HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Jangan Intimidasi Investor

Foto : Ilustrasi/investingnews.com  suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Perekonomian masyarakat Provinsi Aceh saat ini sedang merangkak...

Foto : Ilustrasi/investingnews.com 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Perekonomian masyarakat Provinsi Aceh saat ini sedang merangkak naik, terutama petani karet yang belakangan dihadapkan dengan persoalan rendahnya harga karet di tingkat petani. 

Oleh sebab itu, jangan ada pihak yang mengintimidasi keberadaan investor di Aceh, dengan melakukan tindakan negatif yang akhirnya merugikan.

"Terutama masyarakat petani karet, jangan sampai terpuruk ekonominya, ini harus diluruskan,"ujar Ketua DPRK Aceh Tamiang Rusman, Jumat (23/10) saat menerima audensi Direktur Utama PT Aceh Rubber Industries Shiang Cher Yeo, yang dalam pertemuan itu mengeluhkesahkan adanya permasalahan yang dirasa mengganggu kelancaran operasi perusahaan mereka.

Rusman menyayangkan bila kondisi tidak nyaman terus dibiarkan terjadi, sehingga mengganggu investor yang bertujuan membangun ekonomi daerah. 

Menurut Rusman, investor di daerah ini harus diberi rasa aman, sejauh perusahaan tersebut sudah memenuhi persyaratan, izin serta aturan yang berlaku.

Rusman pun berharap seluruh masyarakat Aceh, khususnya di Aceh Tamiang, untuk menjaga keberlangsungan kegiatan yang berorientasi ekonomi masyarakat. Apalagi masih ada keresahan para investor.

PT Aceh Rubber Industries yang beroperasi di Kampung Paya Tenggar pun agar dapat memperhatikan masyarakat sekitar dengan kegiatan CSR.

"Bantu masyarakat dalam peningkatan pertanian dan perkebunan dengan pemberdayaan, pembinaan dan pelatihan," serunya.

Direktur Utama PT Aceh Rubber Industries Shiang Cher Yeo mengaku resah terhadap sejumlah orang yang datang ke pabrik pengeringan karet tersebut. 

"Sejumlah orang datang ke pabrik bukan bertujuan menjual getah, akan tetapi sikap sejumlah orang itu justru meresahkan. 

Situasi ini akan dapat menurunkan produksi pabrik," ujar Shiang yang merupakan warga negara Singapura, didamping Kepala Humas Amriadi.

Shiang menjelaskan, keberadaan pabrik karet mulai merangkak tahun 2011 dengan capaian produksi di level terendah dari yang ditergetkan. Berjalannya produksi sejak 2013 dirasakan mulai ada peningkatan berkisar 20 hingga 60 ton/hari.

"Pabrik membuka pintu lebar untuk menampung hasil getah masyarakat, dengan harga standar. Saya tahu orang Aceh baik-baik," ujar Shiang dengan bahasa Indonesia terpatah-patah.

Sitem yang dibangun perusahaan, sambung Shiang, masyarakat bebas menjual getah langsung ke pabrik, tanpa menentukan jumlah minimal. Begitu juga penyerapan tenaga kerja diprioritaskan masyarakat sekitar.

Saat ini karyawan mereka sebanyak 60 orang, masing-masing 40 tenaga harian serta 30 suplier yang tersebar di seluruh Aceh.

"Bagi saya, orang yang sudah lama merintis di Aceh sudah paham kondisi Aceh Tamiang. Akan tetapi investor lain (baru) yang akan berinvestasi merasakan adanya gangguan, akan kembali ke negaranya, alasannya Aceh masih belum aman," tuturnya. (indra/medanbisnis)