HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Puluhan Ton Kedelai Terancam Tak Laku Dijual

Foto : Ilustrasi kedelai  suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Pasca-merebaknya isu benih kedelai oplosan di Kecamatan Rantau, kini berda...

Foto : Ilustrasi kedelai 
suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Pasca-merebaknya isu benih kedelai oplosan di Kecamatan Rantau, kini berdampak pada sulitnya penjualan hasil panen kacang kedelai milik salah satu kelompok tani (koptan) di Desa Bandung Jaya, Kecamatan Manyak Payed, yang sebelumnya mendapatkan benih kedelai bantuan dari Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Tamiang secara bersamaan.

Akibatnya, puluhan ton kacang kedelai yang telah dipanen koptan tersebut terancam tidak laku dijual di tingkat agen pengepul.

"Gara-gara isu benih kedelai oplosan, hasil panen kami sekitar 42 ton tidak laku dijual ke agen penampung," kata Ketua Koptan Daya Mandiri, Adi Pranoto, kemarin di kantor Dinas Pertanian.

Sebelumnya dugaan benih kedelai oplosan telah dilaporkan Ketua KTNA Aceh Tamiang ke Komisi B DPRK Aceh Tamiang berdasarkan klipingan koran dari sejumlah media yang pernah mengangkat persoalan tersebut.

Adi menuturkan, dirinya sengaja datang ke Dinas Pertanian dan Peter-nakan Aceh Tamiang dengan membawa sampel kacang kedelai hasil panen, untuk bukti kepada pihak dinas bahwa kedelai mereka yang ditanam dari benih bantuan tidak laku dijual, sekaitan menyebarnya isu benih oplosan.

Adi yang mewakili kelompoknya tersebut berharap dinas terkait dapat memberi solusi dan bersedia menampung hasil panen mereka. Sebab pihaknya mengaku bakal merugi ketika kedelai sebanyak itu tidak laku dijual.

Menurut Adi, sekitar 30 hektare lahan kedelai di Bandung Jaya sudah selesai dipanen dengan hasil produksi memuaskan.

Namun diakuinya, ada juga sebagian tanaman kedelai pertumbuhanya kurang bagus, faktor musim kemarau berkepanjangan yang membuat lahan kering kerontang.

Ironisnya, tanaman tidak subur justru dikonotasikan karna benih kedelai oplosan yang tidak bersertifikat seperti terjadi di Kecamatan Rantau, baru-baru ini.

Sehingga muncul persepsi negatif di kalangan agen pengepul, yang lalu enggan membeli hasil panen kelompok mereka.

"Tanaman tidak tumbuh bukan karena benih oplosan, tapi disebabkan pengaruh cuaca panas," jelasnya.
Disebutkan, bila hasil panen kedelai dijual di luar penampungan, tentu harganya jauh lebih murah.

Saat ini harga kedelai di tingkat agen pengepul berkisar Rp 10.000/kg, sedangkan jika dijual kepada pengusaha tempe/kedai harganya turun separuh, yakni Rp 5.000/kg.

"Penjualan kedelai di luar penampungan hanya sebatas untuk dikonsumsi. Sementara penjualan di agen penampung, kedelai bisa ditangkarkan kembali untuk dijadikan sebagai cikal bakal benih, sehingga bisa membantu pemda mendapatkan pasokan benih lokal untuk disalurkan kepada kelompok tani di masa tanam berikutnya," paparnya.

Terpisah, salah satu agen penampung kedelai di Aceh Tamiang, Erwinsyah, saat dimintai keterangan membenarkan adanya hal itu.

"Benar, sejak merebaknya isu benih kedelai oplosan, saya sebagai agen penampung kedelai jadi tidak berani membeli hasil panen milik kelompok tani, salah satunya dari Desa Badung Jaya," ungkap Erwin.

Kabid Produksi dan Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian dan Peternakan Aceh Tamiang, Fatimah Hanum, mewakili kepala Dinas Ir Fuadi saat dikonfirmasi mengaku belum mendapat informasi tentang tidak lakunya kacang kedelai milik kelompok tani tersebut.

"Tapi jika ada kelompok tani mengeluhkan hal itu ke dinas, kami akan berupaya membantu untuk mencarikan solusi," katanya.

Sementara Ketua KTNA Aceh Tamiang Hendra Vramenia saat disinggung mengenai hal itu, menyatakan siap membantu kelompok tani mencari solusi agar kedelainya laku terjual dengan harga pasar saat ini.

"Kami menyarankan kepada kelompok tani yang bersangkutan untuk datang ke sekretariat KTNA di Karang Baru, menceritakan duduk persoalan.

Jika diperlukan kami akan bekerjasama dengan Bulog untuk menampung hasil panen kelompok tani agar tidak menjadi sia-sia," ujarnya.

Sedangkan Ketua KTNA Kecamatan Manyak Payed, Wayan menjelaskan, ada sekitar 40 ton kacang kedelai milik Kelompok Tani Daya Mandiri Bandung Jaya belum ada penampung baik dari agen maupun pihak dinas.

Namun 10 ton kedelai yang sudah dijemur di penangkaran rencananya akan ditampung oleh Dinas Pertanian. Sedangkan sisanya belum tahu apakah pihak dinas mau atau tidak."Jika tidak ada solusi lain, kemungkinan akan kami jual ke kabupaten lain," ujar Wayan. (dede/stc)