HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Lahan Pertanian Warga Program Translok Alue Punti Terlantar

Foto : Ilustrasi (tribunews.com) suara-tamiang.com , KARANG BARU -- Terlantarnya seluas 40 Haktare Lahan Pertanian Warga Transmigrasi L...

Foto : Ilustrasi (tribunews.com)
suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Terlantarnya seluas 40 Haktare Lahan Pertanian Warga Transmigrasi Lokal Alue Punti Kampung Paya Tampah Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang perlu penanganan serius oleh Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Provinsi Aceh.

Program Translok Alue Punti tidak terlaksana sebagaimana mestinya, program tersebut telah menelan anggaran miliyaran rupiah, sebut salah seorang warga Translok yang tidak mau disebutkan namanya kepada STC yang turun ke lokasi Translok di Alue Punti Paya Tampah Rabu (06/5).

Programnya kami selaku warga translok selain mendapat rumah juga dilengkapi dengan sarana dan prasarana dan insprastruktur penunjang lainnya, seperti lahan pertanian “ lihat saja sendiri lahan pertanian kami saja, tidak jelas masih seperti hutan, tidak ada pembersihan lahan, yang dijanjikan, bagaimana kami bisa bertani ataupun berladang disana sini masih banyak tunggol kayunya”, tuding warga serta menambahkan jangan jangan lahan pertanian kami ini hanya nyayian masa usulan program.

Sepengetahuan kami, ungkap warga tadi, pembersihan lokasi translok ini memang sudah pernah dilakukan, hanya sekitar lebih kurang 6 Hektar itupun hanya untu lokasi pembangunan rumah dan halamannya, sedangkan lahan pertanian lebih kurang 34 hektar lagi masih seperti hutan, tidak mungkin kami bercocok tanam ditempat itu, sebut warga.

Datok Penghulu Kampung Paya Tampah Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Azaruddin, yang dijumpai STC Rabu (06/5) dikantornya, membenarkan lahan pertanian warga Translok Alue Punti masih semak belukar, tidak mungkin warga bercocok tanam jika lahan masih banyak tunggul kayunya.

Lokasi translok ini awalnya sudah pernah dibuka seluas 40 ha, tapi yang opnimal hanya sekitar 6 ha, kami tidak mungkin mengerjakan ini secara gotongroyong sementara anggarannya ada, hanya 6 ha yang sudah layak pakai itupun hanya untuk lokasi perumahan dan sarana lainnya bukan untuk lahan pertanian, sebut Datok yang akrab disapa Datok Nanang.

Dijelaskan Datok Nanang, saat ini warga translok masih mendapat Jadup oleh pemerintah, tapi itu sampai kapan, bagaimana jika nanti pemerintah memberhentikan Jadup kepada warga dari mana mereka mendapatkan uang sementara lahan pertanian masih belum bisa digarap, kita khawatirkan warga akan keluar untuk mengais razeki karena di lokasi translok tidak bisa mencari razeki sebagai petani tidak mau tinggal disini.

Untuk itu Datok Penghulu dan warga Translok Rekanan mengharapkan pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Provinsi Aceh, dapat menindak kontraktor pelaksana, yang meninggalkan tangungjawabnya selaku pelaksana.

Sementara itu pada hari yang sama Kabid Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Kabupaten Aceh Tamiang Tantawi Nawawi, membenarkan 40 warga Translok Alue Punti telah resmi menempati rumah dilokasi translok Alue Punti, masalah kegiatan tersebut pihaknya hanya sebatas koordinasi dengan UPTD Alue Punti Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk)  Provinsi Aceh, tidak ada kegiatan apapun yang ada kami lakukan ya hanya sebatas koordinasi saja.


UPTD Alue Punti Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Aceh Fitriadi yang dihubungi melalui telepon selularnya tidak diangkat begitupun dengan penanggungjawab pelaksana PT FIFA Perdana Suheili melalui selularnya juga tidak berhasil. (Saiful Alam, SE/STC).