HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Aceh Tenggara Porak-poranda

Ilustrasi (metrotvnews.com)  suara-tamiang.com , KUTACANE - Hujan deras yang menguyur Aceh Tenggara (Agara) menyebabkan kerusakan p...

Ilustrasi (metrotvnews.com) 
suara-tamiang.com, KUTACANE - Hujan deras yang menguyur Aceh Tenggara (Agara) menyebabkan kerusakan parah di sejumlah wilayah. Jalan Nasional Agara-Gayo Lues (Galus) sempat putus menyebabkan transportasi darat antar-kabupaten lumpuh, ratusan rumah tertimbun lumpur. Banjir dengan berbagai dampak juga melanda sejumlah kawasan lainnya di Aceh.

Data sementara yang dihimpun Serambi, Sabtu (24/10), di Kecamatan Ketambe tercatat lima rumah hanyut dan 10 rumah rusak parah. Selain itu, 102 rumah terendam lumpur. Jalan Nasional Agara-Galus di Desa Balai Lutu, Kecamatan Ketambe, sepanjang 100 meter lebih putus. Namun, sekitar pukul 20.00 WIB tadi malam arus lalulintas normal lagi setelah dibuka jalur alternatif.

Kawasan lain yang juga didera banjir adalah Kecamatan Bambel. Di kecamatan ini ada empat rumah hanyut, yaitu dua di Tualang Sembilar dan dua lainnya di Terutung Payung.

Camat Ketambe, Salamuddin SH MM mengatakan, data sementara kerusakan akibat banjir di kecamatannya masing-masing di Desa Bukit Baru dua rumah hanyut, 36 rumah terendam, dan enam rumah rusak berat. Di Jambur Laklak dua rumah hanyut, 24 rumah terendam lumpur. Di Desa Leuser dua rumah rusak berat, 30 rumah terendam lumpur.

Berikutnya, di Desa Lawe Beringin satu rumah hanyut. Di Desa Penuntunan dua rumah rusak, 12 rumah terendam.

Selain itu, tiga jembatan gantung putus yaitu di Desa Jati Sara, Desa Penuntunan, dan Desa Lawe Beringin. Jembatan itu melintasi sungai menuju ladang masyarakat. “Sedikitnya 32 hektare ladang jagung dan 10 hektare ladang coklat porak-poranda dihantam luapan Sungai Alas,” kata Camatn Salamuddin.

Camat Lawe Sigala-gala, Imansyah Gensi, melaporkan, 10 hektare lahan jagung dan tiga rumah terendam di Sukadamai. Korban banjir meminta dibangun tenda pengungsi dan dapur umum karena potensi banjir susulan sangat tinggi.

Wabup Agara H Ali Basrah Pasaribu Spd MM bersama Anggota DPRK Supian, Dandim Letkol Inf Yudiono SAg, Kapolres AKBP Eko Wahyudi SIK bersama anggota TNI/Polri, Sabtu kemarin turun ke lokasi banjir bersama camat, tim BPBD, dan pejabat BMCK.

Menanggapi keluhan korban banjir, Wabup Agara langsung menelepon Kadis Sosial memerintahkan pembukaan dapur umum. Sedangkan untuk melancarkan kembali jalur darat Agara-Galus, menurut Wabup Agara telah dikerahkan alat berat untuk membuka jalan alternatif (darurat).

Di Aceh Barat, banjir yang sebelumnya merendam desa-desa di Kecamatan Pante Ceuremen meluas ke Kecamatan Kaway XVI akibat makin tingginya debit Krueng Meureubo yang melintasi kedua kecamatan tersebut. Jumlah rumah yang hanyut bertambah dari dua menjadi tiga.

Di Kecamatan Pante Ceureumen desa terparah dilanda banjir luapan adalah Desa Cangai. Banjir sempat surut, tetapi kembali melanda setelah hujan lebat mengguyur lagi. Rendaman semakin meluas.

Hingga Sabtu kemarin tercatat tiga rumah warga Cangai terseret arus yaitu milik Zulkairi, Sulaiman, dan Zulkifli. Ada 14 jiwa dari ketiga rumah itu yang harus mengungsi. “Banjir kali ini sangat parah,” kata Keuchik Cangai, Saipuddin, Sabtu kemarin.

Kepala BPBD Aceh Barat, Saiful AB mengatakan, sejak Sabtu kemarin banjir meluas ke Kecamatan Kaway XVI. Banjir di Pante Ceureumen dan Kaway XVI akibat luapan Krueng Meureubo yang merupakan salah satu sungai besar di Aceh Barat. Satu sungai lainnya adalah Krueng Woyla.

Kabid Sosial dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Aceh Barat, Jhon Aswir mengatakan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan masa panik untuk keluarga yang rumahnya diterjang banjir.

Kawasan Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya hingga Sabtu kemarin terendam banjir dengan ketinggian rata-rata satu meter.

Data dari BPBD Nagan Raya, banjir merendam sebagian besar Kecamatan Tripa Makmur. Desa-desa yang terendam antara lain Gampong Panton Pange, Ujong Krueng, Mon Dua, Neubok Yee PK, Neubok Yee PP, Pasi Keubeudom, Kabu, Drien Tujoh, Lueng Keubeu Jagat, Babah Lueng, Kuala Tripa. Warga yang menetap di kawasan rendaman mencapai 2.031 kepala keluarga (KK) atau sekitar 6.355 jiwa.

“Kami sudah menurunkan tim ke lokasi banjir, termasuk TNI/Polri,” kata Sekretaris BPBD Nagan Raya, M Yusuf Gadeng kepada Serambi, Jumat (23/10) malam.

Yusuf menambahkan, dampak banjir di Tripa Makmur menyebabkan banyak warga mengungsi ke tempat aman atau rumah famili yang bebas banjir. Polres Nagan Raya mengevakuasi ratusan korban banjir di sejumlah desa di Kecamatan Tripa Makmur. Menurut Kapolres Nagan Raya, AKBP Agus Andrianto SIK, pihaknya mengerahkan dua truk untuk proses evakuasi warga yang terjebak banjir. “Kami juga mengerahkan satu mobil boks untuk membantu menyelamatkan ternak warga dan barang berharga milik warga.

Kami juga membantu perahu karet ke lokasi bencana,” kata Agus. Anggota DPRA, H Asib Amin berharap Pemerintah Aceh secepatnya turun tangan membantu korban banjir di Tripa Makmur. “Saya sudak cek ke lokasi. Korban banjir mulai krisis bahan pangan,” kata Asib Amin.

Di Aceh Timur, empat gampong di Kecamatan Pante Bidari, hingga Sabtu kemarin masih terisolir akibat banjir luapan Krueng Jambo Aye yang terjadi sejak Rabu (21/10).

“Sudah empat hari kami terisolir, kendaraan tak bisa melintas, karena ada beberapa bagian badan jalan terendam banjir setinggi 2 meter,” lapor Samsul (37), warga Gampong Pante Labu, kepada Serambi, Sabtu (24/10).

Banjir di Kecamatan Pante Bidari merendam empat gampong yaitu Pante Labu, Blang Seunong, Sah Raja, dan Sah Gala. Menurut Samsul banjir luapan Krueng Jambo Aye diduga akibat akibat hulu sungai di Samar Kilang, Kabupaten Bener Meriah, diguyur hujan deras. Penyebab lainnya adalah akibat bendungan irigasi Langkahan, sehingga banjir luapan mudah terjadi. Banjirjuga merendam satu SD dan SMP di Gampong Blang Seunong sehingga aktivitas belajar mengajar diliburkan.

Kepala BPBD Aceh Timur, Syahrizal Fauzi kepada Serambi mengatakan, pihaknya sudah meurunkan tim ke gampong-gampong di Kecamatan Pante Bidari yang dilanda banjir. Selain empat gampong di Pante Bidari, banjir juga melanda Gampong Seuntang di Kecamatan Julok dan Gampong Teupien Breuh, Kecamatan Simpang Ulim.

Puluhan rumah di Dusun Pateng, Dusun Leubok Muku, dan Dusun Teungoh, Desa Buket Linteung, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara hingga Sabtu kemarin masih terendam banjir luapan yang terjadi sejak Kamis (22/10). Sejumlah warga Buket Linteung masih mengungsi ke rumah famili. Sedangkan di Desa Leubok Pusaka, banjir mulai surut.

Keuchik Leubok Pusaka, Jaharuddin kepada Serambi menyebutkan, banjir yang merendam Dusun Tanoh Mirah, Dusun Seuleumak, dan Dusun Bina Baru sudah surut. Sebagian warga yang sempat mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing.

Ratusan rumah di Desa Suka Maju, Jabi-Jabi, dan Sigrun, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Sabtu (24/10) petang direndam banjir akibat meluapnya Sungai Souraya. Ratusan warga dari ketiga desa itu mengungsi ke lokasi aman atau ke rumah famili.

Camat Sultan Daulat, Khairunnas Bako kepada Serambi mengatakan, hingga petang kemarin sudah lebih 200-an KK yang mengungsi ke rumah famili. Sementara penduduk yang memiliki rumah lantai dua memilih tetap bertahan.

Hingga pukul 19.00 WIB tadi malam ketinggian banjir terus bertambah. Musibah banjir diakui terus berulang setiap tahun namun kali ini termasuk paling parah.

Danramil Sultan Daulat, Kapten TNI Muhammad Musa mengatakan telah menurunkan personelnya sejak tadi malam untuk bersiaga di lokasi banjir guna memantau kondisi warga. “Prajurit sudah saya perintahkan standby di lokasi banjir membantu dan mengevakuasi warga yang bisa saja terkurung,” kata Kapten Muhammad.(as/(riz/edi/c49/jaf/lid/my/serambinews)