HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Wisata Tamiang Sulit Berkembang

Foto : Ilustrasi/wisataceh.com  suara-tamiang.com , ACEH TAMIANG -- Ketua Komisi D DPRK Aceh Tamiang, Syaiful Bahri menilai, sektor par...

Foto : Ilustrasi/wisataceh.com 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Ketua Komisi D DPRK Aceh Tamiang, Syaiful Bahri menilai, sektor pariwisata di kabupaten ini sulit berkembang, karena hampir di seluruh obyek wisata di Tamiang minim infrastruktur pendukung. 

Seperti prasarana jalan menuju lokasi wisata, MCK dan pesanggrahan atau mushala di lokasi wisata, juga belum dibangun. “Akibatnya sektor ini sulit berkembang, meski memiliki potensi yang cukup bagus.

Lokasi wisata di Tamiang antara lain, Pantai Kupang di Kecamatan Seruway, Gunung Pandan di Kecamatan Tenggulun, Pantai Ketapang di Kecamatan Bendahara, air terjun Gunung Sangka Pane di Kecamatan Bandar Pusaka, dan air terjun Kuala Paret di Kecamatan Tamiang Hulu.

“Untuk ke lokasi-lokasi wisata tersebut, pengunjung harus melewati jalan yang rusak berat, bahkan beberapa masih berupa jalan tikus. Sehingga pengunjung tak nyaman,” katanya.

Ia mencontohkan lokasi wisata Pantai Kupang, masih dibutuhkan pembentukan badan jalan sepanjang 1,5 Km untuk mencapai lokasi dituju “Fasilitas mandi, cuci dan kakus (MCK), musala, tempat parker, dan sumur bor untuk air bersih juga tidak ada di lokasi itu,” ujarnya.

Tantangan lainnya, setiap tahun pantai itu digerus abrasi, yang membuat daratan sepanjang 20 meter hilang di telan ombak. Sehingga dibutuhkan pemasangan pemecah ombak.

Begitu juga di lokasi wisata Pantai Ketapang, akses menuju pantai masih terkendala dengan belum adanya jembatan penyeberangan. 

Walaupun tahun 2016 sudah dianggarkan Rp 6 miliar untuk pembangunan satu unit jembatan, namun masih dibutuhkan dua unit lagi agar pengunjung bisa dengan mudah menuju lokasi wisata itu.

Berikutnya, air terjun bertingkat di Gunung Sangka Pane yang berjarak 12 Km dari Kampong Pengidam, Kecamatan Bandar Pusaka. Lokasi itu sulit diakses kendaraan roda empat, akibat belum adanya badan jalan.

Kondisi yang sama juga terlihat di lokasi wisata air terjun Kuala Paret di Kampong Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu, yang di sepanjang alur dipenuhi bebatuan besar dan dikelilingi hutan, seharusnya membuat wisatawan benar-benar menikmati keindahan alam.

Namun, untuk dapat menikmati pesona alam itu, pengunjung harus berjuang setengah mati agar bisa mencapai lokasi yang diinginkan. 

Karena jalan sepanjang 18 kilometer menuju lokasi air terjun, kondisinya rusak parah akibat jalanya masih berupa tanah daras yang belum dibentuk menjadi badan jalan.

“Dinas terkait seharusnya tidak mempromosikan dulu kawasan wisata ini, sebelum membangun pra sarana dan sarananya. 

Pembangunan sektor pariwisata harus direncanakan dengan matang, sehingga tidak menyebabkan jatuhnya korban di lokasi wisata akibat infrastrukturnya masih alakadar,” saran Syaiful. (md/serambinews)