HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Serapan Belanja Modal Pemkab Tamiang Baru 24,16 Persen

Foto : Ilustrasi  suara-tamiang.com , KARANG BARU -- Dari Rp 1,03 Triliun anggaran belanja Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2015, serapan b...

Foto : Ilustrasi 
suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Dari Rp 1,03 Triliun anggaran belanja Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2015, serapan belanja modal hingga 31 Agustus, baru sekitar 24,16 persen. Kondisi ini disebabkan lambatnya pengerjaan proyek di lapangan. Sementara serapan belanja operasional dan pegawai mencapai 49,76 persen. Idealnya, memasuki bulan kesembilan, serapan belanja modal minimal 50 persen dari total anggaran APBK.

Kabid Perbendaharaan DPKA Aceh Tamiang, Indra Bakti SE kepada Serambi, Minggu (13/9) mengatakan, hingga 31 Agustus 2015, serapan anggaran secara umum 42,68 persen atau setara Rp 440.872.780.159, dari total APBK Aceh Tamiang tahun 2015 sebesar Rp 1.032.885.392.015.

Dari jumlah tersebut, serapan terbesar untuk belanja operasional dan pegawai 49,76 persen. Sementara belanja modal baru 24,16 persen. Empat SKPK yang serapannya masih rendah antara lain, Dinas PU yang anggaran belanja mencapai Rp 187.045.819.123 namun realisasinya 53.350.167.60. Dinas Pendidikan yang anggarannya Rp 143.060.049.250 namun realisasinya Rp 53.807.551.892. Dinas Kesehatan yang anggarannya Rp 65.115.447.021 realisasinya Rp 29.985.949.516 dan Dinas Pertanian Rp 24.914.924.200 realisasinya baru Rp 7.882.025.254

Menurutnya, realisasi ini masih dalam katagori rendah. Jika pekerjaan pembangunan di lapangan dapat dikejar, bisa saja realisasinya tercapai di akhir tahun. Namun pengalaman tahun 2014, untuk serapan belanja modal, 60 persen realisasinya dilakukan di akhir tahun. “Meski secara total serapannya cukup stabil, namun realisasi belanja modal seharusnya lebih tinggi, karena akan berdampak positif terhadap perputaran ekonomi warga di daerah,” ujar Indra.

Kabag Pembangunan Pemkab Tamiang, Ir Nova Pahlevi mengaku, masalah serapan anggaran ini sangat terkait dengan kegiatan pelelangan yang tahun ini agak lamban. “Banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan lelang proyek. Seperti kesiapan pokja, anggaran yang besar, orang (SDM) terbatas, berkas sudah diserahkan namun belum ada jadwal lelang, termasuk proyek sudah dikontrak namun tidak langsung dikerjakan,” paparnya.

Dinas yang serapan anggarannya rendah, di antaranya Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Tamiang. Hingga akhir Agustus 2015, serapan anggaran di dinas ini baru 11 persen. Kadis Pertanian Drh Yusbar mengatakan, salah satu faktornya, ada paket proyek diklaim oleh beberapa orang, yang mengaku berhak mengerjakan proyek tersebut.


Sementara, Rp 12 miliar paket proyek bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tambahan, masih dalam tahap survei dan perencanaan gambar. Ada juga 15 proyek pekerjaan yang menggunakan mekanisme penunjukan langsung (PL) yang juga diklaim oleh banyak pihak. Sehingga harus diselesaikan secara berembug, agar pekerjaan tersebut dapat segera dilaksanakan. Yusbar mengaku, saat ini pihaknya mengejar waktu untuk merealisasikan serapan anggaran yang hanya tersisa empat bulan lagi. “Belum lagi faktor alam dimana saat ini mulai memasuki musim penghujan, yang sering membuat lokasi proyek terendam banjir, sehingga menghambat pengerjaan,” ujarnya. (md/serambinews)