Lentera 24.com | ACEH TAMIANG - Pembangunan Oprit Jembatan Kampung Bandar Baru Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang senilai Rp. 631. ...
Lentera24.com | ACEH TAMIANG - Pembangunan Oprit Jembatan Kampung Bandar Baru Kecamatan Bendahara Kabupaten Aceh Tamiang senilai Rp. 631. 840.000,- tahun 2017 yang dikerjakan oleh CV. Estetika belum serah terima, namun pembangunannya terancam runtuh.
Pasalnya, proyek oprit dengan ketinggian 4.50 meter dan panjang 30 meter di setiap sisi jembatan tersebut dengan lebar jalan 10 meter menggunakan batu gunung pecah dan balok beton yang sedang dikerjakan terlihat mulai retak dan renggang dari abumen jembatan.
"Awalnya hanya retak dan tidak terlihat renggangnya, namun setelah timbunan tanah di badan jalan dipadatkan (Compact) makin terlihat jelas retak dan renggangnya", sebut warga yang enggan disebutkan namanya, Senin (4/12/ 2017).
Menurutnya, sejak dibangun proyek ini, jarang sekali pengawasan dari dinas PU. Dan ini hasilnya bangunan oprit dengan penyokong balok beton sudah mulai retak dan regang dari abumen jembatan.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang, Agus Zailani ketika dikonfirmasi, Lentera24.com, membenarkan balok beton sebagai penyongkong sudah mulai retak-retak dan renggang di bagian abumen jembatan.
"Pekerjaannya sedang dilaksanakan, kita akan meminta pihak pelaksana untuk memperbaiki bagian yang retak dan renggang", sebut Agus singkat.
Sementara itu pihak pelaksana dari CV. Estetika ketika dikonfirmasi melalui selularnya tidak dapat terhubung.
Data yang diterima Lentera24.com, jembatan penghubung empat kampung tersebut merupakan jalur utama pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan kelapa sawit yang setiap hari dilalui oleh truk truk pengangkut kelapa sawit baik dari kebun masyarakat maupun dari pihak perkebunan. [] Tim Red
Pasalnya, proyek oprit dengan ketinggian 4.50 meter dan panjang 30 meter di setiap sisi jembatan tersebut dengan lebar jalan 10 meter menggunakan batu gunung pecah dan balok beton yang sedang dikerjakan terlihat mulai retak dan renggang dari abumen jembatan.
"Awalnya hanya retak dan tidak terlihat renggangnya, namun setelah timbunan tanah di badan jalan dipadatkan (Compact) makin terlihat jelas retak dan renggangnya", sebut warga yang enggan disebutkan namanya, Senin (4/12/ 2017).
Menurutnya, sejak dibangun proyek ini, jarang sekali pengawasan dari dinas PU. Dan ini hasilnya bangunan oprit dengan penyokong balok beton sudah mulai retak dan regang dari abumen jembatan.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Aceh Tamiang, Agus Zailani ketika dikonfirmasi, Lentera24.com, membenarkan balok beton sebagai penyongkong sudah mulai retak-retak dan renggang di bagian abumen jembatan.
"Pekerjaannya sedang dilaksanakan, kita akan meminta pihak pelaksana untuk memperbaiki bagian yang retak dan renggang", sebut Agus singkat.
Sementara itu pihak pelaksana dari CV. Estetika ketika dikonfirmasi melalui selularnya tidak dapat terhubung.
Data yang diterima Lentera24.com, jembatan penghubung empat kampung tersebut merupakan jalur utama pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan kelapa sawit yang setiap hari dilalui oleh truk truk pengangkut kelapa sawit baik dari kebun masyarakat maupun dari pihak perkebunan. [] Tim Red