HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Pendamping Teknis Ujung Tombak Berhasilnya Penerima Manfaat CSR

Oleh : SAIFUL ALAM, SE   Bentuk kesadaran dan kepedulian dalam pengembangan potensi lokal, ekonomi,sosial dan lingkungan untuk mendukung p...

Oleh : SAIFUL ALAM, SE
 
Bentuk kesadaran dan kepedulian dalam pengembangan potensi lokal, ekonomi,sosial dan lingkungan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SustainableDevelopment) serta mewujudkan kehidupan harmonis antara Perusahaan denganmasyarakat di sekitar daerah operasi perusahaan yang sejalan dengan komitmenPerusahaan untuk tumbuh bersama lingkungan dalam menciptakan masyarakat yangmandiri dalam mendukung pencapaian Miliennium Development Goals (MDGs) diKabupaten Aceh Tamiang
PT pertamina EP FieldRantau sebagai salah satu Perusahaan yang beroperasi diKabupaten Aceh Tamiang, merasa turut bertanggungjawab secara etisitas kemiskinanyang terjadi di sekitar daerah operasinya, hal itu terungkap pada kegiatan Media Edukasi Industri Hulu Migas PT Pertamina EPField Rantau dan EP Field Pangkalan Susu pada Rabu, tanggal 25-26 Maret 2015 lalu.


Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) PTPertamina Ep Field Rantau tidak didasarkan pada rasa belas kasihan atau sebagai tindakan reaktifatas ketidak puasan masyarakat  yangmenuntut perusahaan untuk meneteskan aliran dananya untuk membantu kehidupan masyarakat sekitar operasi Perusahaan, meskipun faktanya masih ada terjadi gangguan bagiPerusahaan. Dengan kesadaran penuh,PT Pertamina EP Field Rantau meyakini bahwa tindakan kepedulian yang  dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan memberikan dampak positif bagi Perusahaan baik yang bersif attangible maupun intangible.


Pembangunan Sosial kemasyarakatan bersifat multidimensional mencakup aspek sosiokultural,politik, ekonomi, lingkungan, spiritual  dan lainnya. Dalam kerja pemberdayaan tidak semua aspek tersebutbisadilakukan secara simultan, akan tetapi pelaku pemberdayaan harus mencantumkan skala prioritas berdasarkan hasil penjajakan kebutuhan yang  dilakukan secara partisipatif melalui serangkaian kegiatan pemetaansocial dengan tidak saja melibatkan masyarakat, tetapi juga pemangku kepentingan lainnya seperti Pemerintah daerah setempat dengan maskud untuk mengindentifikasi kebijakan atauprogram yang telah dirancang bersama, sehingga tidak terjadi duplikasi atau tumpang tindihprogram, terlebih lagi bila mengacu terhadap Qanun Tanggungjawab Sosial yang telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah setempat.


Dalam proses pemetaansocial dan penjajakan kebutuhan, PT Pertamina EP Field Rantau berprinsip bahwa rumusan program yang dihasilkan harus mengacu kepada lima hal yang bersifat mendasar, yaitu: Berbasis pada Sumber Daya Lokal, Berbasis pada masyarakat, Berorientasi pada pemberdayaan ekonomi, Diutamakan program yang sustainable(berkelnajutan), disusun berdasarkan perencanaan partisipatif.


Mengingat Undang Undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal serta Undang undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas,yang mengamanahkan agar perusahaan selain bertanggungjawab untuk mendatangkan keuntungan bagi pemegang saham,juga bertanggungjawab secara moral, etika dan filantropik kepada pihak lain, maka manajemenPT pertamina EP Field  Rantau membuat kebijakan untuk mendukung pembangunan daerah setempat melalui pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.


Dukungan tersebut diberikan sesuai prinsip bahwa orientasiPerusahaan tidak semata mata pada keuntungan (profit) tetapi juga kepada masyarakat (people) dan lingkungan (planet) atau biasa dikenal dengan istilah“Triple Bottom line. ManajemenPT Pertamina EP Field Rantau inginagar masyarakat tumbuh bersama denganPerusahaan. Kemajuan yangdialami Perusahaan juga harus membawa kemashalahatan bagi masyarakatdi sekitar Perusahaan. Dengan demikian konsepCSR yang diusung adalah memberikan dukungan bagi upaya pembangunan berkelanjutan.


Untuk itu pelaksanaanprogram pemberdayaan masyarakatyang dilakukan PT Pertamina EP Field Rantau tidak sebatas diberikan lalu ditinggalkan,namun dengan system berkelanjutan dan membangkitkan keswadayaan masyarakat sebagai salah satumodal utama masyarakat untuk mandiri. Upaya untuk kemandirian masyarakat binaannnyaPT Pertamina EP Field Rantau selain memberikan modal, sarana dan parasaranaprogram pemberdayaan, juga memberikan pendampingan kepada masyarkat penerima manfaat.


Pendampingan terhadap masyarakat binaannya iniPT Pertamina Ep Field Rantau bekerjasama dengan lembaga pendampinganyang berkompeten dan instansi pemerintah terkait, karena strategi dimaksud selaras dengan tujuan MDGs, yaitu membangun kemitraanglobal untuk upaya penanggulangan kemiskinan.


Upaya pemberdayaan masyarakat dilakukan simultan dengan pembangunan manusia dan kelembagaannya maka untuk itu pendampinganyang dilakukan adalah pendampingan teknis dan pendampingan penguatan modal social masyarakat,seperti semangat gotongroyong dan musyawarah mufakat, penguatan niat dan motivasi berkelompok,manajemen kelompok,administrasi umum dan administrasi keuangan, analisa usaha, proposal usaha, membangun jaringan usaha dan advokasi kebijakan dan anggaran kepemerintah.


Strategi dimaksud dapat menciptakan potensi kemandirian masyarakat, sehingga program yangdinisiasi Perusahaan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan dapat terlihatdalam eksisnya suatuprogram, tidak mati di tengah jalan dengan tetap melakukanmonitoring dan evaluasi untuk dijadikan dasar perbaikan perbaikan yang dilakukan untuk kemajuanprogram pemberdayaan yang diterima oleh masyarakat penerima manfaat.


Selain hal tersebutdi atas, pengembangan program CSRyang diterima masyarakat penerima manfaat didukung juga oleh publikasi dan liputanmedia yang menjadi salah satu system yang dapat membesarkan dan motivasi bagi kelompok penerima manfaat maupun Perusahaan pemberi program untuk dapat terus memberikan hasil terbaik.


Program CSR tidak selayaknya dilakukan berdasarkan jumlah program yang digulirkan melaikan sejauh mana program tersebut dilaksanakan berdasarka system mulai dari perencanaanyang baik sampai dengan monitoring evaluasi dan pelaporan serta publikasi dan system yang diterapkan juga dari hulu hingga hilir.


Hal ini menurut penulis yang dapat membuat suatuprogram pemberdayaan masyarakat dapat bertahan sehingga masyarakat penerima manfaatnya dapat menuju kepada masayarakat yang mandiri. Namun bila program yang dilakukan tidak dilakukan dengan system pendampingan teknis maupun penguatan kelompok, akan berpotensi program dimaksud tidak berhasil bahkan hilang dalam waktu singkat.*****