Foto : Ilustrasi (tribunews.com) suara-tamiang.com , BANDA ACEH - Empat pesawat Garuda Indonesia dan dua maskapai Lion Air tujuan Me...
![]() |
Foto : Ilustrasi (tribunews.com) |
Pantauan Serambi di Bandara SIM Sabtu kemarin, para wartawan tidak
diizinkan masuk ke ruang tunggu bandara yang berada di lantai dua. Namun
setelah lama menunggu tanpa solusi, seorang penumpang transit yang telah
berjam-jam berada di lobi berinisiatif menemui wartawan di lantai satu, karena
tidak mendapat info mengenai keberangkatan ke Kualanamu.
Parlindungan Purba, seorang penumpang pesawat Lion Air yang transit
tersebut diwawancarai wartawan di dekat pusat informasi bandara di lantai satu
kepada wartawan mengatakan, dirinya bersyukur bisa mendarat selamat di Bandara
SIM, meskipun terlambat sampai di Medan. “Sebelumnya pesawat sempat mutar-mutar
dua kali setengah jam keliling di atas Kualanamu, sebelum memutuskan bertolak
ke SIM,” ujarnya, Sabtu (24/10).
Dia menambahkan, situasi di Kualanamu tak memungkinkan untuk mendarat,
karena jarak pandang pesawat kurang dari 500 meter. Selain mendengarkan cerita
Parlaungan, beberapa awak media juga menyampaikan keluhan terkait sulitnya
meminta penjelasan otoritas bandara terkait situasi tersebut.
Namun, tiba-tiba seorang penumpang pesawat membantu awak media dan langsung menghubungi pihak angkasa pura.
Akhirnya, Plt Kepala Divisi Operasi Bandara SIM, Surkani baru bisa bertemu
dengan wartawan. Kata Surkani dirinya hanya menerima laporan terkait kedatangan
pesawat saja dan tidak mengetahui jumlah penumpang yang berada di dalamnya.
“Jumlah penumpang masuk ke dalam data manifesnya, kami belum terima itu,”
ujarnya. Dia menyebutkan, keenam pesawat tujuan Medan itu bernomor JT 300
CGK-KNO, GA 180 CGK-KNO, GA 194 CGK-KNO, JT 979 SUB-KNO, GA 182 CGK-KNO dan GA
184 CGK-KNO.
Amatan Serambi di lokasi, keenam pesawat transit selama tiga jam di Bandara
SIM. Pesawat mendarat di Bandara SIM pada pukul 10.00 WIB dan kembali berangkat
ke Kualanamu pada pukul 13.00 WIB. Selain itu, wartawan hanya bisa mengabadikan
momen tersebut dari luar jaring pembatas, karena pihak keamanan tak mengizinkan
wartawan untuk mendekat. (ed/serambinews)