Lentera 24.com | ACEH TAMIANG -- Hampir satu minggu keberadaan Elpiji 3 kg langka diseluruh wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Akibatnya, kala...
Lentera24.com | ACEH TAMIANG -- Hampir satu minggu keberadaan Elpiji 3 kg langka diseluruh wilayah Kabupaten Aceh Tamiang. Akibatnya, kalangan masyarakat kelawahan mencari gas untuk memasak.
Informasi yang dihimpun Lentera24.com di beberapa daerah dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang mengatakan kendati masyarakat sudah memesan gas dari agen keliling, namun hingga beberapa hari kemudian belum bisa diantar karena persediaan gas lagi kosong.
Faridah (62) warga Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang mengatakan saat ini kondisi gas langka. “Sudah seminggu ini kami kesulitan mencari gas. Dikedai terdekat kosong, pesan sama agen pengecer juga tidak tahu kapan gas akan masuk. Untuk memasak terpaksa harus menggunakan kompor minyak tanah yang sudah lama tidak dipakainya" jelasnya.
Sementara itu Hery warga Kecamatan Manyak Payed, Hery (39) mengatakan kelangkaan elpiji 3 kg terjadi dari tingkat pengecer hingga pangkalan. Kelangkaan tersebut juga memicu naiknya harga gas melebihi HET (harga eceran tertinggi). "Harga dipangkalan masih normal Rp 18000/tabung, tapi harga di kios eceran ada yang mencapai Rp 23000-Rp 25000/tabung," ungkapnya.
Hal sama juga di alami Mukadi pedagang warung nasi dan gorengan di Kampung Banjir, Karang Baru juga mengaku kesulitan mencari gas ukuran 3 kg.
"Iya gas 3 kg langka kali, sempat terlambat masak hari ini dan hampir tidak jualan. Saya dapat disalah satu pangkalan Desa Terban, Kecamatan Karang Baru, dari 2 tabung yang saya bawa hanya boleh beli satu," jelas Mukadi
Data yang diperoleh dari pemilik pangkalan gas 3 kg di Desa Terban, Karang Baru, Abdul Halil, Jumat (27/10) menjelaskan, sejauh ini pengiriman gas dari ke agenan ke pangkalannya masih lancar, namun ada pengurangan kuota dari 1500 menjadi 1200/bulan. Mungkin hal itu menjadi penyebab kelangkaan elpiji 3 kg.
"Kuota saya dikurangi sampai 300 tabung, tidak ada kendala dari Pertamina tapi pemerintah memang akan mengurangi gas bersubsidi karena dinilai tidak tepat sasaran yang justru menikmati orang kaya seperti para PNS banyak pakai gas 3 kg " terang Halil sembari menambahkan, kalau kuota dikurangi jelas tidak cukup, karena dalam satu kampung saja ada 700 KK. Pangkalan ini melayani sejumlah desa di Kecamatan Karang Baru diantaranya, Desa Air Tenang, Terban, Kampung Dalam hingga Desa Medang Ara. [] L24-WAWAN
Salah satu pangkalan di Kampung Tanag Terban Karang Baru (Foto : Wawan/Dok. Lentera24.com) |
Informasi yang dihimpun Lentera24.com di beberapa daerah dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang mengatakan kendati masyarakat sudah memesan gas dari agen keliling, namun hingga beberapa hari kemudian belum bisa diantar karena persediaan gas lagi kosong.
Faridah (62) warga Desa Bundar, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang mengatakan saat ini kondisi gas langka. “Sudah seminggu ini kami kesulitan mencari gas. Dikedai terdekat kosong, pesan sama agen pengecer juga tidak tahu kapan gas akan masuk. Untuk memasak terpaksa harus menggunakan kompor minyak tanah yang sudah lama tidak dipakainya" jelasnya.
Sementara itu Hery warga Kecamatan Manyak Payed, Hery (39) mengatakan kelangkaan elpiji 3 kg terjadi dari tingkat pengecer hingga pangkalan. Kelangkaan tersebut juga memicu naiknya harga gas melebihi HET (harga eceran tertinggi). "Harga dipangkalan masih normal Rp 18000/tabung, tapi harga di kios eceran ada yang mencapai Rp 23000-Rp 25000/tabung," ungkapnya.
Hal sama juga di alami Mukadi pedagang warung nasi dan gorengan di Kampung Banjir, Karang Baru juga mengaku kesulitan mencari gas ukuran 3 kg.
"Iya gas 3 kg langka kali, sempat terlambat masak hari ini dan hampir tidak jualan. Saya dapat disalah satu pangkalan Desa Terban, Kecamatan Karang Baru, dari 2 tabung yang saya bawa hanya boleh beli satu," jelas Mukadi
Data yang diperoleh dari pemilik pangkalan gas 3 kg di Desa Terban, Karang Baru, Abdul Halil, Jumat (27/10) menjelaskan, sejauh ini pengiriman gas dari ke agenan ke pangkalannya masih lancar, namun ada pengurangan kuota dari 1500 menjadi 1200/bulan. Mungkin hal itu menjadi penyebab kelangkaan elpiji 3 kg.
"Kuota saya dikurangi sampai 300 tabung, tidak ada kendala dari Pertamina tapi pemerintah memang akan mengurangi gas bersubsidi karena dinilai tidak tepat sasaran yang justru menikmati orang kaya seperti para PNS banyak pakai gas 3 kg " terang Halil sembari menambahkan, kalau kuota dikurangi jelas tidak cukup, karena dalam satu kampung saja ada 700 KK. Pangkalan ini melayani sejumlah desa di Kecamatan Karang Baru diantaranya, Desa Air Tenang, Terban, Kampung Dalam hingga Desa Medang Ara. [] L24-WAWAN