Foto : Ilustrasi/modusaceh.com suara-tamiang.com , ACEH TAMIANG -- Dari 200 unit rumah bantuan Kementerian PU dan Permukiman RI yang d...
Foto : Ilustrasi/modusaceh.com |
Ketiganya berada di Kecamatan Seruway, masing-masing gampong sebanyak 50 unit. Selain itu juga dibangun di Kampong Alu Sentang Kecamatan Manyak Payed, juga sebanyak 50 unit.
Dari empat desa itu, baru rumah nelayan di Kampong Pusong Kapal yang sudah ditempati seluruhnya oleh nelayan.
Sedangan di Sungai Kurok III, dari 50 unit yang dibangun, baru 34 unit yang ditempati. Sementara, di Kampong Alu Sentang baru 20 rumah yang ditempati.
Datok (kepala desa) Sungai Kurok III, Rifki Hamdani, Senin (22/2) mengatakan, dari 50 unit rumah nelayan yang dibangun, baru 34 rumah yang ditempati. “Sisanya belum ditempati karena tidak ada fasilitas listrik dan air bersih,” katanya.
Akibatnya, nelayan penerima bantuan harus memasang sendiri jaringan listrik. Sedangkan untuk air bersih, ada lima rumah yang sudah membuar sumur bor.
Mereka yang belum memiliki air bersih pun kemudian bergantian mengambil air pada tetangganya itu. Padahal, seharusnya ini menjadi tanggung jawab Pemkab Tamiang.
Ia juga berharap, Pemkab Tamiang melakukan penataan dan pembangunan lingkungan dengan mengaspal atau mengecor badan jalan di lorong-lorong lokasi perumahan tersebut.
Selain itu, beberapa rumah kondisinya lebih rendah dan perlu penimbunan lahan, agar tidak kebanjiran saat musim hujan.
Kepala Dinas Pertambangan Aceh Tamiang, Muhammad Zein yang dikonfirmasi kemarin mengatakan, pihaknya sudah mengajukan anggaran pemasangan listrik ke DPRK Aceh Tamiang pada APBK Perubahan tahun 2015 lalu.
Namun pada saat pembahasan, dewan meminta berita acara penyerahan rumah dari Kementerian Perumahan Rakyat ke Pemkab Aceh Tamiang.
“Karena belum ada berita acaranya, dewan tidak berani menganggarkan dana pemasangan listrik itu, khawatir bermasalah.
Karena tidak dapat dianggarkan, maka pada tahun 2016, anggaran pemasangan listrik rumah nelayan itu tidak diajukan lagi,” ujarnya. (md/serambinews)