HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

WTP Bukan Sekedar Opini, Reward Layak Diharap

suara-tamiang.com , ACEH TAMIANG -- Menjadi hari bersejarah bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, tepatnya 25 Maret 2015 BPK-RI (badan ...

suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Menjadi hari bersejarah bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, tepatnya 25 Maret 2015 BPK-RI (badan Pemeriksa Keuangan) memberikan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terhadap Laporan Keuangan Pemkab Aceh Tamiang hasil audit anggarantahun 2014, sehingga menjadi prestasi yang membanggakan di bawah Pimpinan Bupati H. Hamdan Sati, ST sebagai figur sentral tentunya.

WTP bukanlah sekedar opini dan adu gengsi, akan tetapi lebih termotivasi pada dana rewad dengan besaran hingga mencapai Rp 30 miliar, inilah yang menjadi pengharapan masyarakat Aceh Tamiang pada umumnya sebagai dana segar yang akan dapat dirasakan oleh masyarakat, setidak nya dalam bentuk infrastruktur. Namun persoalannya akankah dana rewad ini dicapai, jawabannya belum tentu tergantung pada audit BPK tahun 2015 mendatang. Sebab opini WTP tahun 2014 rewadnya baru terealisasikan di tahun 2016. sebut Abdullah, SE selaku Kepala DPPKA Aceh Tamiang.

Meskipun demikian, Abdullah, SE merasa optimis 2015 Aceh Tamiang akan kembali raih opini WTP, hal ini terkait adanya komitmen semua lini untuk penutupan buku Tahun Anggaran per 31 Desember. Langkah untuk itupun sudah kita antipasti dengan dead line pemasukan invoice atau pembiayaan anggaran harus berjalan paling telat 20 Desember 2015. Kita sudah edarkan ke seluuruh SKPK tentang kebijakan dead line tersebut. Nah kalau batas dead line ini tidak dicapai maka dana rewad yang seyogianya kita peroleh ditahun 2016 nanti, maka akan hilang. Kata Abdullah.

Selaku Ketua DPRK Aceh Tamiang Ir. Rusman mengharapkan setiap SKPK harus optimis adanya, mari kita pertahankan apa yang telah kita raih, sebut Rusman oleh karena itu LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) Aceh Tamiang haruslah disampaikan Januari 2016 nantinya, sebab itu sudah menjadi tanggung jawab dan komitmen bersama bukan tanggung jawab personal Bupati atau DPRK saja. Konon yang menjadi Crash Program WTP ini hanya berkutat pada tertib administrasi keuangan, tertib administrasi asset dan pencapaian maksimal Pendapatan Asli Daerah. Jadi menurut Rusman sedikit sekali persoalannya.

Menyinggung dana reward Ir. Rusman berpendapat itu adalah hal yang patut kita perjuangkan, batal tidaknya dana reward ini tentu saja figur sentral nya ada secara teknis regulasinyapun sudah dibentuk. Tim yang dibentuk terdiri 24 orang dan telah disertifikasi inilah yang akan menjadi anak panah terhadap capaian kinerja yang maksimal sehingga kita harapkan dapat mengantar kembali Pemerintah Daerah Aceh Tamiang pada taraf opini WTP. Babak berikut nya, kinerja tim inilah yang perlu kita motivasi meskipun dalam bentuk kompensasi. Sebut Rusman.

Selain itu pada konteks berbeda Ir. Rusman Ketua DPRK Aceh Tamiang inijuga menyinggung dan mengingatkan tentang persentase serapan anggaran tahun 2015 ini, pada setiap SKPK dijajaran Pemerintah Daerah Aceh Tamiang ini terkesan sangat lamban, bayangkan saja hingga Juni 2015 persentase serapan anggaran  mungkin belum mencapai 15%. hal ini tak kalah pentingnya untuk diperhatikan sebab bila serapan anggaran ini tidak maksimal maka efeknya akan terjadi pengembalian dana. Tentu hal ini sangat disayangkan. Memang dari sisi Pelaporan Keuangan tidak beresiko, namun dari sisi pembangunan sarana prasarana infrastruktur justru masyarakatlah yang akan rugi. Kata Ir. Rusman. (PJR/andalas)