HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Tersangka Pembunuh Anak dan Mantan Istri Ditangkap

Polisi memboyong Iskandar (37) tersangka pembunuh (serambi indonesia)  suara-tamiang.com , MEULABOH -- Aparat kepolisian di Mapolsek K...

Polisi memboyong Iskandar (37) tersangka pembunuh (serambi indonesia) 
suara-tamiang.com, MEULABOH -- Aparat kepolisian di Mapolsek Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (6/5) siang, menangkap Iskandar (37). Warga Gampong Meunasah Ara, Kecamatan Kaway XVI ini diduga kuat sebagai pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan Rosmani (25) dan anaknya, Zahara (3), warga Kutapadang, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh yang ditemukan mengapung di Sungai (Krueng) Mereubo, Rabu lalu dalam kondisi mengenaskan.

Iskandar merupakan mantan suami Rosmani. Jadi, tidak lagi berstatus suami, seperti diberitakan Serambi kemarin. Ia sebetulnya sudah diamankan polisi di Mapolsek Kaway XVI dua jam setelah jasad Rosmani dan Zahara ditemukan jadi mayat sekitar pukul 10.00 WIB hari Rabu.

Namun, tersangka baru mengaku pada Kamis (7/5) sekitar pukul 04.00 WIB bahwa dialah yang membunuh anak kandung dan mantan istrinya itu, setelah diperiksa polisi secara maraton.

“Awalnya tersangka kita amankan dari rumahnya untuk dimintai keterangan karena berdasarkan seluruh bukti yang kami kumpulkan pelakunya mengarah kepada mantan suami korban,” kata Kapolres Aceh Barat, AKBP Faisal Rivai SIK melalui Kapolsek Kaway XVI, Ipda Riski Andrian kepada sejumlah wartawan, Kamis sore.

Ipda Riski menjelaskan, dugaan kuat mengarah ke Iskandar sebagai pelaku justru setelah polisi mengumpulkan keterangan dari para saksi di sekitar lokasi dibuangnya kedua jenazah korban, yakni di kawasan Jembatan Keudee Aron, Kecamatan Kaway XVI, pada Minggu (3/5) malam seusai kedua korban dibunuh.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, tersangka Iskandar mengaku membunuh mantan istrinya itu pada Minggu (3/5) sekitar pukul 21.30 WIB di dalam mobil pikap yang ia kemudikan.

Caranya adalah dengan mencekik leher korban di lintasan Meulaboh-Tutut, kawasan Gampong Marek, Kecamatan Kaway XVI, setelah diajak jalan-jalan naik pikap yang dibawa tersangka dari Meulaboh.

Seusai membunuh istrinya, Iskandar juga nekat membunuh anak kandungnya, Zahara, dengan cara mencekik leher balita itu saat mendadak terbangun seusai tersangka membunuh Rosmani. Ia habisi nyawa anaknya karena tak ingin ada saksi yang mengetahui perbuatannya mencekik sang mantan istri.

Seusai membunuh kedua korban, Iskandar pun membawa kedua jasad orang-orang terdekatnya itu ke jembatan di Keudee Aron, Kecamatan Kaway XVI. Sebelum dibuang, kedua tubuh korban dia taruh pemberat berupa batu koral yang diikat menggunakan kawat. Setelah itu satu per satu dia buang ke sungai.

Dari pinggir sungai itu, Iskandar memacu laju pikapnya, lalu kembali ke rumah istrinya. Seolah tak terjadi apa-apa. Menurut Kapolsek Ipda Riski Andrian, polisi sudah menyita sejumlah barang bukti. Di antaranya satu unit mobil pikap jenis Toyota Kijang, satu unit handphone, serta sejumlah pakaian yang diduga milik kedua korban.

Apa motif kasus ini sebetulnya? Masih diselidiki polisi. “Diduga kuat ada persoalan pribadi antara korban dan pelaku,” katanya. Seperti diberitakan kemarin, Rosmani (25) bersama anaknya Zahara (3), warga Gampong Kutapadang, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Rabu (6/5) sekitar pukul 08.00 WIB ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi mengapung di Sungai Meureubo, kawasan Gampong Pasi Teungoh, Kecamatan Kawai XVI.

Saat ditemukan, kondisi perempuan itu mengalami luka di tangan kanan dan kepalanya. Bahkan di bagian perutnya ditemukan lilitan kawat.

Sedangkan anak korban, Zahara, ditemukan sekitar tiga kilometer dari lokasi ibunya didapat, tepatnya di kawasan Gampong Meunasah Buloh, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat. Di bagian dadanya terdapat pemberat yang diikatkan menggunakan kain.


Polisi menduga, saat dibunuh balita malang itu masih hidup dan jasadnya dibuang pelaku ke sungai. Kedua jenazah ini ditemukan terpisah oleh warga Gampong Meunasah Buloh dan Pasi Teungoh saat mengapung di aliran Krueng Meureubo. (edi/serambinews)