suara-tamiang.com , KARANG BARU -- Diduga akibat bibit kedelai oplosan yang diterima oleh kelompok tani, dipastikan program kedelai di A...
suara-tamiang.com, KARANG BARU -- Diduga akibat bibit kedelai oplosan yang diterima oleh kelompok
tani, dipastikan program kedelai di Aceh Tamiang terancam gagal. Pasalnya, dari
115 haktare lahan pertanian warga yang ditanam kedelai di Kampung Ingin Jaya
Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2015 hanya 30 persen
berhasil tumbuh dengan baik sedangkan sisanya mengalami pertumbuhan yang tidak
baik (kerdil).
Sementara menurut informasi tentang bibit kedelai tersebut sudah
mengalami tiga kali penolakan oleh kelompok tani. Namun, akibat masa tanaman
sudah habis kelompok tani terpaksa menerima dan menanamnya.
Seperti halnya data yang diperoleh di lokasi Kelompok Tani
Bersama dan Kelompok Tani Keluarga, masa tanam sama dan perawatan yang sama.
Namun terlihat sebagian kedelai dengan umur tanam dua bulan kurang tiga hari
tumbuh subur dengan tinggi sekitar 50 cm dalam kondisi berbunga. Sedangkan
sebelahnya, tanaman kedelai dengan umur tanam dua bulan, hanya tumbuh kerdil
dengan ketinggian tanaman sekitar 20 centimeter bahkan kondisinya sudah
berbuah.
Ketua Kelompok Tani Bersama, Kasan didampingi Ketua Kelompok
Tani Keluarga Saharuddin kepada wartawan, Senin (13/4) mengatakan, dibandingkan
tahun lalu kondisi tanaman kedelai sangat jauh berbeda.
"Pada tahun 2014 kondisi tanaman kedelai pertumbuhannya
sama, tidak ada yang kerdil. Hal itu karena bibit kedelai yang diberikan kepada
petani bagus. Pada tahun 2015 ini, kondisi bibit ada yang hitam dan busuk
bahkan ada juga bercampur dengan jagung. Bibitnya banyak yang jelek daripada
yang bagus,” jelas Kasan.
Sementara itu Kelompok Tani Bersama dengan luas lahan 30 ha
bantuan bibit sebanyak 1,5 ton, sedangkan untuk Kelompok Tani Keluarga dengan
luas tanam 20 Ha bibit yang diberikan sebanyak satu ton. “Jumlah Kelompok
Tani di Desa Ingin Jaya sebanyak enam kelompok dengan luas tanam seluas 115 Ha
serta kebutuhan bibit kedelai sebanyak 5,75 ton,” ujarnya.
Dari luas tersebut, pertumbuhan kacang kedelai yang hidup
sekitar 40 persen sisanya tidak tumbuh kendati petani sudah menyisipnya dan
menajuk kembali benih kedelai namun tetap tidak mau tumbuh. “Untuk Kelompok
Tani Keluarga dari luas tanam 20 ha hanya 10 persen yang tumbuh dnegan baik,”
ujarnya.
Ditambahkan, tiga tahun lalu bibit kedelai kelompok tani yang
beli, tapi sekarang yang beli Dinas Pertanian. “Dana APBN masuk ke kelompok
tani, selanjutnya kelompok tani diperintah buka rekening, setelah uang masuk
diperintah tarik dan uang dikirim ke distributor penyedia bibit yang sudah
ditunjuk dinas,” ujarnya.
Kepala Bidang Produksi Dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian
dan Pertenakan Kabupaten Aceh Tamiang Fatimah Hanum kepada wartawan mengaku,
bibit kedelai yang ditanami petani bukan bibit oplosan melainkan berasal dari
penangkar benih kedelai petani Kecamatan Bandar Pusaka dan sudah melalui uji
benih di Banda Aceh. (ERW/andalas)