HIDE

GRID

GRID_STYLE

Post Snippets

FALSE

Hover Effects

TRUE
{fbt_classic_header}

Breaking News:

latest

Berantas Narkoba, Polisi dan WH Seharusnya Kerja Sama

Foto : Ilustrasi  suara-tamiang.com, BANDA ACEH -- Terbongkarnya pabrik sabu di Desa Lubuk Damar, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, Jum...

Foto : Ilustrasi 
suara-tamiang.com, BANDA ACEH -- Terbongkarnya pabrik sabu di Desa Lubuk Damar, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, Jumat (24/4/2015) jelas menggemparkan masyarakat Aceh. Hal ini menandakan bahwa Aceh bukan sekedar daerah penghasil ganja, namun juga sudah menjadi produsen sabu. 

Maka dari itu, kerja sama antar semua instansi penegak hukum dibutuhkan untuk menekan laju perkembangan narkoba di Aceh.

“Kita ini sudah darurat narkoba, sudah gawat. Seharusnya penegak hukum saling bekerja sama berantas narkoba, seperti polisi dan WH,” ujar Didi lewat sambungan telepon, pada program Cakrawala di Radio SerambiFM 90,2 Mhz, Senin (27/4/2015) pagi.

Dia mengatakan, Hubungan baik antara polisi dan Wilayatul Hisbah sangatlah penting, karena keduanya punya target operasi yang sama. “Karena bisa jadi apa yang dicari polisi itu ada di tempat razia WH,” imbuhnya.

Dia yakin, kolaborasi antara polisi dan WH akan sangat efektif dalam menghentikan laju narkoba. “Polisi bisa ikut dalam razia yang dilakukan WH ketika memberantas maksiat seperti ke salon atau razia prostitusi. Narkoba itu tak bisa dipisahkan dari ‘dunia malam’, jadi jangan jalan sendiri-sendiri,” jelasnya.

Hal lain diutarakan Anwar, warga Sabang ini mengatakan narkoba terus berkembang memunculkan varian baru, termasuk dari jenis tumbuhan. 

“Sampai buah kecubung pun bikin teler, jadi kita berharap banyak pada pihak kepolisian agar yang melanggar ini dapat ditindak tegas,” kata dia.

Dalam Program Cakrawala yang berlangsung selama 1 jam itu, tim mengupas Salam Serambi edisi Senin, 27 April 2015 yang bertajuk “Gawat, Pabrik Sabu pun Sudah Ada di Aceh”. 

Program yang dikemas secara interaktif itu dipandu Host Nico Firza dan menghadirkan Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika.

Yarmen mengatakan, temuan tersebut mencengangkan, sehingga layak diangkat dan didiskusikan. “Aceh memang sudah lama diidentikkan sebagai daerah penghasil ganja. 

Namun, ditemukannya pabrik sabu di Aceh benar-benar mengejutkan, dan menandakan bahwa kita sudah dalam kondisi darurat narkoba,” kata dia, Senin (27/4/2015).

Dia melanjutkan, kasus penemuan pabrik narkoba di Aceh Tamiang ini selanjutnya dibawa ke Jakarta, yang artinya BNN menganggap hal ini serius dan patut dikembangkan. 

“Di samping itu, pemilihan Aceh Tamiang sebagai lokasi pembuatan sabu juga menarik untuk dibahas, yang jelas lokasi ini strategis, menjangkau dua provinsi sekaligus,” ungkapnya.

Yarmen mengatakan, keuntungan dari bisnis sabu menggiurkan, sebesar dampak negatif yang ditimbulkannya. 

“Rumusnya itu, satu kilogram sabu dapat dikonsumsi oleh 4.000 orang. Bayangkan saja, efeknya bisa membuat orang pasif namun juga dapat membuat seseorang agresif, bahkan parahnya lagi menjurus kepada perilaku kanibal,” jelas dia. (serambinews)