HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pengamat Apresiasi Langkah Pangdam Iskandar Muda

suara-tamiang.com , BANDA ACEH -- Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh Pangdam Is...

suara-tamiang.com, BANDA ACEH -- Pengamat Politik dan Keamanan Aceh, Aryos Nivada mengapresiasi langkah-langkah yang ditempuh Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Agus Kriswanto dan Danrem 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin karena telah melakukan pendekatan persuasif melalui komunikasi dengan kelompok bersenjatan di Aceh, Din Minimi.

“Penelitian telah membuktikan, bahwa 80 persen persoalan konflik sosial terjadi karena tidak berjalannya komunikasi,” ujar penulis buku Wajah Politik dan Keamanan Aceh.

Aryos menambahkan, kesempatan tersebut telah dimanfaatkan oleh Danrem 011/Lilawangsa, yaitu melakukan komunikasi langsung dengan Din Minimi,  dan bersilaturahmi kerumah orang tua mantan kombatan GAM tersebut.

Hal tersebut menjadi tamparan serius bagi pemerintahan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, bahwa mereka berdua tidak memiliki niat untuk membangun komunikasi dengan Din Minimi dan mirisnya publik menilai urusan Din Minimi tidak penting dan terkesan di acuhkan.

“Konflik ini disebabkan karena terputusnya jalinan silaturahmi antara eks kombatan dengan unsur pimpinan elit GAM dalam pemenuhan hak bagi mereka setelah tidak memegang senjata lagi,” katanya.

Tambahnya Aryos Peneliti Jaringan Survey Inisiatif, apabila pendekatan-pendekatan atau komunikasi tersebut dijalin dari awal, bisa dipastikan persoalan Din Minimi tidak meluas dan tidak memiliki dampak bagi masyarakat Aceh.

“Cara yang dilakukan Danrem 011/Lilawangsa patut kita apresiasi, karena pendekatan yang dilakukan tidak mengedepankan cara-cara militeristik, tetapi lebih mengedepankan pendekatan komunikasi dan humanis,”. tuturnya.

Dengan dilakukannya pendekatan persuasif, membuktikan bahwa TNI sudah reformis secara institusi vertikal dan alat negara dalam merespon gejolak keamanan dalam negeri, seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dalam menyelesaikan urusan kebutuhan eks kombatan yang tidak direalisasikan.

Pendekatan persuasif berbasiskan aspek kearifan lokal melalui komunikasi membuat langkah positif di mata publik dan tidak menimbulkan trauma bagi masyarakat. Apa lagi perdamaian Aceh sudah berjalan sepuluh tahun dan harus dijaga agar tidak terjadi benih-benih konflik baru. (redaksi)