HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Sungai Tamiang Jalur "Tikus" Penyelundupan Bawang

Foto : Ilustrasi/beritaklik.com   suara-tamiang.com , ACEH TAMIANG -- Sungai Tamiang yang berada di tiga kecamatan dalam wilayah pesisi...

Foto : Ilustrasi/beritaklik.com 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Sungai Tamiang yang berada di tiga kecamatan dalam wilayah pesisir Kabupaten Aceh Tamiang kerap dijadikan jalur "tikus" bagi pengusaha untuk menyeludupkan bawang merah asal luar negeri. Hingga saat ini belum ada tindakan yang dilakukan aparat Bea Cukai, bahkan terkesan tutup mata.

Makanya penyelundupan bawang merah asal luar negeri melalui jalur tikus di Sungai Tamiang pada tiga kecamatan, yakni Manyak Payed, Bendahara dan Seruway, terus berlangsung lancar.

Informasi yang diperoleh MedanBisnis, Selasa (15/3), penyelundupan bawang merah sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir. 

Bahkan dalam satu bulan, satu sampai tiga kali pengusaha barang illegal asal Thailand menyelundupkan bawang merah dan membongkarnya itu di tiga lokasi alur sungai tersebut, seperti di Desa Cinta Raja Kecamatan Bendahara. Desa Gelong Kecamatan Seruway dan Desa Raja Tuha Kecamatan Manyak Payed.

Setiap kali sandar, kapal bisa membongkar muatan bawang merah mencapai 60 ton. Aksi itu kerap dilakukan tengah malam hingga dinihari, sekira pukul 02.00 sampai 05.00 WIB, kemudian barang langsung diangkut dengan mobil truk.

Para penyelundup hingga saat ini masih bebas membawa barang haram tersebut melewati jalan kecamatan, tanpa adanya hambatan berarti apalagi tindakan dari aparat. Kemudian bawang merah ini dipasarkan ke Kota Medan dan wilayah Aceh lain.

Kepala Bea Cukai Kuala Langsa, Kota Langsa, Muliady yang dikonfirmasi wartawan, Selasa (15/3) membenarkan bawang merah ilegal ada masuk melalui jalur Sungai Tamiang. Bahkan dua hari sekali bawang merah asal Thailand masuk ke Tamiang.

Muliady mengaku memahami penyelundup leluasa melakukannya karena dilindungi warga, yang dimotivasi sulitnya mendapatkan pekerjaan.

Walaupun demikian, kata Muliady, pihaknya bukan sama sekali diam, jika mengetahui ada bawang merah masuk, pihaknya langsung bergerak ke lokasi.

"Biasanya mereka menunggu air pasang. Saat ketahuan mereka bongkar di Peudawa, Aceh Timur," ungkapnya.

Muliady juga mengaku sudah meminta bantuan kapal Bea Cukai BKO Tanjung Karimun untuk melakukan patroli di perairan laut wilayah Kuala Langsa, termasuk Aceh Tamiang. 

Dan hingga saat ini sudah empat kali pihaknya berhasil menangkap kapal membawa bawang merah ilegal dan pakaian bekas, rata-rata bermuatan 20 ton.

"Jadi kami tidak tutup mata terhadap kasus ini, kalau ada anggota bermain akan ditindak," tegas Muliady yang baru empat bulan menjabat Kepala Bea Cukai Kuala Langsa. (indra/medanbisnis)