Foto : gps/ilustrasi suara-tamiang.com, ACEH TAMIANG -- Para datok penghulu (kepala desa) di Kabupaten Aceh Tamiang, khususnya yang d...
 |
| Foto : gps/ilustrasi |
"Para datok diminta dapat menjaga hutan dan dapat melaporkan perihal yang terjadi dalam kawasan hutan, ketika terjadi perambahan hutan maupun ada pihak yang mengklaim memiliki lahan di kawasan hutan negara.
Jika sudah mahir melihat titik koordinat dari GPS, tentunya datok penghulu dapat melakukan koordinasi dengan pihak Dishutbun untuk menghindari tudingan terlibat dalam penjualan lahan hutan," kata Sofia Andriani SP MSi, Kabid Plonologi Dishutbun Aceh Tamiang yang menjadi pemateri dalam acara sosialisasi penataan batas kawasan hutan, guna mengantisipasi perambahan hutan dan jual beli tanah dalam kawasan hutan.
Kegiatan selama dua hari, dari tanggal 6 hingga 7 Mei 2015 di gedung SKB Karang Baru, diikuti 30 datok penghulu.
Sofia mengatakan lagi, selama ini sering terjadi perambahan dan jual beli tanah dalam kawasan hutan, sehingga perlu dilakukan sosialisasi kepada para datok penghulu yang desanya berbatasan dengan kawasan hutan.
"Selama ini datok penghulu selalu mengatakan kalau mereka tidak mengetahui secara jelas batas kawasan hutan yang berada dalam lingkungannya.
Sehingga dengan dilakukan sosialisasi ini diharapakan ke depan para pemimpin desa ini dapat menjaga dan mememilihara kawasan hutan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya," jelasnya.
Selain para datok penghulu, acara sosialisasi juga dihadiri Kasie Invetarisasi Dishutbun Aceh Tamiang Agus Rinaldi. Juga menghadirkan pemateri lain Suman Tarigan (Kasie Perizinan) dan Sapri (staf ahli Dishutbun). (dede/stc)
