Lentera 24.com | LANGSA -- Limbah rumah tangga yang merupakan sampah yang biasanya dibuang jauh jauh ternyata dapat disulap menjadi pundi p...
Lentera24.com | LANGSA -- Limbah rumah tangga yang merupakan sampah yang biasanya dibuang jauh jauh ternyata dapat disulap menjadi pundi pundi lembaran rupiah. Di Kota Langsa, limbah rumah tangga jenis an organik dimaksud oleh kaum ibu dikumpulkan dan dipilah pilah untuk ditabungkan melalui komunitas Bank sampah. bahkan berkat dari mengumpulkan sampah tersebut, setiap bulannya para ibu rumah tangga di sejumlah Gampong dalam pemerintah Kota Langsa telah mampu mendapatkan uang.
Kepada lentera24, CEO Bank Sampah Kota Langsa, Edi Julian Hasibuan mengatakan, rata rata pendapatan ibu rumah tangga yang merupakan nasabah dari Bank Sampah bisa mengantongi uang sebesar Rp.200 ribu hingga Rp.300 ribu perbulan yang dikirim melalui rekening milik masing masing nasabah.
"Dari hasil sampah yang mereka tabung di Bank Sampah ini, bisa membantu mendongkrak perekonomian keluarga bagi mereka," ujar Edi Julian Hasibuan, Sabtu (28/10/2017).
Edi Julian menyebutkan, usaha pengelolaan Bank Sampah dilakukan dengan mengambil sampah bermanfaat dari rumah kerumah tersebut dilakukan sejak 15 Maret 2017 lalu. usaha dimaksud, imbuh Edi Julian berdiri dibawah naungan Pemko Langsa, yakni DLH setempat.
Upaya yang dilakukan komunitas Bank Sampah dimaksud, kata Edi, selain membantu pemerintah terhadap kebersihan lingkungan perkotaan, juga sangat menguntungkan bagi para ibu rumahtangga.
Lanjut Edi Julian, tidak semua sampah dari limbah rumah tangga yang ditabung ke Bank sampah. namun pihaknya hanya membeli sampah dari jenis pelastik, kertas, kardus kaleng dan botol kaca. tambahnya lagi, pihaknya membeli limbah yang akan didaur ulang tersebut dengan harga lebih tinggi dari para penerima barang butut.
"Masing masing harganya yakni, jenis pelastik kantong keresek Rp.500/kilogram, kertas koran dan kardus seharga Rp.1500, kaleng Rp. 500, botol kaca wadah sirup, kecap dan saus seharga Rp. 200 perkilogram, kertas HVS Rp. 1000, dan plastik atom Rp. 2500," papar Edi.
Edi Julian yang didampingi Presiden Direktur Bank Aceh, Herdiansyah Putra juga menyebutkan, dari jerih payahnya mengepul limbah rumah tangga warga Kota Langsa yang setiap harinya hanya 500 kilogram tersebut, pihak Bank sampah mampu meraih keuntungan bersih rata rata sebesar Rp. 10 hingga Rp 12 juta atau Rp.60 juta perbulan. [] L24-SUPARMIN
CEO Bank Sampah, Edi Julian Hasibuan dan Presiden Direktur Bank Sampah, Herdiansyah Putra |
"Dari hasil sampah yang mereka tabung di Bank Sampah ini, bisa membantu mendongkrak perekonomian keluarga bagi mereka," ujar Edi Julian Hasibuan, Sabtu (28/10/2017).
Edi Julian menyebutkan, usaha pengelolaan Bank Sampah dilakukan dengan mengambil sampah bermanfaat dari rumah kerumah tersebut dilakukan sejak 15 Maret 2017 lalu. usaha dimaksud, imbuh Edi Julian berdiri dibawah naungan Pemko Langsa, yakni DLH setempat.
Upaya yang dilakukan komunitas Bank Sampah dimaksud, kata Edi, selain membantu pemerintah terhadap kebersihan lingkungan perkotaan, juga sangat menguntungkan bagi para ibu rumahtangga.
Lanjut Edi Julian, tidak semua sampah dari limbah rumah tangga yang ditabung ke Bank sampah. namun pihaknya hanya membeli sampah dari jenis pelastik, kertas, kardus kaleng dan botol kaca. tambahnya lagi, pihaknya membeli limbah yang akan didaur ulang tersebut dengan harga lebih tinggi dari para penerima barang butut.
"Masing masing harganya yakni, jenis pelastik kantong keresek Rp.500/kilogram, kertas koran dan kardus seharga Rp.1500, kaleng Rp. 500, botol kaca wadah sirup, kecap dan saus seharga Rp. 200 perkilogram, kertas HVS Rp. 1000, dan plastik atom Rp. 2500," papar Edi.
Edi Julian yang didampingi Presiden Direktur Bank Aceh, Herdiansyah Putra juga menyebutkan, dari jerih payahnya mengepul limbah rumah tangga warga Kota Langsa yang setiap harinya hanya 500 kilogram tersebut, pihak Bank sampah mampu meraih keuntungan bersih rata rata sebesar Rp. 10 hingga Rp 12 juta atau Rp.60 juta perbulan. [] L24-SUPARMIN