HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

KTNA Tamiang Minta Masyarakat Kawal Penyaluran Bansos Rp 31 M

Foto : Ilustrasi/KTNA  suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) bersama organisasi petani lain meminta se...

Foto : Ilustrasi/KTNA 
suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) bersama organisasi petani lain meminta semua komponen masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang agar dapat mengawal bantuan sosial (bansos) untuk petani sebanyak Rp 31,514 miliar bersumber dari APBN 2015.

"Itu perlu dilakukan bertujuan agar penyalurannya ke petani menjadi tepat sasaran dan sesuai dengan yang diharapkan. 

Sehingga program pemerintah pusat dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan tercapai," ujar Ketua KTNA Aceh Tamiang Hendra Vramenia Sabtu (20/6) di Karang Baru.

Hendra mengatakan, peningkatan ketahanan pangan adalah program pemerintah pusat agar bangsa Indonesia tidak tergantung kepada produk pertanian impor. 

Oleh karena itu, pemberian bansos untuk memotivasi petani dalam meningkatkan produksi kedelai guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan meningkatkan kesejahteraan petani.

"Masyarakat Aceh Tamiang harus mengetahui informasi ini. Dengan pengawasan dan pengawalan yang dilakukan saat penyaluran dan pelaksanaan bersama petani, tujuan program sesuai dengan harapan kita semua," ujarnya.

Menurut Hendra, ada anggaran bagi petani dalam bentuk bansos di sektor pertanian wilayah Aceh Tamiang, bersumber dari APBN tahun 2015.

Dijelaskannya, di antaranya program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) kedelai untuk lahan seluas 6.000 hektare. 

Besaran biaya Rp 1,804 juta/hektare dengan total anggaran Rp 10,824 miliar. Kemudian program GPTT padi hibrida untuk lahan seluas 1.500 hektare dengan besaran biaya Rp 3,654 juta/ha dengan total anggaran Rp 5,481 miliar lebih.

Sedangkan untuk program GPPTT padi inbrida di lahan seluas 2.000 hektare dengan biaya Rp 2,96 juta/hektare atau total anggaran Rp 5,92 miliar. 

Berikutnya program GPPTT jagung untuk lahan seluas 500 hektare dengan biaya Rp 2,178 juta/hektare dengan total anggaran Rp 1,089 miliar.

Lanjutntya, program optimasi lahan sawah seluas 5.000 hektare besaran biaya Rp 1,2 juta/hectare dengan total anggaran Rp 6 miliar. 

Program rehab jaringan irigasi di lahan seluas 2.000 hektare dengan biaya Rp 1,1 juta/hektare total anggaran Rp 2,2 miliar.

"jadi total keseluruhan anggaran program ini mencapai Rp 31,5 miliar," ujar Hendra.
Dia juga memaparkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang melalui Dinas Pertanian dan Perternakan juga mengalokasikan anggaran pada program yang sama. 

Yakni penanaman jagung di lahan seluas 505 hektare dengan anggaran sebanyak Rp 577,631 juta. 
Dan program optimasi lahan sawah seluas 313 hektare dengan dana sebanyak Rp 1,864 miliar lebih.

Anggaran tersebut juga di tahun berjalan 2015, termasuk pengadaan pupuk dengan nilai Rp 486,86 juta lebih. 

Pengdaan padi unggul seluas 3.000 hektare sebanyak Rp 409,05 juta serta pengadaan obat-obatan pertanian senilai Rp 2,337 miliar lebih.

"Makanya penting pengawalan ini dilakukan, agar tidak terjadi tumpang tindih program. Keluarga petani sejahtera program tercapai," demikian Hendra. (indra/stc)