HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

1.177 Ha Sawah di Rantau Belum Beririgasi

Foto : Ilustrasi/lampost.co   suara-tamiang.com , ACEH TAMIANG -- Areal persawahan seluas 1.177 hektare yang menjadi sumber matapencaha...

Foto : Ilustrasi/lampost.co 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Areal persawahan seluas 1.177 hektare yang menjadi sumber matapencaharian petani Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang, belum memiliki saluran irigasi guna meningkatkan produksi padi petani setempat. 

Hingga saat memasuki musim tanam padi petani masih mengandalkan air tadah hujan.
Oleh sebab itu, petani berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat membangun irigasi untuk mengairi areal sawah.

Camat Rantau Agusliayana Devita kepada MedanBisnis, Jumat (8/1) mengatakan, beberapa hari lalu, dengan dimulainya kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat petani, pihaknya melakukan pertemuan dan silaturahmi dengan 69 ketua kelompok tani dalam wilayah kecamatan Rantau.

Pada pertemuan itu, hampir seluruh petani mengeluhkan hal yang sama. Yakni ketiadaan air untuk mengairi sawah mereka. 

Akibatnya, sumber pendapatan petani menurun dikarenakan dampak dari sulitnya air yang menyebabkan sering mengalami gagal panen.

"Luas lahan sawah dalam wilayah Kecamatan Rantau 1.177 hektare, baru mendapatkan sumber air dari sumur pancang yang jumlahnya terbatas," tuturnya.

Selama ini, sambung Devita, petani tiap memasuki musim tanam padi masih mengandalkan air tadah hujan. Bahkan air yang ada juga tidak bertahan lama, dan di saluran air yang ada di sekitar sawah dengan cepat kering dan habis.

"Ddampaknya sebagian warga mulai mengalihkan lahannya untuk ditanami pohon sawit dan karet," ujar Devita.

Devita memperkirakan, secara perlahan luas lahan sawah mulai menyusut dan berkurang jumlahnya. Berkisar 200 hektare sawah telah beralih fungsi. Bahkan petani mengaku lebih baik tidak mendapat bantuan benih dan pupuk tahun ini.

Ia menambahkan, masyarakat juga mengharapkan dapat terlaksananya program Bupati Aceh Tamiang yang merencanakan pembuatan saluran air sampai ke Teluk Aru, Sapta Jaya.

"Kondisi lahan mereka subur. Mengandalkan air tadah hujan saja, produksi padi petani di Kecamatan Rantau mencapai 6 ton/hektare. 

Angka ini dipastikan akan meningkat, jika ada jaringan irigasi karena petani dapat turun ke sawah setahun minimal dua kali.

Camat Rantau itu juga merinci, lahan sawah warga yang krisis air di wilayah Sapta Jaya, meliputi Kampung Suka Mulia, Suka Jadi, Ingin jaya, Jamur Labu, Jamur Kelatang dan Kampung Suka Rakyat, serta sebagian ada di wilayah Kampong Durian. (indra/medanbisnis)