HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Jangan Hilangkan Nama ”Zawiyah Cot Kala” dalam Alih Status IAIN Langsa

suara-tamiang.com , LANGSA -- Tidak satupun bukti sejarah yang masih tertinggal di bumi Serambi Mekah ini, dari peradaban Hindu hingga Ke...

suara-tamiang.com, LANGSA -- Tidak satupun bukti sejarah yang masih tertinggal di bumi Serambi Mekah ini, dari peradaban Hindu hingga Kejayaan Kerajaan Aceh di masa Iskandar Muda hilang tak berbekas, begitupun nasib nama “Zawiyah Cot Kala” yang juga terancam raib.


Dalam alih status STAIN Langsa, hal ini sangat di sayangkan dan sangat mengecewakan berbagai pihak. Karena sejarah  yang sudah ditabalkan begitu lama dan sudah menjadi bagian dari sejarah bangsa harus hilang begitu saja tanpa ada upaya yang sungguh-sungguh dilakukan untuk pengembalian nama tersebut.  Hal itu disampaikan Fitriani Harun.S.Pd.I mantan Presiden Mahasiswa STAIN Cot Kala Langsa da Ketua LINA Aceh Timur dalam relisnya yang terima ST Rabu (29/4).


Berbagai kritikan, masukan dan permintaan untuk pengembalian nama tersebut sepertinya  akan berlalu begitu saja tulis Fitri, sampai saat ini belum ada kejelasan informasi dari pimpinan kampus tentang progres atau perkembangan mengenai pengembalian nama “Zawiyah Cot Kala” di belakang IAIN Langsa. Saya menilai Rektor tidak peduli dengan persoalan sejarah. Ini sangat ironi, dimana sebuah perguruan tinggi Islam yang menjadi harapan untuk menjaga dan merawat peradaban. Justeru tidak melihat persoalan sejarah itu penting.

Masih jelas dalam ingatan kita dipenghujung tahun 2014 yang lalu, Pimpinan kampus ini membuat acara launching IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. Dengan Launching IAIN Langsa menjadi IAIN Zawiyah Cot Kala lebih kepada tindakan menyesatkan sejarah (distorsi) dan membingungkan semua pihak, baik alumni dan masyarakat. Tindakan pimpinan kampus IAIN Langsa tersebut sepertinya  sengaja membuat persoalan ini semakin tidak jelas dan inkonsistensi. Ini adalah bentuk kegamangan pimpinan kampus, mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan masalah baru. Dan membentuk pola pikir masyarakat seolah-olah nama “zawiyah Cot Kala” telah dikembalikan. Padahal nama tersebut belum tercantum di belakang IAIN Langsa. Sebagai seorang pimpinan perguruan tinggi Islam harus arif dan penuh kebijaksanaan dalam menyelesaikan masalah dan bukan menciptakan masalah baru yang berujung pada ketidak pastian dan menyesatkan. 


Jika seperti ini keputusan seorang pimpinan, maka akan banyak persoalan yang akan terjadi dalam mengelola sebuah lembaga pendidikan dimasa depan. Perlu diingat bahwa perguruan tinggi itu lembaga pembentukan kharakter generasi bangsa dan bukan lembaga politik layaknya partai politik.

Bertahun-tahun perguruan tinggi ini memakai nama ”zawiyah Cot Kala”. Para pendahulu atau para pendiri menjaga dan mempertahankan nama ini tetap ada. Bahkan dari proses peningkatan status dari swasta menjadi perguruan tinggi Negeri nama “Zawiyah Cot Kala” tetap tercantum. Tapi mengapa ketika lembaga ini dialihkan statusnya menjadi IAIN, nama “zawiyah Cot Kala “ hilang dan tidak dicantumkan lagi. Apakah ini suatu upaya mengkerdilkan usaha para pendahulu, atau pimpinan kampus ingin membuat sejarah baru yang dirinya menjadi tokoh pembaharu. Manghancurkan peradaban lama dan membangun peradaban baru yang dirinya menjadi pembuat sejarah. Sehingga yang terlihat agung dan berprestasi hanya dirinya, sementara pendiri yang telah berjuang untuk membesarkan nama “zawiyah Cot Kala” menjadi puing-puing sejarah dan terkubur dalam waktu. Jika benar seperti ini, maka tindakan tersebut sungguh tidak terpuji dan menyesatkan, timpal Fitri yang akrab denfan wartawan.

Saya meminta Rektor IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa untuk memperjelas nama “Zawiyah Cot Kala” Langsa. Perlu diingat dengan hilangnya nama tersebut sama halnya menghilangkan sejarah Aceh dan sejarah peradaban bangsa Indonesia dan juga telah membuat 6000 alumni kehilangan almamater nya. Hargailah sejarah dan hargailah almamater orang lain. Jangan karena untuk mengejar kekuasaan menjadi seorang pimpinan melupakan sejarah dan menyesatkan banyak orang dengan menyulap IAIN Langsa menjadi IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. Ini menyesatkan dan tidak terpuji memutar balikkan fakta adalah suatu kejahatan publik, apalagi berani mempertontonkan dihadapan publik. Kita harapkan Rektor IAIN Langsa cepat siuman dan berfikir positif, jagalah sejarah itu dengan sebaik-baiknya dan jangan pernah berfikir untuk memodifikasi sejarah, apalagi untuk mengkaburkannya. Karena tindakan itu berdosa, baik dengan Allah SWT dan juga dengan masyarakat Aceh dan Indonesia.

Dan Fitri juga meminta kepada seluruh alumni dan masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya agar terus mengawasi dan mempertanyakan secara terus menerus tentang hilangnya nama “zawiyah Cot Kala” di belakang IAIN Langsa. Jika tidak mampu mempertahankan sejarah, maka mundur saja dari jabatan Rektor. Karena jabatan itu amanah dan punya tanggung jawab. Bukan hanya  sekedar menjabat tetapi harus memikirkan bagaimana sejarah lembaga dapat dipertahankan. Ini justru sejarah hilang ditangan kepemimpinannya. Sungguh sebuah perilaku tidak terpuji dan menyesatkan. Laksana pepatah orang tua “Lagea Bue droep daruet” sibuk mengejar yang baru tapi yang di genggaman dilepaskan. (Saiful Alam.SE/STC).