Ilustrasi/mrmolsumsel.com suara-tamiang.com , JAKARTA - - Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar dan p...
Ilustrasi/mrmolsumsel.com |
suara-tamiang.com, JAKARTA -- Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM)
jenis solar dan premium beberapa waktu lalu. Namun, kenaikan harga tersebut
dinilai dilakukan secara sewenang-wenang ala mafia.
"Ini harga mafia, karena payung hukumnya tidak ada. Kenaikan ini tidak ada izin DPR, semena-mena," kata Direktur Centre for Budget Analysis, Ucok Sky Khadafi saat diskusi Polemik bertajuk "Pusing Pala Rakyat", Sabtu (4/4/2015).
Harga solar dan premium naik Rp 500 per 28 Maret 2015. Solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter. Harga premium di wilayah penugasan menjadi Rp 7.300 per liter dari harga Rp 6.800 per liter. Sementara itu, harga premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) menjadi Rp 7.400 per liter.
Kenaikan harga tersebut, menurut Ucok, memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Sementara, kebijakan "kartu sakti" Jokowi yang selama ini menjadi modal kampanye saat Pemilu Presiden 2014 seakan tak bertaring.
"Jadi ini bukan pusing saja pala rakyat tapi sudah pecah. Sekarang kita minta Jokowi keluarkan kartu rakyat atau kartu mampus," katanya. (kompas.com)
"Ini harga mafia, karena payung hukumnya tidak ada. Kenaikan ini tidak ada izin DPR, semena-mena," kata Direktur Centre for Budget Analysis, Ucok Sky Khadafi saat diskusi Polemik bertajuk "Pusing Pala Rakyat", Sabtu (4/4/2015).
Harga solar dan premium naik Rp 500 per 28 Maret 2015. Solar naik menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.400 per liter. Harga premium di wilayah penugasan menjadi Rp 7.300 per liter dari harga Rp 6.800 per liter. Sementara itu, harga premium untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) menjadi Rp 7.400 per liter.
Kenaikan harga tersebut, menurut Ucok, memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Sementara, kebijakan "kartu sakti" Jokowi yang selama ini menjadi modal kampanye saat Pemilu Presiden 2014 seakan tak bertaring.
"Jadi ini bukan pusing saja pala rakyat tapi sudah pecah. Sekarang kita minta Jokowi keluarkan kartu rakyat atau kartu mampus," katanya. (kompas.com)