HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Worldfish dan ACC Bina Petambak Udang

Foto : Ilustrasi/google  suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Worldfish Center bersama Koperasi Produsen Perikanan Budidaya, Aceh Aquacu...

Foto : Ilustrasi/google 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Worldfish Center bersama Koperasi Produsen Perikanan Budidaya, Aceh Aquaculture Cooperative (AAC) menggagas memberikan pembinaan cara membudidayakan ikan dan udang bagi petani tambak, dalam pelatihan bertema cara dan praktek penerapan budidaya udang secara baik dan benar (MAP"S), Rabu (3/6), berlangsung di komplek tambak Peudong Pakat, Sungai Kuruk Tiga, Seruway.

"Untuk memperoleh produksi budidaya udang yang maksimal, berkualitas dan pemasaran yang mudah sehingga dapat menebus pangsa pasar dengan harga relatif stabil. 

Pemasaran yang diinginkan bukan hanya memenuhi kebutuhan lokal melainkan berlaku di pasar impor luar negeri,"demikian diungkapkan Mr Luka, konsultan Worldfish dari Italia.

Dalam paparannya, Luka mengatakan, dalam program budidaya Worldfish bersama Koperasi Produsen Perikanan Budidaya, AAC berupaya akan memfasilitasi petani tambak, terutama menjalankan berpola berbasis budidaya sistem bisnis. 

Salah satu langkah tujuan tersebut adalah tentunya harus didukung oleh sumber daya manusia petani tambak yang handal. Sesuai dengan visi Worldfish, yaitu mengurangi kemiskinan, pengangguran dan kelaparan.

Menurutnya, untuk membangun sistem bisnis yang lebih maju dalam budidaya terutama udang harus memperhatikan seluruh teknik penanganannya.

Beberapa waktu lalu pemasaran udang pada level luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, Singapore dan Jepang, sempat mengalami penurunan harga, hal itu dikarenakan mutu dan kualitas kurang dijaga. Selain itu juga hasil produksi yang tidak seimbang dengan jumlah kebutuhan pasar.

"Selain program pembinaan dan pelatihan yang diberikan, budidaya udang yang dilakukan secara kelompok dan bekerjasama dapat menekan biaya produksi, daripada membeli sejumlah kebutuhannya bersifat pribadi," kata Luka.

Oleh karena itu, pihaknya juga bersedia memfasilitasi para petani tambak budidaya udang dalam hal perolehan benur yang berkualitas, dan membuka jalan pemasaran. 

Dia mengharapkan materi pelatihan yang diberikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga produksi hingga pemaasarannya nanti dapat berjalan baik.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang, Agustin yang turut hadir dalam acara tersebut, dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi dan ucapkan terimakasih kepada Worldfish dan AAC yang telah memberikan pelatihan bagi para petani tambak.

"Saat ini dari seluas 5.000 hektare lahan tambak, hanya 1.300 hektare yang produktif. Berkaitan hal itu, kami sudah berupaya agar lahan tersebut direvalitaisasi, namun belum juga terpenuhi. 

Diharapkan berbekal pelatihan dan pembinaan muncul pemikiran positif, pemahaman, menguasai tekhnologi dengan baik, serta hindari budidaya udang berbahan kimia berbahaya," ujarnya. 

"Untuk memperoleh produksi budidaya udang yang maksimal, berkualitas dan pemasaran yang mudah sehingga dapat menebus pangsa pasar dengan harga relatif stabil. 

Pemasaran yang diinginkan bukan hanya memenuhi kebutuhan lokal melainkan berlaku di pasar impor luar negeri,"demikian diungkapkan Mr Luka, konsultan Worldfish dari Italia.

Dalam paparannya, Luka mengatakan, dalam program budidaya Worldfish bersama Koperasi Produsen Perikanan Budidaya, AAC berupaya akan memfasilitasi petani tambak, terutama menjalankan berpola berbasis budidaya sistem bisnis. 

Salah satu langkah tujuan tersebut adalah tentunya harus didukung oleh sumber daya manusia petani tambak yang handal. Sesuai dengan visi Worldfish, yaitu mengurangi kemiskinan, pengangguran dan kelaparan.

Menurutnya, untuk membangun sistem bisnis yang lebih maju dalam budidaya terutama udang harus memperhatikan seluruh teknik penanganannya.

Beberapa waktu lalu pemasaran udang pada level luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, Singapore dan Jepang, sempat mengalami penurunan harga, hal itu dikarenakan mutu dan kualitas kurang dijaga. Selain itu juga hasil produksi yang tidak seimbang dengan jumlah kebutuhan pasar.

"Selain program pembinaan dan pelatihan yang diberikan, budidaya udang yang dilakukan secara kelompok dan bekerjasama dapat menekan biaya produksi, daripada membeli sejumlah kebutuhannya bersifat pribadi," kata Luka.

Oleh karena itu, pihaknya juga bersedia memfasilitasi para petani tambak budidaya udang dalam hal perolehan benur yang berkualitas, dan membuka jalan pemasaran. 

Dia mengharapkan materi pelatihan yang diberikan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga produksi hingga pemaasarannya nanti dapat berjalan baik.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh Tamiang, Agustin yang turut hadir dalam acara tersebut, dalam sambutannya memberikan apresiasi yang tinggi dan ucapkan terimakasih kepada Worldfish dan AAC yang telah memberikan pelatihan bagi para petani tambak.

"Saat ini dari seluas 5.000 hektare lahan tambak, hanya 1.300 hektare yang produktif. Berkaitan hal itu, kami sudah berupaya agar lahan tersebut direvalitaisasi, namun belum juga terpenuhi. 

Diharapkan berbekal pelatihan dan pembinaan muncul pemikiran positif, pemahaman, menguasai tekhnologi dengan baik, serta hindari budidaya udang berbahan kimia berbahaya," ujarnya. (indra/stc)