Suara-Tamiang.com - Kura-kura telah ada di planet bumi sejak sekurangnya 260 juta tahun lalu, namun hingga kini masih banyak kalangan y...
Suara-Tamiang.com - Kura-kura telah ada di planet bumi sejak sekurangnya 260 juta tahun
lalu, namun hingga kini masih banyak kalangan yang terpukau dengan
struktur tulang yang menutupi hampir seluruh bagian dari tubuh
kura-kura. Tak ada hewan lain yang mempunyai tempurung yang tumbuh di
punggungnya seperti halnya kura-kura. Bagaimana spesies ini berevolusi
dengan sumsum tulang belakang yang bentuknya menjadi sangat “aneh”,
terus menjadi pertanyaan.
Kita seringkali tak pernah memikirkan secara mendalam betapa luar
biasanya tempurung kura-kura. Tak seperti hewan-hewan bertempurung
lainnya (batok, cangkang, shell), -reptil tertua di planet bumi
yang masih eksis ini, tak bisa keluar dari tempurungnya karena tempurung
pada kura-kura adalah bagian dari struktur tulang yang keras dan kaku.
Namun, masih banyak yang mengira bahwa di dalam tempurungnya adalah
kumpulan daging dan lemak yang membuat kura-kura begitu lamban bergerak.
Sebenarnya, organ-organ tubuh kura-kura tersusun dengan rapi di dalam
rongga besar tersebut, seperti yang tampak pada gambar berikut.
Bagian dari organ tubuh dalam kura-kura
Inilah yang terjadi saat kura-kura menekuk organ kepala dan ekornya masuk ke dalam tempurungnya.
Bagian dari organ tubuh dalam kura-kura
Inilah yang terjadi saat kura-kura menekuk organ kepala dan ekornya masuk ke dalam tempurungnya.
Bagian Pembentuk Tempurung Kura-Kura
Tempurung kura-kura ini terdiri dari dua bagian dan memiliki
struktur yang kompleks. Bagian atas yang menutupi punggung disebut
karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Karapas dan plastron tersambung pada sisi-sisi kura-kura oleh strukur tulang yang disebut bridges.
Kemudian
setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa
sisik-sisik besar dan keras yang tersusun seperti genting, sementara
lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang tersusun rapat seperti
tempurung.
Tempurung kura-kura terdiri atas 50 tulang dengan tulang rusuk,
tulang bahu dan tulang belakang yang menyatu bersama-sama untuk
membentuk tempurung eksternal yang keras terbuat dari protein berserat
yang disebut keratin. Tempurung yang keras pada kura-kura
mengkompensasikan cara berjalan lambat dan tidak efisien pada kura-kura
yang disebabkan oleh kakinya yang pendek.
Luar biasanya kura-kura memiliki kapasitas untuk meregenerasi tulang
dan tisu keratin yang rusak pada tempurung. Lapisan epidermis di sekitar
bagian yang luka tumbuh di bawah tulang yang mati untuk seterusnya
menggantikan bagian yang rusak. Para peneliti menyebutkan bahwa lewat
proses ini sepertiga tempurung kura-kura dapat tergantikan lewat proses
yang berlangsung selama satu hingga dua tahun.
Berdasarkan hasil penelitian, tempurung kura-kura memberi petunjuk
tentang cara hidupnya. Tempurung yang keras pada kura-kura yang hidup di
darat dan bentuknya yang membulat kubah menyulitkan predator yang ingin
menghancurkan tempurung dengan gigi taringnya. Namun, beberapa spesies
kura-kura di Afrika diketahui memilik tempurung yang lebih lentur dan
datar yang membuatnya mudah bersembunyi diantara batu-batuan.
Dalam golongan keluarga kura-kura, terdapat tiga kelompok yang masuk dalam bangsa ini, yaitu kura-kura (tortoises), penyu (sea turtles), dan labi-labi atau bulus (freshwater turtles). Kura-kura dibedakan lagi menjadi antara kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).
Kura-kura yang hidup di darat memiliki tempurung yang lebih keras
dari sepupunya seperti penyu dan labi-labi yang hidup di air. Tempurung
yang lebih ringan dan fleksibel membantu kura-kura akuatik dan labi-labi
untuk bergerak di air dan berenang dengan laju yang lebih cepat. - Mogabay
Sumber Image: Viralnova