanya bual belaka, serta tingkat disiplin sebahagian besar guru semakin menurun drastis.
Untuk itu MPD mendesak Kadisdikbud Kota Subulussalam agar segera mengambil langkah untuk mengubah kebiasaan yang biasa menjadi membiasakan yang benar. Karena fakta-fakta yang MPD temukan di lapangan membuktikan dunia pendidikan di Subulussalam sudah mulai hancur, tutupnya. [] L24-007 (Roby Sinaga)
Ketua MPD Subulussalam Jaminuddin B sedang menguji murid kelas IV membaca |
Sambungnya, dalam monitoring hari ini ke Muara Batu-batu Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, kami kembali menemukan murid kelas V dari jumlah 24 orang, ada 5 murid yang tidak mampu membaca sedangkan di kelas VI ada 2 orang murid yang tidak bisa membaca, katanya.
Sementara jumlah murid kelas I hanya 9 orang, dan dikhawatirkan Sekolah Dasar Negeri Muara Batu-batu Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam ini mutu tidak lagi menjadi prioritas sehingga terbukti murid-muridnya semakin berkurang dan tingkat membaca semakin menurun. Disamping itu kondisi ruang belajar mengajar sangat memperhatikan, kaca pada banyak pecah, asbes banyak yang rusak, serta kebersihan lokal dan halaman sekolah seperti tidak menjadi perhatian Kepala Sekolah, cetusnya.
"Saya juga khawatir SDN ini tidak akan memunculkan murid yang berkualitas untuk kedepanya, juga disiplin guru dan tidak ada kerjasama dengan wali murid serta perangkat desa, maka kemungkinan masyarakat akan meninggalkan sekolah ini dan pergi ke sekolah lain", kata Jamaluddin
sambungnya, untuk itu Kepsek diminta harus mampu menjembatani, merapatkan wali murid juga pihak guru-guru, sebab hal seburuk ini tidak boleh ditutup-tutupi, jika ditutupi anak-anak akan menjadi korban karena sudah kelas IV ditemukan 11 orang tidak bisa baca.
Menurut pengakuan Guru kelas IV, V, dan VI mereka sangat kesulitan mengajar dikarenakan sudah kelas IV, V dan VI seharusnya bukan lagi belajar mengeja tapi sudah masuk mata pelajaran yang sesuai dengan kelas mereka. Namun demikian kami tidak mau menyalahkan siapa-siapa, mau tidak mau para guru kelas tersebut terpaksa juga mengajar mengeja, urai Jaminuddin.
Bahkan kami selaku MPD Kota Subulussalam kerap menerima laporan dari masyarakat, jika ada acara-acara di kampung mereka/pesta, maka murid-murid SD ini cepat pulang atau bolos bahkan masih berpakaian sekolah mereka langsung ke tempat pesta tersebut, tanpa ada larangan dari pihak sekolah padahal masih di jam belajar mengajar.
MPD menilai, merosotnya mutu pendidikan di Kota Subulusdalam dikarenakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sepertinya tidak mampu mengevaluasi kinerja pimpinan sekolah atau kepala sekolah, yang berdampak buruknya mutu pendidikan khususnya di Kecamatan Rundieng.
Terlebih lagi Mutasi yang digembor-gemborkan oleh kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Subulussalam sejak 2 tahun terakhir hanya bual belaka, serta tingkat disiplin sebahagian besar guru semakin menurun drastis.
Untuk itu MPD mendesak Kadisdikbud Kota Subulussalam agar segera mengambil langkah untuk mengubah kebiasaan yang biasa menjadi membiasakan yang benar. Karena fakta-fakta yang MPD temukan di lapangan membuktikan dunia pendidikan di Subulussalam sudah mulai hancur, tutupnya. [] L24-007 (Roby Sinaga)