Foto : Ilustrasi / wordpress.com suara-tamiang.com , ACEH TAMIANG -- Jembatan darurat yang berfungsi sebagai penghubung utama masyaraka...
![]() |
Foto : Ilustrasi/ |
Selain warga kampung Merandeh, jembatan darurat tersebut juga dilintasi warga Kecamatan Banda Mulia yang wilayahnya berdekatan.
Hingga saat ini, kondisi jembatan tersebut belum juga ada tanda-tanda akan perbaikan yang dilakukan pemerintah setempat.
Pengamatan MedanBisnis di lapangan, jembatan itu merupakan jembatan darurat yang dibangun untuk sementara waktu dengan konstruksi kayu sekira tahun 2013.
Sementara kondisi jembatan permanen yang sedang dibangun tepat disebelah jembatan darurat saat ini terlihat masih dalam tahap pembuatan adbutmen.
Kondisi jembatan darurat yang menjadi lintasan utama warga sekitar mulai terdapat kerusakan, seperti di bagian tiang penyangga sudah ada yang patah dan tergeser akibat gesekan arus sungai.
Bahkan sejumlah papan lantai jembatan telah patah sehingga terdapat lobang yang dikwatirkan akan membahayakan pengendara saat melintas. Jembatan tersebut tampak goyang saat kendaraan melintas.
Datok Penghulu Kampung Meurandeh, Musliadi kepada MedanBisnis, Rabu (6/1) mengatakan, kondisi jembatan tersebut memang sangat meresahkan dan mengkwatirkan warga yang melintas.
Kemungkinan besar dalam beberapa waktu jembatan akan ambruk dikarenakan sejumlah tiang penyangga sudah mulai rusak sehingga tidak mampu menahan beban diatasnya.
"Bersama warga secara swadaya dengan bermodalkan batang pohon kelapa untuk menggantikan tiang penyangga untuk jembatan bisa bertahan," ujarnya, seraya mengatakan jembatan tidak dapat bertahan dengan waktu lama dikarenakan pemasangan batang pohon kelapa dilakukan seadanya saja.
Musliadi menuturkan, jika jembatan darurat ini nantinya ambruk, ratusan jiwa yang berdomisili di Kampung Meurandeh sudah pasti terancam terisolir.
Bahkan kemungkinan lain kondisi kerusakan jembatan semakin parah jika terus dibiarkan, tanpa penanganan lebih lanjut dari instansi terkait di jajaran Pemkab Aceh Tamiang," tuturnya.
"Permasalahan ini sudah beberapa kali disampaikan kepada instansi terkait, sempat dijanjikan jembatan darurat kayu akan digantikan dengan jembatan bayle. Akan tetapi, memasuki tahun 2016 belum ada tanda-tanda pembangunan maupun perbaikan dari pemerintah," sebutnya.
Akibat belum dibangunnya jembatan permanen, sambung Muliadi, menjadi kendala bagi warganya. Terutama sekali adanya kejadian musibah kebakaran. Kendaraan mobil pemadam kebakaran sudah dipastikan tidak dapat memasuki wilayah kampung.
"Belum lagi bila ada yang meninggal saat dibawa pulang dari rumah sakit ke kampung harus ditandu," ungkap Muliadi sembari mengatakan kendala lainnya dalam membawa hasil pertanian, perikanan dan perkebunan masyarakat. (indra/medanbisnis)