HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

YSLI : Tuntong Laut Tanggungjawab Kita Bersama

Lentera 24.com | ACEH TAMIANG -- "Menyelamatkan, melestarikan dan meningkatkan populasi Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) dari kepuna...

Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- "Menyelamatkan, melestarikan dan meningkatkan populasi Tuntong Laut (Batagur Borneoensis) dari kepunahan merupakan tanjungjawab kita bersama".  Ungkapan ini  diungkapkan oleh Direktur Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI), Yusriono disela sela acara peresmian Rumah informasi Tuntong Laut di Desa Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang, Rabu (25/10) kemarin yang diresmikan langsung oleh President Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf. 


Yusriono menambahkan Tuntong Laut (Batagur borneoensis) adalah salah satu satwa yang keberadaannya sudah sulit sekali ditemukan, terutama di Indonesia. Dan ternyata kepunahan spesies ini disebabkan oleh manusia. Sementara keberadaannya dikawasan pesisir ini . Hal itu karena sering kali diburu oleh para pengais rezeki di daerah pesisir, sebut saja para nelayan.

Ketika musim bertelur tiba, tepatnya pada bulan Oktober hingga Februari, masyarakat setempat akan mengambil telur-telur Tuntong untuk dikonsumsi. Telur Tuntong sendiri merupakan salah satu bahan utama hidangan tradisional yang dinamakan Tengulik. Sementara Tuntong kecil atau dewasa sering dijadikan hewan peliharaan.

Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) yang merupakan lembaga yang memiliki kepedulian di bidang lingkungan hidup, dan juga masyarakat Pusung Kapal yang telah menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan dan kelestarian Tuntong Laut  berkomitmen menjaga habitatnya agar tidak punah. 

"Komitmen dari Yaysaan Satucita Lestari Indonesia sebagai lembaga swadaya masyarakat satu-satunya yang bergerak di bidang pelestarian konservasi dan ekosistem tuntong laut di Kabupaten Aceh Tamiang berupaya sedikit demi sedikit mengubah kebiasaan masyarakat lokal yang pada awalnya memburu telur dan daging Tuntong Laut menjadi pejuang-pejuang yang menjaga kelestariannya. Dan Inilah yang disebut dengan tanggungjawab kita bersama untuk menyelamatkan habitatnya", sebutnya. 

Sementara proses pertumbuhan Tuntong dari telur hingga dewasa memakan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan waktu 8 tahun bagi seekor Tuntong untuk menginjak usia dewasa dan siap bereproduksi. Setiap kali bertelur, Tuntong dapat menghasilkan 12 hingga 24 telur. Selain itu, telur-telur tersebut membutuhkan suhu stabil dengan kisaran 26 hingga 32 derajat celcius agar dapat benar-benar menetas.  

PT Pertamina EP Field Rantau Aceh menjalin kerja sama dengan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia (YSCLI) untuk melakukan pelestarian Tuntong Laut di pesisir Kabupaten Aceh Tamiang. Beberapa langkah pelestarian yang dilakukan meliputi pengamatan, penyelamatan serta penangkaran. 

"Bentuk kontribusi yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Field Rantau Aceh dan YSCLI adalah pengadaan fasilitas penangkaran dan pengembangbiakan Tuntong, sosialisasi konservasi spesies kepada masyarakat dan juga siswa sekolah, patroli penyelamatan Tuntong beserta telurnya pada musim bertelur, survey habitat, pengayaan habitat, pemeliharaan telur Tuntong, hingga pelepasan Tukik ke habitat aslinya. Dengan usaha tersebut diharapkan meningkatkan populasi Tutong", harapnya. 

Yusriono menambahkan dengan adanya Rumah Informasi Tuntong Laut diharapkan menjadi  wadah sarana untuk memperoleh informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan konservasi Tuntong, dan juga sebagai wadah untuk meneliti lebih jauh tentang spesies yang hampir punah ini. 

"Saat ini YSLI membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat yang merupakan ujung tombak kegiatan dalam pengawasan pesisir pantai ununtuk menyelamatkan telur telur tuntong dari tangan tangan masyarakat untuk kepentingan peibadi", jelasnya. [] L24-WAWAN