HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

[Puisi] Bila

Foto : Ilustrasi oleh : Nuriza Auliatami Ma, Bila sekali waktu nanti kematian menghampiriku, Kau tak perlu menangis hingga wajahmu...

Foto : Ilustrasi
oleh : Nuriza Auliatami

Ma,
Bila sekali waktu nanti kematian menghampiriku,
Kau tak perlu menangis hingga wajahmu mengkerut, lidahmu bergetar, bibirmu membiru, dan sukmamu seakan kehilangan separuhnya.
Ma,
Kau cukup duduk disebelahku, hingga persiapan pemakamanku.
Mulai dari pemandian hingga penguburan jasadku.
Berikan aku sebuah senyuman, jangan tangisan.
Karna betapa durhaka aku bila menghadirkan sebuah tangisan dari mata indahmu.
Ma,
Saat menulis ini, jiwaku pun bergetar.
Aku seolah akan meninggalkan segala nikmat Tuhan.
Kehadiranmu, Ma, menafikan nikmat yang lain.
Ma,
Bila dibalik kehadiran adalah kepergian,
Maka apakah seorang manusia yang kau lahirkan ini akan melanggar hukum tersebut?
Ma,
Tersenyumlah bila saat itu tiba.
Karena bila kau tersenyum, siksa kubur menjadi sebuah mitos yang tak pernah.
Langitpun cerah saat itu.
Para malaikat, bidadari, dan nabi tak akan sanggup membayangkan betapa indah senyuman Tuhan kepadaku---saat kau tersenyum.
Ma,
Tersenyumlah bila saat itu tiba.
Sebab dengan modal senyummu itu, Tuhan akan membuatkan satu syurga khusus untuk aku.
Ma,
Bahkan dengan senyum itu syurga tak cukup untuk membahagiakanku.
Maka dengan senyum itu, Tuhan merangkulku, memeluk dan memanjakanku.
Saat itu, lagu tidurku adalah cerita tentang perjuanganmu.
Ma,
Syurga tak lebih indah dari senyummu.

Kualasimpang, Aceh Tamiang, Indonesia
Lebaran ke IV, 1436H