Foto : wisata aceh tamiang(harian andalas) suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Kabupaten ujung timur Aceh itu berjuluk ' Bumi Muda...
Foto : wisata aceh tamiang(harian andalas) |
Ada gulir air terjun menohok bumi, mengajak mata menikmati keindahan 40 kilometer dari pusat kota Aceh Tamiang menuju selatan, ada hamparan air terjun Sangka Pane, keindahannya eksotik, bertengger 7 tingkat luncurkan percikan airnya, bermuara ke sungai Kalamuning yaitu lokasi wisata yang masih asri dan belum tersentuh pembangunan yaitu, wisata air terjun Gunung Sangka Pane, di Kampung Pengidam, Kecamatan Bandar Pusaka.
Gemuruh ombak memecah gemiricik pasir sepanjang pantai Ketapang. Membahana nah jauh hamparan pasir disetiap derap langkah pengunjung pantai memandang lepas birunya lautan membentang.
Dua tempat pariwisata tersebut merupakan tempat pariwisata yang santer dikunjungi saat liburan oleh warga baik dalam kabupaten maupun diluar kabupaten.
Kemudian Kuala Paret, Desa Kaloy, Kecamatan Tamiang Hulu. Selanjutnya, wisata Gua Kuari dan air terjun tujuh tingkat di Desa Selamat, Kecamatan Tenggulun.
Untuk mengoptimalkan lokasi pariwisata tersebut Tim Pansus DPRK Aceh Tamiang yang dipimpin langsung oleh Juanda selaku Ketua Tim meninjau langsung beberapa bulan lalu." Jika digarap lokasi-lokasi wisata itu, maka akan dapat menambah pendapatan untuk daerah,” ujar Juanda.
Juanda menambahkan lokasi wisata Air Terjun Sangka Pane merupakan kawasan yang sudah terancam kering karena dalam kawasan tersebut warga terus membuka lahan pertanian. " Jika hal itu tidak dicegah atau diatur, maka dikhawatirkan air terjun itu akan kering" tegasnya.
Sementara sambung Juanda, jarak tempuh dari Ibu Kota Aceh Tamiang yaitu Karang Baru menuju lokasi air terjun Sangka Pane berjarak sekitar 40 kilomter. Saat ini yang diperlukan adalah membangun insfrakstruktur jalan karena jalan menuju lokasi rusak parah.
“Jalan menuju Air Terjun Sangka Pane rusak berat sehingga tim menumpang mobil taft badak khusus angkut sawit dan sangat menantang, kendati demikian masyarakat yang berkunjung ke lokasi wisata air terjun itu tergolong ramai,” katanya.
Juanda merupakan salah satu Pimpinan DPRK Aceh Tamiang itu juga menyebutkan sejumlah potensi wisata lain yang juga bernasib sama yakni, wisata Bukit Kerang di Kecamatan Bendahara, Kuburan para ulama, dan Istana Raja.
Juanda menyayangkan lokasi wisata Air Terjun Sangka Pane. Karena, kawasan itu juga sudah terancam kering di sekitar lokasi wisata itu warga terus membuka lahan pertanian. Jika hal itu tidak dicegah atau diatur, maka dikhawatirkan air terjun itu akan kering.
" Ketika pariwisata hidup maka perputaran perekonomian masyarakat juga akan
bangkit" sebutnya
Sementara itu Ketua Banleg DPRK Aceh Tamiang, Mustaqim DPRK Aceh Tamiang, akan mendorong adanya Qanun (Perda) tentang Kepariwisataan dan merupakan Qanun inisiasi DPRK.
"Tahun ini dewan menggodok Qanun Kepariwisataan. Ini akan menjadi regulasi terkait penggelolaan kepariwisataan di Aceh Tamiang," ujar Mustaqim
Jika dikelola dengan baik sambung Mustaqim tentu objek wisata yang ada akan menjadi sasaran masyarakat Aceh Tamiang dan sekitarnya untuk berkunjung. Menurutnya warga Aceh Tamiang selama ini kerap berlibur ke luar daerah.
" Sarana prasarana merupakan faktor utama dan dengan pengelolaan tata dengan baik, maka warga akan berlibur di objek wisata yang ada dan tidak perlu ke luar daerah lagi," kata Mustaqim.
Mustaqim yang juga merupakan Ketua Fraksi Partai Aceh DPRK Aceh Tamiang mengatakan sektor pariwisata memiliki sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata, seperti Pantai Ketapang di Kecamatan Bendahara, air terjun sangka pane di Desa Pengidam, Kecamatan Bandar Pusaka dan air terjun tujuh tingkat di Kecamatan Tenggulun.
Disamping itu sejumlah potensi wisata sejarah lainnya yang masih perlu dikembangkan diantaranya Istana Sungai Iyu di Kecamatan Bendahara, Istana Seruway di Kecamatan Seruway, Istana Benua di Desa Benua Raja Kecamatan Rantau dan Istana Karang yang merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Tamiang masa lampau yang terletak di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru.
Ada pula wisata lainnya seperti Situs Bukit Kerang di Desa Mesjid Kecamatan Bendahara dan sejumlah makam raja dan para pejuang di masa Kerajaan Karang dahulu yang tersebar di sejumlah lokasi dalam Kabupaten Aceh Tamiang.
Menurutnya selama ini akses menuju lokasi masih belum memiliki fasilitas yang memadai. Karenanya, dirinya beserta anggota dewan lainnya akan mendorong pengembangan destinasi wisata tersebut.
"Untuk menuju lokasi perlu diperhatikan pembangunan sarana dan prasarananya. Kami komit untuk membangun sektor pariwisata agar masyarkat dapat menikmati keindahan alam di sana serta dapat meningkatkan perekonomian warga," jelas Mustaqim.
Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Olah Raga dan Pemuda Aceh Tamiang Yetno mengatakan pihaknya saat ini sedang fokus membangun objek wisata Pante Ketapang.
“Kita fokus wisata Pante Ketapang karena dari penilaian yang dilakukan, pembangunan wisata ini tidak membutuhkan biaya besar dibandingkan membangun wisata air terjun karena rata rata lokasi wisata air terjun tersebut jalannya rusak parah,” ujarnya.
Lokasi wisata Pante Ketapang sendiri, katanya mampu menampung 3.000 orang dan pembangunan jalan sekitar 3,8 km saja. Sementara jalan menuju air terjun jaraknya belasan kilometer, sehingga membutuhkan biaya besar disamping daya tampung wisatawannya kecil sekitar 200 orang.
Kendati demikian bukan berarti objek wisata yang lain diabaikan, tetap dibangun, namun karena terbatas anggaran, sehingga tahun ini focus mengembangkan satu lokasi saja dulu yakni wisata laut Pante Ketapang.
"Untuk menuju kelokasi ini, saat ini kita harus menggunakan getek bila hendak menyeberangi sungai. Nah salah satunya kita juga harus membangun jembatan permanen", kata Yetno.
Yetno menambahkan, bila jalan dan jembatan sudah memadai, Pemkab Aceh Tamiang berupaya semaksimal mungkin untuk mengajukan usulan anggaran buat pembangunan lain-lainnya yang memang sangat dibutuhkan dilokasi objek wisata tersebut.
"Mushalah, gazebo, pos jaga dan pentas seni merupakan sarana kelengkapan wisata yang harus kita bangun juga", tandas Yetno.
Dikatakan Yetno, jika fasilitas objek wisata telah lengkap, niscaya wisatawan local maupun luar daerah akan ramai berkunjung ke Pantai Ketapang yang berdampak pada meningkatnya PAD Aceh Tamiang serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
"Daerah juga jelas akan diuntungkan dengan meningkatnya PAD, warga sekitar juga bisa berjualan makanan, souvenir (cenderamata), jaga parker, jaga pos keamanan, jaga pentas seni, dan lapangan kerja lainnya termasuk petugas kebersihan pantai," ungkap Yetno.
Untuk membangun infrastruktur jalan sekaligus pengerasan dan pembangunan jembatan kearah lokasi pantai Ketapang, Pemerintah harus menyediakan anggaran sekitar Rp 5 miliar. (wawan/Harian andalas)